"Apa maksud Mas Reza? Apa yang sudah kalian lakukan?" tanya Olivia kemudian.
"Dia adalah pacarku Olivia, perkenalkan namanya Meilin." Reza menunjuk ke arah Meilin sambil tertawa terbahak-bahak. Kondisinya yang mabuk berat membuat Reza tidak bisa mengontrol ucapannya.
"Mas Reza bercanda, kan? Mas Reza pasti ingin mengerjai aku, kan?" tanya Olivia tidak percaya.
Meilin hanya tersenyum melihat kegusaran Olivia.
"Itu tidak benar kan Mbak Meilin?" tanya Olivia begitu serius.
"Jangan panggil aku Mbak, aku bukan saudaramu," ketus Meilin.
"Tapi kita saudara seayah, bukan?"
"Dia hanya ayahmu, bukan ayahku," tekan Meilin pada kalimatnya.
"Oke terserah Mbak Meilin, tapi tolong jauhi Mas Reza!" perintah Olivia.
"Jauhi Reza?" Meilin tersenyum licik. "Pantang bagiku melepaskan lelaki sebelum memiliki dia seutuhnya."
Olivia menggeleng tak percaya.
"Lagipula aku suka bercinta dengannya. Suamimu itu begitu ganas di ranjang."
Sontak saja Olivia langsung menjambak rambut Meilin karena kesal.
"Kau tidak tahu malu ya? Kau mau merebut dia dari adikmu sendiri?" Olivia tampak geram.
"Apa salahnya? Kau bahkan mendengar sendiri apa yang dikatakan Reza tadi. Dia tidak ingin aku pergi karena dia mencintaiku. Hanya cinta padaku," tekan Meilin pada kalimat terakhirnya.
Olivia menggeleng mendengar perkataan Meilin.
"Itu tidak benar, Mas Reza mengatakan semuanya dalam keadaan mabuk bicaranya hanya ngawur saja," bantah Olivia.
"Bodoh! Orang mabuk itu jujur tahu! Kau memang istrinya tapi dirimu tidak berada di hati Reza," ucap Meilin sambil menunjuk dadanya sendiri dengan jari telunjuknya.
"Dasar murahan!" bentak Olivia.
"Hmm, kau mengatakan aku murahan? Tidak salah? Apa bedanya dengan ibumu sendiri?"
"Jangan bawa-bawa nama ibu!" bentak Olivia.
"Kenapa? Malu punya ibu seorang wanita murahan dan rendahan juga pelakor?"
"Meilin!" Bentak Olivia sebab wanita itu semakin membuat dirinya kesal.
"Anggap saja saat ini aku balas dendam padamu. Dulu, ibumu mengambil ayahku dan sekarang aku akan mengambil suamimu, impas, bukan?" Meilin tersenyum licik ke arah Olivia.
"Pergi kamu! Jangan coba-coba menjadi benalu di dalam rumah tanggaku!" Olivia menunjuk ke arah pintu agar Meilen segera keluar dari rumahnya dengan Reza.
Mendengar perkataan Olivia, Meilin yang tadinya ingin pergi mengurungkan niatnya dan malah duduk di samping Reza.
"Kau mau aku pergi atau mau tetap tinggal di sini?" tanyanya pada Reza.
"Aku suka kamu di sini. Jangan pergi nanti aku kangen," ucap Reza manja sambil memegang dagu Meilin lalu mencium wanita tersebut. Meilin melirik ke arah Olivia yang tampak tidak suka.
Meilin memberikan kode dengan matanya pada Olivia seolah ingin mengatakan aku yang menang, meskipun kamu istrinya tetapi aku yang dicintainya.
"Mas Reza, ingat Mas! Yang istri Mas Reza itu Olivia bukan dia! Hanya wanita murahan yang mau merebut suami orang!"
"Ciih nggak ngaca dia terlahir dari seorang ibu seperti apa," gumam Meilin dengan ekspresi sinis.
"Tutup mulutmu Oliv! Dia bukan wanita murahan tapi kamulah yang murahan. Mana ada gadis baik-baik sudah jebol sebelum menikah?!" bentak Reza.
"Mas Reza, itu tidak seperti yang kau pikirkan. Sudah kubilang aku bisa menjelaskan semuanya kalau–"
"Kalau apa? Kalau kamu diperkosa begitu? Basi!" Reza mendorong tubuh Olivia ke belakang.
"Hmm, perempuan kotor berlagak sok suci," ujar Meilin.
"Sudah sayang kita ke kamar saja!" ajak Reza pada Meilin dan perempuan itu tersenyum menang lalu membantu Reza menuju kamar dengan memapah bahu pria tersebut.
"Jangan masuk kamarku!" Olivia berlari ke arah pintu kamar mendahului semuanya dan menghadang Meilin serta Reza di depan pintu.
"Menyingkir!" Reza menghempaskan tangan Olivia. "Ini rumahku bukan rumahmu. Jadi aku bebas membawa siapapun masuk ke dalamnya termasuk ke dalam kamar ini!"
Olivia menghembuskan nafas kasar. Andai saja dia menuruti perkataan ibunya hal ini tidak akan terjadi. Dia pikir jika dirinya meminta mas kawin rumah akan sangat berlebihan apalagi mengingat Wati dan Tomi begitu baik dan tulus dengannya.
Olivia jadi teringat dengan ponsel miliknya yang diberikan oleh Wati seusai Olivia fitting baju pengantin di sebuah butik. Ya ponsel yang digunakan Olivia kemarin untuk menelpon Reza adalah pemberian mertua perempuannya saat tahu Olivia tidak memiliki ponsel.
Hanya saja di dalam ponsel itu hanya tersimpan nomor telepon kedua mertuanya dan ibunya sendiri. Kontak teman-temannya ada di ponsel lama yang sudah dijual oleh Marisa dan tidak ada satupun yang Olivia hafal selain kontak teman karibnya. Namun, sahabat terbaiknya itu sudah berganti nomor dan putus kontak dengan Olivia.
"Mama, aku akan telepon mama jika kalian nekat masuk!" ancam Olivia saat mereka sudah sampai di tepi ranjang.
"Kau mengancamku hah?!"
"Ya, karena aku tidak suka kalian melakukan hal tidak senonoh di dalam kamarku."
"Dasar perempuan munafik, sok suci kamu. Kau lupa kau sendiri adalah anak zina!"
"Anak Zina?" Reza bertanya sambil mengerutkan dahinya.
"Ya ayahku menikahi ibunya karena hamil duluan."
"Wah, wah, wah, begitu toh ceritanya. Pantas saja dia juga suka berzina," timpal Reza membuat Olivia mengepalkan kedua tangannya karena geram.
"Auw dia mau memukulku Rez," lapor Meilin membuat Reza murka saat melihat Olivia hampir saja melemparkan bogeman ke arah Meilin.
Reza langsung menangkap tangan Olivia dan memelintirnya.
"Auw lepas Mas, sakit!" Olivia tampak meringis.
"Kalau kamu berani menyakiti dia maka aku tidak akan segan-segan menghancurkan diri dan keluargamu. Nenekmu yang sudah tua renta itu aku pastikan langsung terkena serangan jantung," ancam Reza membuat Meilin tersenyum menang untuk sekali lagi.
"Rasakan karmamu," batin perempuan itu dengan tatapan kebencian.
"Aaaakh!" Olivia hanya bisa meninju udara.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tatya Faza
jijik banget deh sama kelakuan reza meilin...
2022-12-17
1