Mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar.
"Kamu mandi sana dulu!" perintah Olivia.
"Kamu saja dulu Mas, aku mau mengambil baju dulu yang ketinggalan di mobil."
"Tidak perlu, sebentar biar saya telepon Pak sopir untuk kembali dan bibi juga buat nganterin koper kita ke sini," ujar Reza.
"Kamu mandilah! Di dalam kamar mandi sepertinya mama sudah menyiapkan handuk kimono di gantungan!" perintah Reza lagi.
"Baiklah," ucap Olivia pasrah dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Reza hanya duduk bersandar pada ranjang sambil memperhatikan gerakkan sang istri yang begitu lincah. Lalu menelpon pembantu rumah yang sengaja dipindahkan ke rumah barunya ini untuk membawakan koper Reza dan juga milik Olivia.
"Ah rasanya lelah banget hari ini." Reza menghela nafas panjang sambil menutup matanya.
Saat membuka mata ternyata Olivia sudah ada di sampingnya.
"Oliv? Ngagetin saja, ada apa?"
"Maaf tidak bermaksud mengganggu, tetapi saya hanya mau minta tolong untuk membuka resleting yang begitu susah ini." Olivia berbalik dan menunjuk resleting yang ada di belakang gaun yang dipakai dengan tangannya.
"Apa kau mau menggoda saya ya? Mau malam pertama sekarang juga?" kelakar Reza.
"Ah tidak Mas bukan begitu maksud saya," ucap Olivia, wajahnya langsung terlihat memerah.
"Saya tidak bermaksud berpikiran mesum seperti itu. Jujur saya benar-benar kesusahan membuka ini."
"Santai sajalah Oliv, kenapa kau jadi kaku seperti itu?"
Olivia tidak menjawab, hanya tersenyum canggung saja.
"Lagipula tidak ada salahnya kalau kamu yang ngajak duluan. Kita kan sudah sah menjadi suami istri. Katanya sih kalau istri itu yang ngajak duluan itu pahala loh. Kalau nggak salah katanya bisa terbebas dari api neraka."
"Iyakah?" tanya Olivia tidak percaya.
"Betuk kok, apalagi kebetulan sekarang malam Jumat jadi pahalanya seperti membunuh setan." Reza terkekeh setelah mengatakan kalimat ini.
"Ogah ah nanti setan kalau mati takut bangkit menjadi iblis," ucap Olivia dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Iya kan cuma pahalanya Oliv bukan kamu yang disuruh membunuh setan. Eh tapi benar nggak sih anggapan orang-orang itu?" Reza menggaruk kepalanya. Dia tidak begitu paham tentang ilmu agama jadi hanya menelan mentah-mentah informasi yang didengarnya tanpa mencari sumber yang jelas.
"Ih susah amet sih."
Di dalam kamar mandi Olivia terdengar mengeluh sebab benar-benar resliting gaunnya tidak bisa dibuka.
Reza bangkit dan langsung berjalan ke arah kamar mandi. Ternyata pintu kamar mandi dikunci dari dalam.
"Oliv buka pintunya, mana biar saya bantu."
"Tidak usah akan saya coba buka sendiri."
"Sudahlah ayo jangan membantah pada suami sendiri!"
Akhirnya Olivia membuka pintu kamar mandi.
"Sana berbalik!"
Olivia pun berbalik dan Reza langsung menyentuh pundak Olivia.
Olivia deg-degan takut Reza menjadi mengurungkan niatnya untuk menunda malam pertama. Sungguh Olivia tidak siap menerima kekecewaan dari Reza.
Dengan perlahan Reza menarik resleting gaun dari atas ke bawah. Melihat punggung mulus dari Olivia pria itu menyentuhnya membuat Olivia semakin takut saja.
Tok, tok, tok.
Terdengar pintu kamar diketuk dari luar.
"Siapa?"
"Saya Den, Bik Ipah."
Reza langsung keluar dari kamar mandi dan menutupi pintunya. Olivia bernafas lega.
"Oh Bik Ipah. Masuk Bik, pintunya tidak dikunci."
Pembantu Reza pun memutar handle pintu lalu membuka pintu. Setelah pintu terbuka dia menyeret koper ke dalam kamar majikannya itu.
"Loh kok cuma satu Bik kopernya. Punya Olivia mana?"
"Memang hanya ada satu ini Den, tidak ada koper lain di dalam mobil. Saya dan Pak sopir tadi sudah mencarinya."
"Mungkin mama lupa memasukkan tadi, ya sudah biar saya telepon mama saja dan meminta pak sopir untuk menjemput koper milik Olivia."
"Iya Den, kalau begitu bibi permisi keluar ya Den. Kalau Den Reza bersama istri lapar bisa langsung ke meja makan sebab bibi sudah menyiapkan menu makan malam."
"Baik Bi." Reza bersandar kembali, sang bibi berjalan ke arah pintu.
"Jangan lupa tutup pintunya kembali."
"Iya Den." Bik Ipah langsung menutup pintu kamar Reza kembali.
Reza menatap ke arah kamar mandi. Sudah lama Olivia di dalam sana tetapi belum keluar juga.
"Dasar cewek mandi saja sampai sejaman," keluh Reza.
Tidak tahan menunggu akhirnya pria itu membaringkan tubuhnya dan menutup mata. Saking lelahnya Reza yang niatnya hanya ingin tiduran saja menjadi terlelap.
Di dalam kamar mandi Olivia nampak gelisah. Dia takut keluar dari kamar mandi sebab Reza masih ada di sana. Olivia tidak ingin Reza berubah pikiran setelah melihat punggungnya tadi. Bukannya dia narsis hanya takut saja.
Olivia mengintip dari balik pintu.
"Ah ternyata dia sudah tidur." Perlahan Olivia mendekati Reza dan melihat koper yang ada di samping pria itu.
"Loh kok koperku tidak ada?" Olivia menunduk dan membuka koper Reza barangkali mama mertuanya menyatukan pakaian dirinya dengan Reza sebab pakaian Olivia sendiri bisa terbilang sedikit.
"Tidak ada juga." Ingin rasanya Olivia menelpon Marisa untuk menanyakan keberadaan pakaiannya saat ini. Namun, dia tidak mau nanti malah mertuanya yang repot.
"Sudah ah pakai ini saja tak mengapa, kan? Besok aku minta Mas Reza untuk mengantar ke rumah Mama." Olivia menghela nafas dan keluar dari kamar. Dia melangkah ke arah dapur bermaksud membuatkan minuman untuk Reza.
"Mau kemana Non?" tanya Bik Ipah keluar dari kamar.
"Mau membuatkan minuman Bik untuk Mas Reza, dapurnya di sana kan? Apa saya salah arah?"
"Nggak Non benar kok dapurnya ada di sana. Apa tidak sebaiknya Nona kembali ke kamar saja dan untuk minumannya biarkan bibik yang membuatkan."
"Tidak Bik biar Oliv buat sendiri. Anggap saja ini pengabdian saya pada suami untuk yang pertama kali."
"Oh begitu ya Non, baiklah kalau begitu."
Olivia mengangguk dan meneruskan langkahnya sedangkan Bi Ipah berbalik dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
Olivia sampai di dapur, berdiri di depan kompor dengan bingung.
"Kenapa aku tidak menanyakan pada bibik tadi minuman Favorit Mas Reza? Tapi biasanya kalau pria kebanyakan suka kopi." Tangannya langsung menghidupkan kompor dan memasak air.
"Tapi kopi bikin orang nggak bisa tidur. Kalau Mas Reza nggak tidur bahaya dong." Mengurungkan menyentuh bubuk kopi dan beralih menyentuh teh celup lalu memasukkan ke dalam gelas dan diberi gula. Setelah mendidih langsung menuangkan air panas ke dalam gelas.
"Gerah nih kalau malam-malam minum yang panas-panas," gumam Olivia sambil mengaduk teh panasnya.
Olivia melihat kulkas, timbul niatnya ingin membuat minuman di tangannya menjadi dingin. Dia kemudian meletakkan gelas lalu mengambil es batu dari dalam sana.
"Wah seger kalau begini." Olivia langsung membawa minuman itu ke dalam kamar.
"Dari mana kamu?" tanya Reza. Pria itu sudah terlihat fresh karena telah selesai mandi.
"Ke dapur buat minuman." Olivia menyodorkan gelas di tangannya.
"Bukannya mengambil minumannya, tetapi Reza malah tertarik dengan tubuh Olivia yang terlihat begitu seksi dengan rambut basahnya.
"Mas ini minumannya."
"Ah iya."
Reza menerima lalu meneguk sampai tandas. Setelah menghabiskan minumannya Reza langsung menarik tubuh Olivia ke atas ranjang. Dia yang tidak tahu langsung mengajak istrinya bercinta.
"Mas kepalaku mendadak sakit," ucap Olivia sambil menekan kepalanya sendiri.
Reza langsung melepaskan tubuh Olivia dari pelukannya. Dia merasa kecewa Karena Olivia menghentikan aktivitasnya saat nafsunya sudah ada di ubun-ubun.
"Maaf Mas, aku benar-benar tak tahan kepalaku terasa sakit," ucap Olivia lagi.
"Beristirahatlah aku tidak apa-apa," ucap Reza lalu beranjak ke kamar mandi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tatya Faza
coba deh liv kamu cerita jujur sama reza.. semoga reza bisa menerima keadaan kamu..
plis ya Thor bikin reza terima keadaan olive...😁
2022-12-08
2