Reza yang merasa malu langsung berlari ke arah Olivia dan menyeret wanita itu keluar.
"Mas!" teriak Olivia hendak melayangkan protes, tetapi sayangnya Reza menyeret tubuh Olivia lebih keras sehingga bukannya mengeluarkan kalimat tidak terima, tetapi Olivia malah mengadu kesakitan.
"Aw sakit!" pekik Olivia sambil mengusap betisnya yang terluka. Matanya menatap sedih kepada nasi uduk yang sudah tercecer di jalanan.
"Mas lepaskan! Apa salahku?" Olivia sama sekali tidak mengerti mengapa Reza sampai memperlakukan dirinya kasar seperti ini.
"Masih bertanya apa kesalahanmu? Kau tidak sadar ya dengan berjualan di kantor ini berarti kau mempermalukanku!" bentak Reza.
"Aku tidak tahu Mas bahwa ini adalah kantor tempatmu bekerja," sahut Olivia sambil mengusap air matanya. Sakit di tubuhnya tidak seberapa dibandingkan sakit dalam hatinya karena telah menjadi tontonan orang-orang. Olivia merasa dirinya benar-benar tidak memiliki martabat saat ini.
"Tidak tahu? Tidak tahu kamu bilang? Kau sengaja ya ingin mempermalukan aku karena sakit hati padaku!" hardik Reza.
Olivia menggeleng. "Itu tidak benar Mas, aku benar-benar tidak tahu."
"Bohong!"
"Aku terpaksa jualan ke tempat ini karena tempat berjualanku kemarin sepi. Lagipula kenapa Mas Reza malu, aku kan tidak mencuri? Aku melakukan pekerjaan yang halal."
"Halal, halal! Tapi kau menjatuhkan harga diriku sebagai suamimu di depan teman-temanku sendiri!" sembur Reza.
Bersamaan dengan itu Meilin berjalan ke arah mereka dan menatap Olivia dengan iba.
"Dasar istri hina, tahunya hanya membuat suami marah," kritik Meilin.
Melihat Meilin berdiri di samping Reza sambil mengucapkan kalimat demikian, Olivia menjadi murka.
"Suami? Mas Reza masih sadar kalau Mas Reza punya istri? Kalau sadar seharusnya aku tidak perlu berjualan berkeliling seperti ini. Ingat Mas, sebagai seorang suami Mas Reza tidak memberikan nafkah padaku. Mas Reza juga tidak menganggap aku ada dan selalu membawa perempuan jal*ng ini ke dalam rumah. Siapa di sini yang hina aku ataukah wanita ini?" Olivia menuding ke arah Meilin.
"Siapa yang memalukan di sini, aku atau Mas Reza?!" Olivia benar-benar marah karena harga dirinya serasa diinjak-injak.
Plak.
Semua orang memandang kaget sebab Reza melayangkan tamparan pada Olivia bahkan Reza ingin menampar kembali pipi wanita itu sambil menyeret tubuh Olivia.
"Reza!" teriak Harlan sambil berlari ke arah Reza yang menyeret tubuh Olivia tidak berperikemanusiaan.
"Jangan ikut campur kau Harlan! Apa kau masih mencintainya? Sudah kau akui saja. Kau kalah padaku."
Sontak saja semua karyawan menatap ke arah Harlan dengan penuh tanya.
"Kau gila ya! Dulu kau mengatakan tidak suka padanya dan setelah aku kembali dari luar negeri kau malah menikahinya. Sekarang kau malah menyiksanya, apa maumu sebenarnya?" tanya Harlan sebab tidak mengerti dengan jalan pikiran Reza.
"Kau tidak perlu tahu dan jangan pernah ikut campur urusan keluargaku! Yang jelas aku ingin membuktikan bahwa apa yang tidak bisa kamu dapatkan bisa aku dapatkan."
Harlan menggeleng mendengar kalimat yang dilontarkan Reza. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Reza ternyata licik. Ingin memiliki Olivia agar tidak bisa dipinang dirinya.
"Akan menjadi urusanku jika sudah menyangkut keselamatan dia!" kecam Harlan membuat Olivia bingung. Dia pernah melihat Harlan dulu duduk di kursi taman dengan Reza sebelum menikah dengannya, tetapi Olivia sama sekali tidak mengenal pria itu. Namun, mengapa pria itu membelanya?
Saat terjadi keramaian, ada sebuah mobil yang melintas dan hendak masuk ke dalam area perusahaan.
"Tunggu Pak!" Pria itu memerintah sopir agar menghentikan mobilnya sebelum masuk ke dalam.
"Ada apa itu? Mengapa jam kantor seperti ini para karyawan belum standby di tempat masing-masing?"
"Tidak tahu Pak," jawab sang sopir.
"Kalau begitu aku lihat dulu!"
Jack William pria bermanik biru, blasteran Rusia dan Indonesia yang merupakan pemilik perusahaan PT. Billist yang bergerak di bidang IT tempat Reza bernaung itu berjalan tegap menuju kerumunan.
"Ada apa ini?" Karyawan yang tadinya fokus menatap ke arah Reza, Harlan, dan juga Olivia langsung mengalihkan pandangannya kepada sang bos.
Semua karyawan yang merasa bersalah karena tidak masuk saat jam kantor itu dimulai wajahnya terlihat pucat. Mereka menunduk dan satu persatu menyingkir dari tempat itu.
"Maaf telah membuat keributan." Olivia bangkit dari duduknya dan berlari menjauh. Namun, sebelum menjauh Jack sempat melihat wajah Olivia sekilas.
"Dia?" Bayangannya langsung tertuju pada sang istri yang telah berpulang 3 tahun yang lalu saat melahirkan anak pertamanya.
"Maaf Pak." Harlan membungkuk dan pergi dari tempat itu. Reza pun segera berlari masuk ke dalam area kantor. Kini tempat kerumunan itu hanya menyisakan Jack William yang berdiri tertegun.
"Apakah dia Dianaz?"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tatya Faza
semoga olive mendapatkan kebahagiaan ya..
buat alive bahagia ya thor.. dan bikin si reza menyesal
2022-12-20
2