"Jadi Mas Reza seharian ini benar-benar tidak pulang?"
Olivia tertegun di pinggir ranjang.
Lama termenung akhirnya dia memutuskan untuk kembali tidur. Olivia membaringkan tubuh lagi di atas ranjang lalu memejamkan mata meskipun tidak bisa terlelap. Dia tidak bisa tidur karena pikirannya sangat kacau saat ini.
"Ada dimana Mas Reza sekarang? Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya, hah." Olivia menghela nafas kasar.
Timbul niatan untuk menghubungi sang mertua dan menanyakan kabar Reza padanya. Siapa tahu Reza pulang ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri ataupun untuk melupakan rasa kecewanya terhadap Olivia.
Olivia meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Dia hampir saja memencet nomor telepon Wati, tetapi kemudian dia urungkan.
"Tidak, ini bukanlah waktu yang tepat, mama pasti masih tidur dan saya tidak ingin menggangu istirahat beliau." Olivia meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula.
Jam dinding berdetak empat kali pertanda jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi.
"Kalau tidur lagi rasanya sudah tanggung, bentar lagi sudah subuh." Akhirnya Olivia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah mandi dan mengambil wudhu akhirnya dia siap dengan mukenanya dan duduk di tempat shalat sambil menunggu waktu shalat subuh tiba.
Setelah selesai shalat, Olivia langsung bergegas masuk ke dapur membantu Bik Ipah memasak.
Sudah matang semua ya Bik, kalau begitu Oliv antar kopi ke kamar dulu barangkali sebentar lagi Mas Reza datang," pamit Olivia sambil berjalan menjauh dari dapur dengan membawa segelas kopi panas dan gorengan di atas nampan dan kembali ke dalam kamar.
Menurut informasi dari Bik Ipah, Reza memang suka minum kopi dan nyemil gorengan setelah bangun dari tidur dan biasanya memang harus diantar ke dalam kamar.
"Iya Non."
Sampai di dalam kamar.
"Beres," ujar Olivia sambil menaruh kopi dan gorengan di atas meja yang ada di sudut ruangan. Dimana ada kursi tunggal yang panjang di sana.
Kreek.
Terdengar pintu kamar dibuka.
"Ada apa Bik?" tanya Olivia tanpa menoleh ke arah pintu. Tidak ada jawaban membuat Olivia langsung menoleh.
"Mas Reza?" Olivia kaget bercampur senang melihat Reza akhirnya pulang juga.
"Mas Reza kemana saja dari kemarin? Aku mengkhawatirkan mu loh Mas. Kalau memang mau pergi dan berniat ingin menginap di suatu tempat kabari Olivia ya?"
Reza tidak menjawab. Dia membuka baju lalu melemparkan ke arah keranjang. Namun, karena tidak masuk ke dalam keranjang akhirnya baju itu tergeletak sembarangan di atas lantai.
Olivia langsung membenarkan pakaian Reza. Memasukkan pada keranjang pakaian.
Reza mengambil handuk dan tanpa bicara sepatah katapun langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Olivia menghela nafas, rupanya kemarahan Reza belum jua mereda.
Olivia berjalan ke arah lemari lalu menyiapkan pakaian Reza. Setelah itu duduk di ranjang menunggu Reza keluar dari kamar mandi.
Beberapa saat kemudian Reza keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih terlihat masam. Pria itu mendengus melihat kehadiran Olivia di kamar tersebut. Reza sungguh muak melihat wajah Olivia.
Meskipun demikian Reza pun melanjutkan langkahnya ke arah ranjang.
"Mas berikan aku kesempatan untuk menjelaskan, aku tidak bermaksud menipu dirimu. Maafkan aku yang sudah membuatmu kecewa dah kumohon terima kekuranganku. Aku berjanji akan menebus semuanya dengan perhatian dan kasih sayang serta cinta yang tulus untukmu. Aku berjanji akan menjadi wanita yang selalu taat pada suami," mohon Olivia dengan tatapan memelasnya.
Reza tidak menggubris perkataan Olivia walau hanya dengan sepatah katapun. Pria itu tampak memeriksa pakaian yang sudah disiapkan oleh istrinya. Namun, karena tidak sesuai dengan pilihannya, Reza langsung menyingkirkan pakaian tersebut dengan tangannya dan berjalan dengan sikap kesal ke arah lemari pakaian khusus untuk dirinya.
"Katakan Mas Reza mau berpakaian yang mana biar saya yang mengambilkan!" Olivia menyusul ke arah lemari dan menjulurkan tangannya untuk mengambil pakaian Reza yang lainnnya.
Reza langsung menepis tangan Olivia dan mendorong tubuh wanita tersebut.
Buk.
Olivia yang tidak siap menerima serangan mendadak dari Reza langsung oleng dan terduduk di lantai.
"Auw sakit." Olivia berusaha bangkit sambil mengusap-usap bokongnya yang sakit.
Olivia meringis, tetapi Reza sama sekali tidak perduli. Pria itu langsung menarik baju kerjanya dan membawa keluar ruangan.
"Mas mau kemana!" teriak Olivia sambil berlari menyusul Reza.
Brak.
Reza mendorong pintu kamar yang dimasukinya saat ini dan menguncinya dari dalam.
Olivia menunggu di luar ruangan hingga Reza keluar kembali dari dalam ruangan tersebut yang Oliva tebak hanyalah kamar tamu.
"Mas Reza! Kalau Mas Reza tidak bisa menerima masa laluku dan tidak ingin hidup bersama Olivia, lebih baik Mas Reza ceraikan aku saja!" putus Olivia sambil menghalangi jalan Reza di depan pintu.
Reza geram dan langsung mendorong kembali tubuh Olivia dan langsung meninggalkan wanita itu.
"Mas!" teriak Olivia, tetapi Reza bersikap seperti orang tuli saja. Tidak ada sedikitpun perkataan Olivia yang dia dengarkan apalagi menjawabnya.
"Kenapa dia benar-benar berbeda dari saat kita bertemu di restoran?" tanya Olivia pada dirinya sendiri.
Olivia terkulai lemas dengan posisi duduknya.
Reza sendiri mencari sang bibi.
"Sarapan dulu Den."
"Tidak usah Bik, lebih baik bibi kembali ke rumah mama saja. Di sini tenaga bibi tidak dibutuhkan."
"Tapi Den saya–"
"Pergilah kami hanya ingin hidup berdua saja, tidak ingin ada seorangpun yang mengganggu!" perintah Reza lagi.
"Baik Den." Bik Ipah pasrah apalagi saat mendengar alasan dari Reza, bik Ipah sama sekali tidak keberatan kembali ke tempat kerjanya semula.
"Katakan pada mama bahwa kami bisa hidup mandiri tanpa bantuan siapapun. Sekarang bibi langsung berkemas!"
"Baik Den, tapi Den Reza harus sarapan ya! Tidak kasihan apa sama bibik sejak kemarin masak tidak pernah disentuh oleh Den Reza," keluh Bik Ipah. Dia tidak mau kerja kerasnya terbuang sia-sia.
"Baiklah, saya akan makan dan bibi langsung berkemas. Sebelum ke kantor saya akan mengantarkan bibi terlebih dulu ke rumah papa. Kebetulan tadi pak sopir sudah mengantarkan mobilku dan sekarang sudah ada di luar pagar, jadi kita bisa langsung pergi nantinya."
"Iya Den. Kalau begitu bibi berkemas dulu ya Den?"
"Iya Bik, jangan lama-lama!"
"Siap Den."
"Apa? Bik Ipah akan keluar dari rumah ini?" Olivia terlihat syok mendengar pembicaraan kedua orang di hadapannya. Olivia berdiri mematung.
"Non saya permisi kembali ke rumah Nyonya ya Non. Non Olivia baik-baik ya bersama Den Reza."
"Kenapa bibik harus pergi?" tanya Olivia tidak mengerti. Wajah Olivia terlihat murung.
"Kalau Bik Ipah pergi saya akan sendirian jika mas Reza keluar," tambahnya.
"Sudah cepat Bik! Waktunya mendesak, jadi jangan bertele-tele dan jangan lebay juga!"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tatya Faza
segitunya si reza...
ati2 entar bucin akut tau rasa
2022-12-15
2