Bab 15. Terpaksa

Olivia mendesah. "Bagaimana caranya aku dapat uang secepatnya?" Wanita itu mondar-mandir di dalam kamar. Olivia benar-benar tidak tahu harus mendapatkan uang darimana.

"Kalau menunggu sampai cincin ini terjual berarti harus menunggu sampai besok dong sedangkan nenek harus dibawa ke rumah sakit sekarang juga." Olivia memijit pelipisnya dengan keras mungkin dengan cara seperti itu semua bisa muncul ide di kepalanya. Walaupun kenyataannya itu mustahil.

"Kenapa kamu?" tanya Reza yang kebetulan melintas di hadapannya. Pria itu ingin mengambil baju ganti di kamar.

"Mas aku minta tolong kali ini saja."

Reza mengernyit.

"Aku benar-benar butuh uang untuk pengobatan nenek. Penyakitnya kambuh dan kalau telat sedikit nyawanya bisa melayang." Olivia menatap Reza dengan tatapan memelasnya.

"Kau pikir itu urusanku!"

"Ayolah Mas, kali ini saja kau pakai hati naluri kamu. Aku hanya ingin minjam saja kok, besok aku kembalikan," janji Olivia. Wanita itu terpaksa mengemis pada suaminya lagi.

"Kembalikan? Emang kamu akan dapat uang darimana?" Reza tidak percaya Olivia bisa mengembalikan uangnya nanti jika dirinya diberikan pinjaman.

Dia pun tidak percaya kalau Olivia akan mengembalikan uang tersebut karena berpikir neneknya yang sakit hanya akal-akalannya Olivia saja. Dia pikir Olivia hanya ingin mendapatkan uang Reza semata. Seperti Marisa yang suka memanfaatkan orang lain dan kesempatan yang ada.

"Aku punya cincin, aku akan menjualnya."

"Cih, cincin kawin kau akan menjualnya?" Reza menggelengkan kepala.

"Bukan, tapi cincin pemberian almarhum ayah."

"Kau tidak berbohong, bukan?"

"Tidak, biar aku ambil dulu kalau Mas Reza tidak percaya."

Olivia pun mengambil cincin yang dipegangnya tadi dan menunjukkan kepada Reza.

"Coba lihat, jangan-jangan cincin palsu lagi." Reza pun menarik cincin di tangan Olivia dan memeriksanya.

"Oke, kamu butuh berapa?"

"600 ribu." Sengaja Olivia melebihkan untuk ongkos transfer sekaligus untuk membeli bahan makanan untuk makan besok pagi. Kalau tidak seperti itu mungkin dia akan sangat kelaparan sebab saat ini saja dia belum makan.

"Baiklah aku ambil dulu." Reza pun beranjak ke kamar tamu dan mengambil dompetnya. Setelah itu kembali ke kamar Olivia dan memberikan sejumlah uang sesuai dengan yang diminta Olivia.

"Awas balikin tuh uangnya!"

"Iya Mas. Kalau begitu aku pamit pergi." Olivia pun mengambil jaket dan berjalan ke warung yang tidak terlalu jauh jaraknya dengan rumah yang ditempatinya sekarang.

"Untung saja masih buka," gumam Olivia saat melihat warung kelontong yang dilengkapi dengan agen Brilink itu masih buka padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Kami memang buka 24 jam Mbak," ujar penjaga toko sambil tersenyum ramah ke arah Olivia.

"Syukurlah Mas kalau begitu." Sebenarnya Olivia tahu toko tersebut memang buka 24 jam makanya dia meminta uang cash saja pada Reza bukannya malah meminta langsung di transfer ke ibunya.

Olivia langsung memberikan nomor rekening sang ibu kepada penjaga toko dan mengatakan bahwa dirinya ingin mentransfer uang 500 ribu.

"Oke Mbak siap."

"Oh ya Mas aku ambil rotinya yang ini ya untuk aku makan sekarang," pamit Olivia sebab takut disangka mencuri.

"Ambillah itu harganya 2000 rupiah," ujar penjaga toko sambil mengetikkan nominal uang di mesin transfer.

Olivia mengambil roti cokelat itu, membuka dari plastik lalu mengunyahnya.

"Si Mbak hamil ya, makanya malam-malam masih lapar?" tebak pemilik toko sambil menyodorkan struk bukti berhasil transfer ke arah Olivia.

"Nggak tahu juga Mas, belum periksa." Tidak mungkin bukan jika Olivia mengatakan bahwa dirinya belum makan malam jam segini?

Olivia meraih struk yang disodorkan penjaga toko.

"Coba periksa Mbak, biasanya istri saya pas hamil anak pertamanya seperti itu, suka makan lagi kalau malam hari," saran pemilik toko.

"Iya Mas, nanti saya coba."

Pemilik toko mengangguk. "Ada yang mau dibeli lagi?"

"Berasnya diecer nggak Mas? Kalau bisa aku beli 2 liter saja"

"Ngecer lah Mbak, masa nggak?" Pemilik toko pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah tumpukan beras. Pria itu langsung memasukkan 2 liter beras ke dalam kantong plastik.

"Ada lagi?"

"Telur setengah kilo saja dan Mie goreng instan dua."

"Oke, totalnya 646 ribu Mbak dengan transferannya."

"Tambah minyak goreng 1 liter Mas!"

"Oke, jadi 662 rupiah Mbak." Pria itu menyodorkan kantong plastik berisi belanjaan kepada Olivia dan wanita itu langsung membayar.

"Terimakasih ya Mas, saya pamit," ucap Olivia setelah menerima uang kembalian.

"Sama-sama Mbak."

Olivia pun melangkah pergi dari toko. Namun, pemilik toko itupun memanggil Olivia kembali.

"Mbak! Mbak!"

Olivia pun berbalik. "Ada apa Mas? Ada yang ketinggalan ataupun perhitungannya tadi salah?"

"Tidak Mbak saya hanya mau memberikan Mbak nasi kotak ini, makan ya Mbak. Ini tadi istri saya yang minta dibelikan ternyata dia sudah pesan online, jadi nggak kemakan deh. Daripada mubasir ya aku kasih Mbak nya saja."

"Wah terima kasih banyak ya Mas."

"Iya hati-hati Mbak."

Olivia mengangguk dan buru-buru berjalan ke arah rumahnya sebab malam sudah semakin larut.

Sampai di rumah ternyata Reza sudah tertidur di sofa ruang tamu. Buru-buru Olivia masuk ke dapur dan menaruh barang belanjaannya. Setelah itu membuka kotak nasi dan melihat isinya.

"Wah ikannya ayam bakar." Olivia ingin segera melahapnya. Dia segera mencuci tangan dan makan di dapur. Setelah selesai barulah kembali ke ruang tamu dan membangunkan Reza untuk pindah ke kamar.

Keduanya pun masuk kamar masing-masing.

Esok hari setelah Reza pergi, Olivia pun pergi ke toko emas dan menjual cincinnya itu.

Setelah cincin itu terjual Olivia langsung menghitung uang hasil penjualan cincin tersebut sebelum meninggalkan toko perhiasan. Siapa tahu karyawan toko tersebut salah menghitung uang.

"4 juta setengah, lumayan." Olivia menghela nafas lega.

Setelah selesai menjual cincin Olivia sekarang pergi ke pasar. Wanita itu membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat nasi uduk. Tak lupa pula membeli bahan dapur lainnya untuk kebutuhan makan selama satu minggu ini.

Selesai dengan belanjaannya Olivia pulang dengan menaiki angkot. Uangnya yang tidak seberapa akan berkurang banyak jika harus menaiki taksi. Tidak apa-apa dia berdesakan dalam angkot tersebut asalkan bisa menghemat pengeluaran.

"Wah kamu tuh boros amat dapat uang sedikit langsung belanja," protes Reza. Reza heran sebab Olivia pulang dengan membawa banyak belanjaan.

Olivia tidak menjawab, tetapi terus masuk ke dalam rumah.

"Olivia!" teriak Reza geram karena Olivia mengabaikan dirinya.

"Oh iya mana uangku?" Reza mengejar Olivia sampai ke dapur.

Setelah menaruh belanjaannya barulah Olivia mengembalikan uang Reza yang dipinjam semalam.

"Ini Mas, terima kasih banyak."

Reza mengangguk.

"Oh ya Mas, Olivia belanja sebanyak ini bukan karena boros. Olivia ingin menjual nasi seperti dulu biar bisa punya uang. Mas Reza tidak mau menanggung biaya hidup Oliv, kan?"

"Terserah kamu mau melakukan apa." Reza berbalik dan pergi dengan segenggam uang dari Olivia.

"Hah." Olivia mendesah kasar.

"Semoga aku bisa terus bersabar Tuhan." Doa Olivia dalam hati.

Bersambung.

Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!