BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu

”Olivia bangun Nak!”

Oivia kaget dan langsung duduk. Dia mengucek matanya yang masih ingin terpejam. Maklum semalaman dia menangis dan baru tidur jam 2 dini hari.

”Ya Tuhan sudah jam 6.” Olivia melempar selimut begitu saja dan langsung berlari ke arah pintu dan membuka pintu kamar. Cahaya matahari yang terlihat menyilaukan mata langsung menembus ke dalam kamar tatkala Olivia membuka pintunya.

”Maaf Bu saya terlambat bangun, saya akan membasuh muka dulu sebelum membantu ibu membungkus makanan.”

”Tidak perlu kau mandilah dan berdandan yang cantik!”

Olivia menggaruk kepalanya. Tidak biasanya sang ibu berkata lembut seperti itu. Biasanya jika Olivia telat bangun sang ibu akan berteriak dan melempar benda apa saja yang menghasilkan bunyi nyaring.

Semoga saja ibu ketempelan jin baik terus.

”Ibu tidak lagi bercanda, bukan?”

”Apa ibu pernah bercanda padamu? Segeralah mandiri, ibu akan mengajakmu makan di restoran.

Apa! Makan di restoran? Semoga saja ibu tidak sedang tidur sambil berjalan dan kata-kata itu keluar tanpa sadar.

Olivia pikir ibunya sedang ngelindur.

”Kenapa masih bengong? Kaget ya ibu mau ajak kamu ke restoran? Ibu sadar tidak pernah mengajakmu makan di luar sedangkan kita selama ini sudah bekerja keras. Jadi, sekali-kali bersantai dulu."

Olivia mengernyit, wanita di depannya kini seperti bukan ibunya.

”Jadi hari ini kita tidak jualan Bu?”

”Tidak, cepatlah bersiap jangan mengulur waktu!”

”Baiklah.” Tanpa berbicara panjang lebar lagi Olivia langsung bergegas ke kamar mandi yang letaknya berada di samping dapur.

Setelah menyelesaikan mandinya Olivia langsung merias diri. Dia menutup kantung matanya yang menghitam akibat tidak tidur dan menangis semalaman dengan concealer.

”Apakah ada sesuatu sehingga ibu menyuruhku berdandan cantik? Jangan-jangan ibu mau menjual ku.” Mulai berpikir macam-macam sebab Olivia tahu ibunya si ratu tega.

”Oliv, cepetan dong nanti kita bisa telat ini.”

”Iya Bu tunggu sebenar!" Olivia bangkit dan mengambil tas lalu keluar menemui sang ibu yang berdiri menunggu di depan pintu.

”Loh, loh mana lipstiknya?”

”Tidak usah deh Bu, katanya takut telat.” Sebenarnya sengaja tidak jadi berdandan cantik agar tidak menarik perhatian kaum lelaki. Olivia masih curiga ibunya mau menjual dirinya.

"Sana dandan yang benar, ibu kasih waktu 15 menit!"

Akhirnya Olivia duduk lagi dan mengoleskan lipstik di bibirnya sebab tidak mau penyakit ibunya yang suka menjambak rambut ketika membantah perintahnya akan kumat lagi.

”Coba lihat!”

Olivia menoleh.

”Manis, tapi pipinya pucat kasih sapuan blush on sedikit!"

Olivia menarik nafas panjang. Mau makan saja ribet pikirnya. Jujur Olivia tidak suka berdandan. Dia terpaksa membeli alat kosmetik sebab di perpisahan sekolah beberapa bulan yang lalu diharuskan berdandan karena semua siswa yang lulus diharuskan naik panggung dan teman-temannya akan berdandan semua.

Dia tidak ingin berbeda sendiri dengan teman-temannya dan merasa malu juga jika setiap kali ada acara di sekolah selalu numpang make up pada teman-temannya.

”Sudah.” Olivia berdiri.

”Coba ibu lihat!”

Olivia dengan enggan melihat ke arah sang ibu.

"Bagus, sempurna dan cantik."

Olivia tersenyum, lebih tepatnya tersenyum yang dipaksakan.

”Kita berangkat sekarang!”

Mereka keluar dari rumah dengan berjalan beriringan. Di depan rumah mereka sudah menunggu sebuah taksi.

”Kita naik taksi Bu?”

”Iya.”

”Kenapa tidak naik angkot saja biar ongkosnya lebih murah?”

”Sudahlah kau tidak perlu memikirkan, semua adalah tanggung jawab ibu.”

Baiklah. Olivia tidak berbicara lagi. Dia bungkam dengan sejuta pertanyaan di dalam dada. Semoga saja kecurigaannya tidak benar. Setega-teganya ibu pada anak kandungnya bukankah tidak mungkin akan tega menjual anaknya sendiri pada lelaki hidung belang?

Satu jam melakukan perjalanan akhirnya mereka sampai juga di sebuah restoran. Restoran Aguarius adalah restoran terlengkap dan termewah di kota tersebut.

”Ibu yakin mau makan di sini?” Olivia khawatir budget di tempat ini terlalu mahal dan tidak sesuai dengan isi kantong mereka.

”Bukankah ibu sudah mengatakan tidak perlu bertanya lagi. Cukup diam dan nikmati yang ada dan yang terpenting turuti kemauan ibu, maka kau akan bahagia.”

Olivia menelan ludah. Sejak kapan ibunya memprioritaskan kebahagiaan dirinya. Yang ada dia akan mengorbankan Olivia untuk kesenangannya sendiri.

"Kau pesanlah makanan yang kamu mau!" perintah sang ibu pada Olivia.

Seorang waiters datang dan membawa buku menu kemudian menyodorkan ke depan Olivia.

Olivia terbelalak saat membaca harga setiap menu yang tertera, dia yakin ibunya tidak akan mampu membayar satu menu pun di restoran itu.

”Kenapa bengong?”

”Ibu ini sayur kangkung saja harganya–”

”Ngapain pesan kangkung? Nggak bosan makan sayur itu setiap hari? Sini biar ibu saja yang pesan!” Merampas buku menu dan memesan menu sesuai kehendaknya.

”Tidak ada lagi Bu?”

”Tidak ada Mas, mungkin untuk sementara cukup dulu."

Olivia menggeleng melihat sang ibu malah memesan beberapa menu sekaligus. Dalam hati sudah terbersit akan melarikan diri saja setelah menikmati hidangan yang dipesan.

Tidak menunggu lama pesanan pun datang. Bersamaan dengan itu pula 3 orang berjalan ke arah mereka.

Marisa sang ibu mempersilahkan ketiganya duduk sedangkan Olivia malah terbengong melihat lelaki yang pernah dilihatnya di suatu taman mengobrol dengan sahabatnya dan mengatakan Olivia gadis kampungan.

"Apa kabar Bu Marisa?"

Pria setengah tua itu mengulurkan tangan kepada ibu dari Olivia dan mereka berjabatan tangan.

"Baik."

"Senang bertemu denganmu lagi," ujar istri dari pria tadi."

"Senang juga bertemu denganmu Bu Wati."

Marisa mengangguk dengan senyuman manis yang terus menghias di bibirnya.

"Ini putrimu?"

Marisa mengangguk dan menyenggol bahu Olivia yang saat ini tidak fokus karena terlalu berpikiran macam-macam.

"Ini yang namanya Nak Reza?"

"Iya Ris."

"Oke cantik juga," puji Wati.

"Ah iya." Olivia mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri kepada pasangan suami istri tadi. Namun, dia enggan menyalami tangan Reza padahal pria itu mengulurkan tangan ke arahnya.

"Cantik juga kalau berdandan, tapi sayang sok jual mahal," batin Reza.

Marisa melotot ke arah Olivia karena tidak mau menerima jabatan tangan Reza. Melihat sang ibu melotot akhirnya Olivia terpaksa menerima jabatan tangan pria yang tidak disukainya itu.

"Reza."

"Olivia."

"Wah kalian benar-benar pasangan yang serasi," puji Wati.

"Silahkan duduk!" perintah Marisa.

Mereka semua pun duduk termasuk Olivia dan Marisa yang tadi harus berdiri menyambut ketiganya.

"Bagaimana Ris sudah diomongin sama putrimu?"

"Sudah Tomi Barata, dia sudah setuju," jawab Marisa.

Tentu saja Olivia kaget sebab sang ibu tidak pernah membicarakan apapun padanya kecuali mengenai jualannya.

"Bagus kalau begitu. Saya harap mereka berjodoh."

Deg.

Jantung Olivia berdetak kencang tatkala mendengar kata berjodoh yang keluar dari mulut pria setengah baya yang duduk di hadapannya.

"Apa tandanya aku akan dijodohkan?" Olivia ketar-ketir, dia benar-benar tidak suka pada pria di hadapannya kini. Berbeda dengan Reza yang mulai menyukai Olivia.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ir Syanda

Ir Syanda

Pasti ada apa2nya tuh ...

2023-02-20

2

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

mereka dijodohkan

2023-02-19

1

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

HM...hati² Liv

2023-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!