14. Mati Kutu!

Di kampus milik Cyra dan Celia akan di adakan seminar. Seminar tentang kontroversi dari beberapa filsuf barat dengan filsuf Arab yang menjadi perdebatan masa kini.

Perdebatan diantara intelektual itu, mengajak lembaga pendidikan universitas ternama itu mengundang salah satu Nara sumber yang akan membahas tentang filsafat.

Tentunya hal ini tidak terlepas dari para filsuf barat dan para filsuf Islam yang terkenal saat itu.

Saat seminar itu digelar, para mahasiswa begitu antusias mengikuti acara tersebut demi menambah wawasan pengetahuan mereka dan lebih dalam mengenal ilmu filsafat.

Tidak ketinggalan Celia, Cyra dan tentunya dua bintang terkenal di kelas mereka yaitu Ryan dan Sean yang duduk tidak jauh dari kedua gadis itu.

Saat seminar di mulai, Nara sumber mulai membuka pembicaraannya dengan berbagai pertanyaan ringan untuk mulai diskusi mereka tentang filsafat.

Yang menjadi nara sumber itu adalah Profesor Bernard yang menyanjung Filsuf terkenal dikalangan dunia barat seperti Socrates, Plato dan Aristoteles.

"Apa yang disampaikan oleh ketiga filsuf yang sangat terkenal ini sampai saat ini pendapat mereka tentang ilmu filsafat masih dipelajari oleh semua lembaga perguruan tinggi." Ucap Profesor Bernard.

Dari penyampaiannya banyak sekali yang tidak sesuai dengan salah satu seorang tokoh filsuf ternama yang tidak disinggung keilmuannya dalam seminar tersebut.

Hal ini membuat Celia dan Cyra tidak menyetujui pendapatnya sang nara sumber yang membuat dua gadis itu menentang pendapatnya.

Sampai ada kesempatan yang diberikan tuan Benard pada para mahasiswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat mereka tentang ketiga filsuf tersebut.

Celia mengacungkan tangannya.

"Apakah kamu ingin bertanya?" Tanya tanya profesor Benard.

"Tidak prof.! Saya hanya ingin mendebat pendapat anda tentang ketiga filsuf tersebut." Ucap Celia lantang.

"Apa yang ingin kamu perdebatkan, siapa namamu?"

"Celia!"

"Apa yang ingin kamu sampaikan?"

"Pada abad ke lima seorang filsuf dari bangsa Arab telah mematahkan ilmu filsafat yang di sampaikan oleh ketiga filsuf tersebut tentang filsafat." Imbuh Celia.

"Siapa filsuf yang kamu maksud, Celia?"

"Hamid Mohammad Al-Ghozali yang lebih di kenal dengan imam Al-Ghozali."

"Apa pendapatnya tentang ketiga filsuf ini?"

"Penilaian yang didapatkannya pada ketiga filsuf tersebut tidak di dapatkan melalui penelitian dan karya ilmiah, akan tetapi berdasarkan asumsi dan pendapat pribadi mereka saja.

Para filsuf itu mengemukakan pandangan-pandangan mereka secara pribadi. Itu berarti hasil tersebut bukan merupakan dari hasil mufakat hingga akhirnya pendapat-pendapat mereka itu bukan kebenaran secara mutlak."

Ungkap Celia membuat profesor itu tercengang karena tidak menyangka ada yang mengangkat seorang filsuf terkenal di kalangan dunia Islam mampu di ungkapkan oleh gadis itu secara lugas.

Rasa penasarannya mulai terkuak untuk lebih dalam menguji gadis ini yang sepertinya banyak mengetahui para tokoh filsuf yang membantah pendapat para filsuf barat dengan argumen mereka.

"Bagaimana kamu begitu yakin bahwa seorang filsuf Al-Ghozali mampu membuktikan teorinya lebih diterima oleh para ilmuwan lainnya atau filsuf itu sendiri?"

"Karena beliau bisa membuktikan apa yang sudah di telitinya selama itu hanya untuk bertujuan semata-mata bahwa ada hal-hal tertentu antara agama dan meta fisika tidak bisa dipisahkan secara keilmuan karena agama lah yang lebih berhak menyatakan kebenaran mutlak bukan sebaliknya."

Ucap Celia tegas membuat profesor Benard terlihat mati kutu.

Kini giliran Cyra yang berdiri menambahkan apa yang disampaikan oleh Celia.

"Jika seminar ini dianggap sebagai pembahasan wawasan untuk menambah ilmu bagi kami sebagai mahasiswa, sampaikan semua tokoh filsuf dari pendapat mereka masing-masing tentang ilmu filsafat sebagai tolak ukur untuk kami sebagai mahasiswa sebagai pembanding mana diantara pendapat hebat dari para filsuf itu yang mengemukakan ilmu filsafatnya yang bisa di terima generasi penerusnya untuk membuktikan kebenaran filsafat itu sendiri.

Seperti filsuf Al-Ghozali yang membantah ilmu filsafat dengan filsafat itu sendiri dengan membawa nilai kebenaran yang di sampaikan dalam setiap kitab-kitabnya yang salah satu kitab diantaranya adalah Kerancuan para Filsuf.

Hingga beliau di nobatkan sebagai pembela Islam yang telah mengembalikan iman dalam Islam yang dari asal katanya sebagai bukti Islam."

Timpal Cyra membuat semua peserta seminar dan beberapa dosen tercengang mendengar ucapan kedua gadis ini yang memiliki pengetahuan begitu luas.

"Apakah kalian sudah mempelajari semua tokoh filsuf itu?" Tanya tuan Benard penasaran.

"Tentu saja kami mempelajari semua buku atau kitab-kitab mereka tentang ilmu filsafat dan filsafat ilmu.

Dengan begitu seorang yang haus akan nilai kebenaran dari apa yang dipelajarinya hingga ia bisa menerima setiap pendapat dari tokoh-tokoh hebat itu yang ilmunya lebih logis di terima dengan akal sehat dan dapat dipertanggungjawabkan atas apa yang mereka sampaikan." Sahut Cyra penuh semangat.

Baik Sean maupun Riyan sangat bangga dengan dua gadis jenius ini dalam memaparkan pendapat mereka tentang ilmu filsafat.

Bukan hanya kebanggaan yang dirasakan dua pemuda ini. Para dosen yang tidak menyangka memiliki aset berharga mereka di kampus ini begitu bangga dengan Cyra dan Celia.

Hingga akhirnya seminar itu di tutup setelah banyak pembahasan wawasan yang mungkin lebih luas untuk di sampaikan namun keterbatasan waktu membuat mereka mengakhiri seminar yang sangat seru hari itu.

Sepertinya profesor Benard masih penasaran dengan dua gadis ini hingga meminta ijin kepada rektor kampus tersebut untuk bertemu Celia dan Cyra secara pribadi di ruang rektor.

Cyra dan Celia tidak keberatan dengan pemanggilan itu. Keduanya melayani apa yang ingin ditanyakan oleh profesor Benard.

Hanya saja, Celia dan Cyra tidak ingin ditanyakan hal yang sifatnya pribadi. Mereka lebih ingin membahas dunia pengetahuan.

"Bukankah kalian adalah mahasiswa yang baru masuk ke kampus ini?" Tanya tuan Benard.

"Sebenarnya kami sudah kelilingi dunia hanya untuk kuliah dan kuliah dari usia kami masih kecil." Ujar Celia.

"Maksud kalian apa?"

"Kami dinobatkan sebagai anak jenius saat usia kami tiga tahun. Kami membaca semua buku-buku milik orangtua kami maupun kakek dan nenek kami yang merupakan orang-orang jenius.

Sejak usia kami sepuluh tahun kami sudah mendapatkan gelar doktor sesuai dengan jurusan yang kami tempuh saat ini.

Dan sekolah atau kuliah bagi kami hanya tempat bermain untuk mendapatkan ilmu baru yang sebenarnya kami sudah menguasainya seperti yang di sampaikan anda profesor dalam seminar tadi."

Deggggg...

"Apa motivasi kalian untuk mempelajari semua buku ilmu pengetahuan dengan meraih banyak gelar dan prestasi?"

"Itu karena kami tidak ingin ada yang menyampaikan ilmu yang diketahuinya dengan menyampaikan pendapatnya secara sepihak untuk menyesatkan orang lain hanya berkiblat pada ilmu yang disampaikannya.

Padahal masih banyak ilmu yang sama yang bisa di bagikan kepada muridnya tanpa menyembunyikan kebenaran ilmu lainnya karena sentimen sampah secara pribadi misalnya memusuhi agama tertentu." Ujar Celia.

Deggggg...

Profesor Benard mati kutu ditempatnya karena tidak bisa lagi mencari cela dari kedua gadis ini dengan setiap pertanyaan apa saja yang ingin diujikan pada kedua gadis ini dan keduanya menjawab sesuai dengan kebutuhan pertanyaan yang disampaikan oleh profesor Benard.

Terpopuler

Comments

Osie

Osie

skakmatt mr.bernard..cucu andien jgn dilawan bakal terhempas dirimu..andai kamu tau celia n cyra cucu andien pasti copot tuh biji matamu bernard

2022-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!