Si keras kepala.

Jovian menunggu di dalam mobil, duduk santai menatap ke arah luar dimana Denis dan seorang gadis belia berjalan beriringan. Dia menarik kacamata hitamnya agar dapat menatap Kiana lebih jelas lagi. Gadis cantik, berkulit putih pucat, dengan rambut pendek di atas bahu berwarna hitam mengkilat.

"Dia akan sangat menyusahkanmu, Jo!" Gumamnya saat menangkap gelagat gadis itu yang memang sedikit berbeda dari gadis lainnya.

Dreuk!

Denis tampak membukakan pintu untuk gadis tersebut, yang terus bungkam dengan bibir yang mengerucut.

"Pakai sabuk pengamannya, Kia!" Ucap Denis sebelum dia menutup pintu di samping Kiana.

Gadis itu mendelik, menatap Denis tajam dan berdecak sebal.

"Jasmine Kiana!"

"Iya iya, … astaga Om Denis bawel banget kaya Papah." Dia memekik kesal.

Sementara Jovian mengenakan kacamatanya lagi, dengan senyum yang tampak tertahan saat mendengar perselisihan antara teman juga gadis yang akan berada dalam pengawasannya itu.

Denis menutup pintunya, lalu dia beralih membuka pintu penumpang samping kemudi, masuk dan duduk di samping Jovian yang kali ini mengambil alih mobil tersebut.

"Pulang, Jo." Titah Denis.

Jovian mengangguk, lantas memutar setir mobil, dan keluar dari parkiran kantor polisi sana dengan kecepatan sedang.

Mereka bertiga sama-sama diam, Jovian fokus mengemudi, Denis menatap sekitar jalanan yang begitu padat, sementara Kiana memejamkan mata, sepertinya dia masih merasa dongkol, karena telah semalaman dibiarkan berada di dalam kantor polisi, bahkan sampai tertidur di dalam sel sana, dengan hanya kasur kecil dan tipis.

"Om? Mampir ke all you can eat, yah!" Kiana mulai membuka suara.

Dua pria di depan seketika melihat ke arah spion depan.

"Lain kali, sekarang Pak Danu meminta kita pulang lebih dulu." Jawab Denis tegas.

"Tapi aku laper Om!" Kiana merengek.

"Iya kapan-kapan kamu bisa pergi, dengan Jo. Sekarang kita harus pulang dulu, Om tidak mau terkena marah lagi, … sudah cukup Om disalahkan terus hanya karena menuruti keinginanmu!" Jelas Denis.

Kiana menghela nafasnya kencang, kembali menyandarkan punggung pada sandaran kursi mobil, lalu memejamkan mata. Rasa kesalnya jelas kembali meluap, dia mempunyai semuanya. Tapi Kianan benar-benar merasa keinginan dia semakin dibatasi.

***

Empat puluh lima menit berkendara, akhirnya Jovian memberhentikan mobil Audi RS6 berwarna hitam pekat diantara mobil-mobil yang terparkir lainnya.

Dengan segera gadis yang duduk di kursi belakang melepaskan lilitan sabuk pengamannya, membuka pintu mobil, meraih tas dan segera berlari ke arah dalam membiarkan pintu mobil terbuka begitu saja.

Denis menghela nafas, lalu dia menoleh kepada rekan kerjanya.

"Bayangkan jika aku juga yang harus mengurus dia! Rambut di kepalaku pasti akan benar-benar rontok." Dia berbisik.

Jovian tertawa pelan, membuka seatbelt dan segera turun, hendak menyusul gadis yang tadi berlari ke arah dalam terlebih dulu.

"Dia tidak takut padamu. Makanya dia bersikap seperti itu!"

"Dia tidak pernah takut kepada siapapun. Contohnya Kiana langganan kantor polisi hampir setiap Minggu, itu karena dia memang bandel."

Mereka berdua berjalan memasuki rumah besar itu. Dan teriakan Danu juga Kiana terdengar saling bersahutan.

"Astaga! Bahkan balapannya belum dimulai, tapi Papah sudah bertindak sejauh ini." Kiana berteriak.

"Jangan membangkang Kia!"

"Papah jahat!" Dia semakin meninggikan suaranya.

Sementara Herlin terus memeluk tubuh suaminya, berusaha meredam amarah yang tampak sudah berkobar.

"Semua fasilitas Papah tarik. Tidak ada mobil, tidak ada kartu Atm, hanya uang cash dan itu akan Papa batasi juga!" Danu berujar.

Kiana menatap wajah Danu dengan tatapan tak percaya.

"Ini nggak adil."

"Papa tidak peduli. Jika kamu mau keluar, pergilah bersama Jovian, … hari ini dia bekerja sebagai Bodyguard khusu untukmu." Danu menatap ke arah pria yang baru saja masuk.

Membuat Kian menoleh, dan menatap tidak suka pria bertubuh tinggi besar itu.

"Aku tidak mau. Aku sudah besar, aku tidak butuh Bodyguard, aku bisa menjaga diriku sendiri!" Nafasnya memburu, dengan wajah dan mata yang sangat memerah.

"Terserah saja, tidak bersama Jovian. Atau tidak ada izin sama sekali untukmu."

"Pah!" Herlin mengusap-usap dada suaminya, lalu dia menoleh menatap Kiana yang masih berdiri disana, dengan tatapan tajam tertuju kepada ayahnya.

Kiana menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah tengah kecewa kepada mereka. Kedua orang tuanya.

"Kia, masuk kamar sayang, nanti Mama nyusul." Pinta Herlin dengan suara lembut.

"Sial!" Dia berteriak, lalu beranjak pergi menaiki setiap anak tangga, lalu membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang setelah dia masuk kedalam sana.

Danu hendak kembali berteriak, namun Herlin Segera meraup wajahnya, lalu menggelengkan kepala, wanita itu meminta suaminya untuk berhenti.

"Dia tidak akan luluh hanya karena kamu berteriak. Dia adalah dirimu, versi Kiana. Sifat kalian sama-sama keras, tidak akan ada yang mau mengalah aku tahu, tapi sekali ini saja kamu diam dan biarkan Kia menumpahkan kemarahannya." Herlin berucap.

Danu bungkam, dadanya naik turun dengan sangat cepat.

"Jovian, Denis? Tolong tinggalkan kamu berdua, kami akan memanggil jika ada sesuatu." Pinta Herlin kepada dua Bodyguardnya.

"Baik." Sahut Denis juga Jovian bersamaan.

Mereka segera berbalik badan, lalu menghambur keluar rumah besar itu, dan berjalan ke arah salah satu bangunan yang memang disiapkan untuk mereka bersantai menghabiskan waktu luang.

"Keluarga yang rumit." Jovian duduk di sofa besar yang tersedia, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia mulai berpikir, tugasnya kali ini akan sangat berat. Akan banyak menguras kesabaran karena memang pribadi Kiana yang sedikit berbeda.

"Sudah aku katakan, Kiana tidak takut kepada siapapun. Jangankan kepadaku, kepada Pak Danu saja dia berani berteriak." Denis terkekeh, dia memberikan satu botol minuman kaleng, lalu ikut duduk di sofa yang sama.

Jovian menengakan duduknya, dan membuka kaleng tersebut, lalu meminumnya perlahan.

"Tugasmu akan sangat sulit, Jo!" Denis terkekeh, setelah menyesap soda dingin miliknya.

"Benarkah?" Jovian tampak tenang seperti biasa, meski dia mulai was-was dan harus segera menata strategi agar bisa membuat seorang Kiana menjadi gadis penurut.

"Ya, kau harus bisa mengatasi egonya, mengubah pribadinya, dan membuat dia terjauh dari hal-hal buruk, yang sangat dia sukai."

"Mungkin. Kelihatannya akan sedikit sulit, … tapi aku akan berusaha membuatnya menjadi gadis yang sangat penurut kepadaku, kau tahu Denis, aku mempunyai caraku sendiri."

Denis mengangguk, lalu dia menepuk-nepuk bahu kokoh temannya.

"Tapi ingat, dia gadis belia. Terlalu keras juga tidak baik, bukannya menurut, dia justru akan semakin menjadi-jadi."

"Sekarang, aku harus tahu pribadinya dulu, dan hal itu kau yang lebih tahu karena sudah cukup lama mengabdi pada keluarga ini." Jovian mulai serius.

Denis mengangguk lagi.

"Kiana sangat keras kepala, dia akan melakukan apapun yang menurutnya benar. Ingat! Yang menurutnya benar, Jo. Dia tidak manja seperti anak-anak orang kaya pada umumnya, dia sedikit mandiri, nekad, dan seperti yang ku katakan tadi, dia tidak pernah takut kepada siapapun, tapi dia ceroboh, sangat ceroboh. Dia sangat mudah dimanfaatkan teman-temannya sehingga dia benar-benar sangat mudah di jebak."

Jovian mengangguk paham.

"Baik, aku sudah tahu harus bagaimana menanganinya."

"Benarkah?"

Jovian mengangguk lagi.

"Kalau begitu aku akan mendekatinya dulu, membuat dia merasa bahwa aku adalah temannya, bukan seorang Bodyguard yang menyebalkan seperti dirimu." Setelah itu dia tertawa kencang.

Denis memutar kedua bola matanya, lalu mendorong bahu Jovian sampai membuat pria itu sedikit terhuyung ke samping.

"Aku sudah serius, tapi kau malah bercanda." Geram Denis.

"Jangan terlalu serius, pekerjaan kita sudah sangat menegangkan, jadi santailah jika kita sedang ada waktu rehat." Jelasnya.

"Kau menyebalkan."

"Tenanglah Denia, aku pasti bisa mengatasinya." Dia menepuk-nepuk pundak Denis cukup kencang.

Dan akhirnya kedua pria itu diam, menikmati soda dingin dalam kemasan kaleng dengan perisa lemon segar, yang Denis bawakan tadi.

*

*

*

...Jangan lupa like, komen, hadiah dan vote kalo ada. Pencet love juga biar dapet notif kalo si Om yang satu ini gentayangan :)...

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

baru mampir thor

2023-04-01

2

Ayu Oktaviana

Ayu Oktaviana

😄😄😄😄😄

2023-03-09

1

buk e irul

buk e irul

roman roman nya tambah seru ini 😀

2023-02-09

2

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!