Rindu.

"Vin? Gue boleh nebeng lo kan?" Tanya Kiana kepada salah satu temannya, saat jam pelajaran selesai, dan waktu pulang sudah tiba.

Kevin tampak tersenyum, lalu menganggukan kepala.

"Beneran boleh?"

"Iya, mau minta jajan juga boleh. Apa sih yang nggak buat Kiana, … ya walaupun cinta gue ditolak terus-terusan, tapi gue masih sayang kok sama lo!"

Kiana memaksakan senyumnya, lalu menggaruk kepala yang tak terasa gatal.

Gadis itu bingung.

"Jangan bahas itulah, kita kan friend." Kiana menepuk bahu kekar teman satu kelasnya.

"Bercanda, Kia! Jangan masukin hati." Kevin terkekeh pelan.

"Ya sudah, kamu duluan kaya Syarla, Hilmi, Zayna, sama Starla … aku harus mastiin aman dulu." Dia berbisik.

Kevin mengangguk, dia meraih tas setelah merapikan barang-barang bawaannya dan berjalan lebih dulu ke arah luar. Sementara Kiana mencoba berpikir untuk lolos dari Bodyguard baru yang menurutnya sangat menyebalkan.

Berbeda dengan Denis, dia selalu membujuknya jika dia mencoba mengelabui dengan pura-pura marah, tapi tidak dengan Jovian, dia jelas lebih acuh tanpa merasa peduli sedikit pun.

Kruuukkk!!

Perutnya berbunyi, Kiana yang sedang berjalan pun tiba-tiba berhenti, menundukkan pandangan, menatap perut dan mengusapnya perlahan.

"Sabar ya Cing, ini kita mau minta traktir dulu sama Kevin. Nanti makan sepuasnya oke!" Ucap Kiana pada cacing di perutnya yang sudah berdemo ria.

Maklum saja, dia melewatkan sarapan, lalu sekarang dia melewatkan makan siang, bahkan sampai hampir sore hari perutnya hanya terisi dengan air putih hangat, yang Kiana minta dari ruang dosen.

Gadis itu kembali berjalan, kali ini sedikit mengendap-endap, melihat situasi, bersembunyi di balik tubuh mahasiswa lain yang sedang berjalan ke arah parkiran.

Kiana mengedarkan pandangan, kemudian berlari-lari kecil saat tak mandapati Jovian di sekitar sana. Namun sayang, saat dia hampir saja meraih handle pintu mobil milik Kevin, seseorang menarik tasnya, hingga dia hampir saja terjerembab ke belakang.

"Mau menghindar yah!?" Kata Jovian dengan ekspresi wajah datar seperti biasa.

Kiana memutar bola mata, lalu menghela nafasnya kencang.

"Ah baiklah, sekarang aku benar-benar tidak akan beruntung." Kiana pasrah.

Sementara Kevin terdiam memperhatikan di dalam mobilnya sana. Dia segera turun saat gadis itu di tarik menjauh dari mobilnya.

"Hey!" Kevin berteriak, membuat Kiana menoleh, tapi tidak dengan pria tinggi di sampingnya.

Jovian hanya terus berjelan, menyeret Kiana hingga hampir masuk kedalam mobilnya.

"Nggak jadi nebeng Vin, … sorry yah!" Kiana melambai-lambaikan tangannya.

"Tapi kenapa?"

Kiana hendak menjawab, tapi Jovian dengan keras mendorong tubuh gadis itu sampai benar-benar masuk kedalam mobil, duduk di kursi belakang.

Brugh!

Sang Bodyguard menutup pintu mobil itu cukup kencang.

Mata Kevin membelalak, dadanya bergemuruh saat Kiana diperlakukan cukup buruk. Itu menurut sudut pandangnya, karena memang dia sangat menyukai gadis itu.

"Hey! Apa anda tidak bisa bersikap sedikit lembut tuan? Yang kau hadapi itu seorang perempuan." Kevin berjalan mendekat.

Jovian menoleh.

"Kamu berbicara kepada saya?" Jovian menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa lagi!" Kevin berdecih sebal.

"Apa sekolah tidak membuatmu memiliki adab yang baik? Apa seperti itu anak-anak jaman sekarang berbicara kepada orang-orang yang lebih tua dari pada mereka?" Jovian datar.

Kevin tersenyum miring, dia tampak mengejek.

"Kia? Ayo turun, … bukannya kamu mau pulang bersamaku?" Dia berteriak, memanggil gadis di dalam mobil sana.

"Tidak bisa!" Sergah Jovian.

"Kia? Ayo!"

Kiana mengangguk, dia meraih handle pintu dan hampir membukanya, sebelum teriakan dan ancaman Jovian terdengar lagi, dan kali ini membuat nyalinya benar-benar menciut.

"Silahkan, ikut dia dan asrama menantimu!" Ancam Jovian.

Kiana menggigit bibirnya kencang.

"Vin, aku pulang yah! Kamu boleh pulang juga, kapan-kapan lagi deh." Ucap Kiana melalui kaca mobil yang terbuka sedikit.

"See? Dia memintamu pulang anak muda, maka pulanglah, pergi tanpa harus menatap saya seperti itu, karena saya tidak takut!"

Jovian langsung berjalan memutari mobil, membuka pintu dan segera duduk di kursi kemudi. Suara derum mesin mobil terdengar, perlahan mundur dan pergi meninggalkan Kevin yang masih berdiri mematung, memperhatikan mobil milik Kiana yang berlaku pergi.

Mobil yang berada di bawah kendali Jovian melaju dengan kecepatan tinggi. Melesai membelah jalanan kota pada sore hari ini.

Suasana begitu hening, tak ada yang berniat memulai pembicaraan, selain musik yang mengalun pelan di dalam sana. Sementara dua manusia itu memilih bungkam dengan pikirannya masing-masing.

Beberapa kali Jovian menatap ke arah kaca spion di hadapannya, melihat keadaan gadis di kursi belang.

Kiana terlihat bersandar pada kaca mobil, menatap kosong ke arah luar, dengan kedua tangan yang dilipat di atas dada.

"Dia kekasihmu?" Jovian memulai obrolan.

Kiana diam.

"Apa dia juga yang menyebabkan kamu membangkang kepada Pak Danu, dan Bu Herlin?" Tangannya lagi, tapi gadis di kursi belakang tetap diam.

Gadis itu tetap diam, dia hanya mengubah posisi duduknya menjadi lebih nyaman, namun tak berniat menjawab pertanyaan Jovian sedikit pun.

Kiana muak.

"Astaga, kenapa juga aku mempunyai tugas mengawal gadis menyebalkan sepertimu." Gumam Jovian cukup pelan, tapi Kiana masih bisa mendengarnya dengan sangat baik.

"Maka berhentilah dan segera mengundurkan diri dari pekerjaan sekarang, aku juga tidak mau diawasi seperti ini, diatur-atur begini!" Balas Kiana santai.

"Jika bukan Denis yang meminta, … maka saya tidak akan menerima penawaran ini. Apalagi setelah mengetahui kamu seorang gadis yang sangat susah diberi tahu. Berandalan! Setiap Minggu memasuki kantor polisi hanya terkena razia, … bagaimana suami kamu nanti, kasian harus menghadapi istri pembangkang seperti dirimu!"

"Memangnya siapa yang mau menikah? Aku ingin menghabiskan waktuku sendiri, untuk apa menikah? toh pernikahan tidak menjamin seseorang akan bahagia." Kiana tersenyum miring.

Kini Jovian yang bungkam. Ucapan gadis itu terasa menghantam pikirannya, karena apa yang Kiana katakan ada benarnya, terbukti dari Diana sang mantan istri, dia melayangkan gugatan cerai karena merasa tidak bahagia hidup dengan dirinya, yang dipenuhi jadwal pekerjaan yang begitu padat.

***

Dan setelah berkendara yang cukup memakan waktu. Akhirnya mobil yang Jovian juga Kiana tumpangi sampai di salah satu hunian mewah milik kedua orang tua gadis tersebut.

Mobil berhenti, dan tanpa banyak bicara Kiana langsung turun, membanting pintu mobil sangat kencang, lalu berlari ke arah dalam rumah.

Sementara Jovian langsung menghambur memasuki sebuah tempat yang dikhususkan untuk para pekerja disana.

"Jo!" Denis menyapa.

"Ah, kau sudah disini rupanya." Ucap Jovian, kemudian dia duduk dan menghempaskan punggung pada sandaran sofa.

Dia memejamkan mata, hatinya merasa gundah gulana, saat kata-kata Kiana menusuk relung hatinya yang paling dalam.

Apakah dirinya yang egois selama ini? Hingga Diana memilih untuk menyerah dan pergi? Apa mungkin dia juga tidak bahagia? Benarkah? Tapi banyak canda tawa selama rumah tangga mereka berlangsung, bahkan pertengkaran baru saja terjadi setelah hubungan itu benar-benar berada di ujung tanduk, dan alasan Diana melayangkan gugatan cerai itu adalah karena dirinya yang terlalu sibuk bekerja.

"Hubungan ini sudah semakin rumit, Jo. Kita sudah tidak mempunyai waktu untuk menghabiskan waktu bersama, aku hanya meminta waktumu, … kurangilah sedikit jadwal pekerjaan, aku merasa kamu mulai acuh!"

Ucapan yang Diana lontarkan kembali teringat. Dan itu adalah kata-kata terakhir perempuan itu sebelum hubungan pernikahan mereka hancur, karena Diana yang memberikan dua pilihan, antara pekerjaan dan pernikahan, dan dengan lantangnya Jovian memilih pekerjaan yang sudah lama di jalaninya, bahkan sebelum dia menikah dengan wanita cantik itu.

Bukan tidak dengan alasan, dia harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan, atau bahkan menabung untuk masa tua.

Walaupun pada akhirnya Jo memilih berhenti bekerja, setelah perceraian itu dikabulkan oleh hakim.

"Keadaanmu berantakan sekali!" Denis mendekat, dia menyodorkan satu minuman kopi kemasan kaleng.

Jovian meraihnya, kemudian mengubah posisi menjadi duduk.

"Apa Kiana menyusahkanmu?"

Jovian menjawab dengan gelengan kepala, lalu meneguk minuman itu perlahan.

"Lalu?"

Jovian menghembuskan nafasnya kencang, dia menoleh ke arah Denis, dan menatap temannya itu lekat-lekat.

"Aku rindu, Diana." Dia berbisik lirih.

Sementara Denis bungkam saat mendengar penuturan dari temannya tersebut. Dia bingung tidak bisa menjawab apapun, karena memang dia tidak mengetahui lebih jauh tentang hubungan rumah tangga Jovian, selain itu memang ranah pribadi dan dia tidak mau masuk terlalu jauh dari masalah yang temannya alami.

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

salah langkah tapi efeknya....hmm

2023-02-10

1

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

g keder atuuh vin... g ngaruh😄😄😂

2023-02-09

1

Sinciho Grendly

Sinciho Grendly

kok aku sedih baca rintihan Jo 😢

2023-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!