Licik.

Nyaring suara alarm berbunyi, terdengar hampir ke seluruh ruangan yang tampak gelap gulita. Ponselnya terus menyala, bergetar sampai membuat Jovian yang masih terlelap segera menarik kesadarannya secara penuh.

Tangan Jovian bergerak meraih benda pipih yang tergeletak di atas nakas, membawanya hingga mendekat, lalu menggeser salah satu tombol sampai ponsel itu benar-benar berhenti berbunyi.

"Hhhh!" Jovian menyapu wajahnya, kemudian bangkit saat dia mendapati jam di dalam ponselnya sudah menunjukan pukul lima pagi hari.

Pria itu menurunkan kedua kakinya, memakai sandal rumahan yang dipenuhi bulu-bulu lembut berwarna hitam, kemudian berjalan bertelanjang dada ke arah ujung, untuk membuka gorden tebal yang masih membentang menutupi kaca besar kamarnya.

Jovian berdiri disana cukup lama memperhatikan beberapa orang yang sudah memulai aktivitas, di lantai 7 dimana Unit apartemennya berada. Hal yang selalu Jovian lakukan, hanya untuk mengusir rasa jenuh yang selalu terasa bahkan hampir setiap hari.

Setelah itu pandangannya beralih, menatap lurus cakrawala luas yang mulai menguning saat cahaya matahari muncul dengan sangat malu-malu.

Dia bergegas mendekati lemari pakaian, menarik satu kaos polos rumahan, berjalan memasuki kamar mandi, dan kembali setelah dia membasuh dan menggosok giginya.

Klek!

Pria itu keluar dengan menenteng sebuah jaket parasut khusus untuk olahraga, dengan sepatu lari yang melekat di kedua telapak kakinya.

"Selamat pagi, Pak?" Seorang petugas kebersihan menyapa.

Sementara Jovian hanya mengangguk, dengan seulas senyum tipis yang dia perlihatkan. Jovian segera beranjak pergi, untuk memulai olahraga paginya yang hampir tidak pernah dia lewatkan sama sekali, sebelum memulai aktivitas lain.

***

Pintu salah satu ruangan di lantai dua tiba-tiba terbuka. Kemudian munculah seorang gadis cantik, dengan keadaan sudah siap. Kaos putih yang terlihat begitu ketat membalut tubuh rampingnya, dipadukan dengan rok jeans diatas lutut, tak lupa kaos di atas tumit, juga sepatu Converse Run Star Hike hitam/putih.

Dia berjalan menuruni setiap anak tangga dengan sangat perlahan, menuju meja makan dimana ayah dan ibunya sudah berada duduk disana dengan beberapa jenis roti tawar, juga selai sebagai pelengkap.

Herlin tersenyum, begitupun Danu. Mereka sedikit terpukau dengan penampilan anak gadisnya hari ini. Pakaian yang modis, kulit putih mulus tanpa cacat sedikitpun, dan jangan lupakan rambut pendek hitam mengkilap yang terlihat rapi, dihiasi sebuah jepitan kecil berbentuk mutiara.

"Cantik sekali!" Danu memuji putrinya.

Yang seketika membuat Kiana tertunduk tersenyum malu.

Herlin segera berdiri, membawa beberapa slice roti tawar, mengoleskan selai blueberry, lalu menempatkannya di atas piring dan memberikan kepada Kiana.

"Terimakasih, Mama." Kiana tersenyum.

"Papa mau roti juga? Atau kopi saja?" Dia menatap suaminya.

Danu menjawab dengan gelengan kepala, lagi-lagi bibirnya mengulas senyum tipis, memperhatikan Kiana yang mulai melahap roti isi selai blueberry kesukaannya.

"Papa tidak ikut makan?" Gadis itu bertanya dengan raut wajah yang terlihat begitu manis.

"Papa kopi hitam saja, sudah cukup."

Satu tangan Danu bergerak, lalu mengusap rambut Kiana dengan sangat lembut.

Berbeda dengan Danu yang tampak asik memperhatikan putrinya. Herlin justru ikut menikmati sarapan roti lapis, dengan selai kacang yang dia jadikan isiannya.

"Wajahmu berbinar sekali."

Kiana menoleh ke arah Danu, yang sedari tadi terus tersenyum. Pria paruh baya itu benar-benar terlihat berbahagia, setelah hubungannya dengan Kiana sedikit merenggang, akhirnya gadis itu kembali mendekatkan diri seperti biasanya.

Ya, putri manjanya yang sempat tak manja lagi hanya karena sebuah konflik keluarga yang tidak terlalu besar.

"Papa juga senyum-senyum terus!" Kiana membalikan kata-kata ayahnya.

"Papa bahagia melihat kamu seperti ini. Wajahnya ceria, tidak cemberut seperti kemarin-kemarin." Jelas Danu.

Herlin memperhatikan interaksi anak juga suaminya.

"Hemmm, … aku rasa apa yang Mama katakan ada benarnya. Papa begitu karena sayang sama aku kan? Ya sekarang aku nurut sajalah." Kiana berujar.

Danus kembali tersenyum.

"Sebenarnya sedikit berat. Aku sudah tidak boleh jajan, tidak boleh belanja, tidak boleh main sama temen-temen, … tapi aku coba!"

Jelas Kiana kepada ayahnya, membuat perasaan Danu sedikit terenyuh.

"Hhhh!" Danu menghela nafasnya kencang. "Memangnya siapa yang bilang tidak boleh? Papa hanya menarik fasilitas, dan meminta Jo untuk menjagamu juga mengatur semuanya, jika mau main ya silahkan, asalkan ada Jovian yang akan mengawal mu." Jelas Danu yang seketika membuat Kiana menghentikan aktivitas sarapan paginya.

Dia menoleh, menatap wajah ayahnya lekat-lekat.

"Benarkah? Aku masih boleh jalan-jalan? Shoping sama teman-teman?" Kiana terlihat sangat antusias.

Danu mengangguk.

Ekspresi wajah Kiana semakin berbinar.

"Aaa, … aku sayang Papa!" Dia bengkit lalu memeluk bergelayut manja di lengan Danu, ayahnya.

"Apa Mama mu sudah memberitahu sesuatu?" Dia menatap wajah putrinya dengan jarak yang begitu dekat.

Sesosok bayi mungil yang kini sudah benar-benar beranjak dewasa. Lukisan alis yang begitu indah, mata bulat dengan bulu mata yang tidak terlalu lentik, bibir mungil berbalut lipstik dengan warna nude dan jangan lupakan hidung mancung miliknya.

Kiana benar-benar menjadi gadis yang begitu cantik. Ya, Danu bahagia karena dia memiliki bagian darinya versi gadis yang begitu cantik.

"Papah!?" Kiana memanggil-manggil.

Namun pria itu sepertinya tak berhenti mengagumi kecantikan putrinya sendiri.

"Lihat! Papa mu baru saja menyadari jika dia memiliki putri yang sangat cantik." Herlin terkekeh, dia paham isi kepala suaminya.

Dan itu mampu membuat kesadaran Danu tertarik sepenuhnya.

"Papa hanya takut, setelah ini akan banyak pria yang ingin mengencanimu."

"Benarkah? Tapi aku belum kepikiran ke arah sana." Kiana tertawa.

"Hmmm, … kembali pada pertanyaan awal. Apa Mama sudah memberitahukan sesuatu?"

"Apa?"

"ATM akan Papa kembalikan. Tapi ingat! Ikut sertakan Jo bersamamu, maka izin dari Papa akan selalu kamu kantongi."

Kiana segera mengangguk, pertanda dia setuju. Tidak ada perlawanan, atau sedikit penolakan, kini Kiana hanya perlu menuruti semua keinginan ayahnya, makan dengan itu hidup dia akan kembali mudah seperti semula.

"Thank you, Papa! I love you to the moon and back."

Cup!

Dia mencium pipi ayahnya, lalu beralih mendekati Herlin, dan melakukan hal yang sama.

"Mama juga mencintaimu. Tidak usah ucapkan kata-kata itu, atau Mama akan pingsan karenanya." Herlin terkekeh pelan saat Kiana bertubi-tubi mengecup seluruh wajahnya dengan kecupan basah.

Kemudian sebuah mobil tampak memasuki gerbang rumahnya, lalu berhenti di tempat biasa, terparkir dengan mobil-mobil para pekerja lain.

"Om Jo sepertinya sudah tiba, … aku berangkat dulu! Papayo Mama, … papayo Papa … love you."

Terlebih dulu dia meneguk susuk hangatnya hingga habis setengah, lalu berlari ke arah luar.

Gadis itu mendekati mobil BMW 53oi putih miliknya, seraya menatap pria yang baru saja turun dari dalam mobil dengan begitu gagah.

Tatapannya begitu tajam, berjalan pelan dengan tubuh tegap, bahkan Jovian memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

Kiana menadahkan tangan, membuat pria yang sedang berjalan mendekatinya mengerutkan kening.

"Mana ATM ku!" Pinta Kiana sembari menaikan satu alisnya.

"Akan saya berikan jika sampai kampus nanti." Jovian berujar.

Kiana memutar kedua bola mata, lalu mencebikan sudut bibir.

"Curang!" Kiana berucap ketus.

"Kau yang curang. Apa yang kamu rencanakan? Aku sangat mencurigai mu, Nona Kiana! Tingkah semalam yang selalu memperhatikan saya … dan apa ini? Kau berpenampilan tidak layak!" Ujar Jovian, kemudian mengeluarkan kunci mobil dan menekan tombol remote yang tergantung di sana.

"Cih, tidak layak kan menurut Om. Lagian target aku bukan bapak-bapak seperti Om, tapi oppa-oppa Korea. Seperti Min Yoongi misalnya!"

Kiana segera meraih handle pintu mobil, membuka nya dengan sekali tarikan, dan masuk meninggalkan Jovian yang mematung, dengan mata terbelalak.

"Bapak-bapak? Apa dia berbicara jika aku ini tua? Selain licik ternyata gadis itu buta juga!" Jovian mengumpat, dia kesal bukan main.

Baru kali ini ada yang meledeknya seperti apa yang Kiana lakukan.

Dan dengan segera Jovian menyusul masuk, menyalakan mesin mobil, dan melajukan kendaraan roda empat milik putri atasannya itu dengan kecepatan sedang, berjalan melewati gerbang rumah besar yang dijaga beberapa security disana.

Terpopuler

Comments

Halas Son

Halas Son

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sabar ya Jo....

2023-02-11

1

Riri alfifi 🥝

Riri alfifi 🥝

seterahh km Ki, yg pntg jangan babang Enwu yg km targetkan kl tidak mau berlawanan dengan aku😆😆😆😆😆

2023-02-03

2

puputgendis

puputgendis

gubrak 🤣🤣🤣🤭🤭🤭 bp jo😆😆😆😆😱

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!