Bodyguard.

Jovian duduk di bangku kayu yang tersedia di luar toko. Melipat kedua tangan di atas dada, dengan pandangan memincing tajam penuh selidik. Memperhatikan gelagat teman-teman Kiana, yang menurutnya sedikit melampaui batas di balik kacamata hitamnya.

Bagaimana bisa mereka begitu berani. Membawa semua barang yang mereka mau tanpa banyak berpikir, sementara Kiana. Gadis itu hanya memilih beberapa pakaian, itupun tak membuat gadis itu memasukan kedalam kantung belanjanya.

Tubuh tinggi besar, memakai setelah kerja serba hitam, sangat terlihat kontras dengan kulit tubunya yang berwana putih bersih. Belum lagi rambut sedikit memanjang dan tidak terlalu rapih, juga hidung mancung yang menjadi penyangga kacamata hitam milik Jovian, membuat pria itu benar-benar terlihat sangat ideal juga tampan.

Beberapa pengunjung mall menoleh ketika melintas tepat di hadapan Jovian. Namun pria itu tampak tidak peduli sama sekali. Tentu saja perhatiannya terus tertuju kepada Kiana, gadis keras kepala, pembangkang, tapi bodoh.

Menurutnya.

"Lo ambil apa aja?" Zayna bertanya kepada kedua teman perempuannya, Sharla, juga Starla.

Kedua tersenyum penuh arti, lalu memperlihatkan tas belanjaan masing-masing.

"Gila! Lo ambil banyak banget, ada berapa pasang baju?" Zayna bertanya sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Gue lima pasang, nggak tau Starla." Ucap Sharla.

"Gue tujuh, sama sepatu udah di meja kasir." Starla mengembangkan senyumannya.

"Coba liat punya lo Za!" Sharla berujar.

Dia mendekat dan membuka tas belanjaan milik ketua geng mereka.

"Astaga, lo nggak salah? Banyak banget rok sama crop top!" Ucap keduanya tidak percaya.

"Mumpung ada yang bayarin, nggak usah capek-capek nguras isi tabungan gue. Belanja segini doang mah nggak ada apa-apanya buat Kiana yang seorang anak dari pemilik tambang batubara!" Katanya lalu terkekeh pelan.

Sementara Hilmi sibuk memilih sepatu, dan hanya Kevin yang dia memperhatikan Kiana terus menerus.

"Vin, ambil aja yang mau kamu ambil. Limitnya masih banyak banget kok, nggak bakalan langsung habis, apalagi cuma pakaian atau sepatu."

Kevin menggelengkan kepala.

"Uangku ada jika mau, tidak usah memanfaatkan uangmu. Hanya saja pakaianku di rumah masih layak pakai semua, … jadi untuk apa." Pria itu berujar.

Kiana hanya tersenyum, dan melanjutkan melihat-lihat beberapa pakaian yang menurutnya begitu menarik.

***

Jovian menghela nafasnya, mengangkat tangan kiri untuk melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

Hampir 2 jam berlalu, dia berdiam diri menunggu para anak muda yang sedang berbelanja. Namun tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda jika mereka telah selesai. Jovian segera berdiri, merapihkan setelan jas yang dia kenakan, kemudian berjalan memasuki salah satu toko dengan brand ternama di Indonesia.

"Kiana waktumu habis!" Panggil Jovian dengan nada bicara yang terdengar begitu menyeramkan.

Kiana yang sudah berdiri di depan meja kasir pun menoleh, dia terlihat sangat santai. Sementara teman-temannya terlihat sedikit was-was dan ketakutan. Kecuali Kavin yang memang lebih santai dalam pembawaannya.

"Totalnya 25 juta, dua ratus lima puluh ribu rupiah." Kasir berbicara.

"25 juta! Itu hanya untuk membayar belanjaan teman-temannya." Batin Jovian berbicara.

"Terimakasih, Mas, … Mbak!" Kiana berkata sesaat setelah menerima kartu kredit miliknya.

Hilmi, Sharla, Zayna dan Starla membawa barang belanjaan masing-masing. Tapi tidak dengan Kiana juga Kevin, mereka keluar dengan tangan kosong.

"Kartunya!" Jovian menadahkan tangan ketika gadis itu melintas di hadapannya.

"Apa?" Kiana bereaksi.

"Kartunya, mana?"

"Tapi …"

"Kartunya Kiana!"

Gadis itu mendengus sebal, bahkan matanya mendelik jengah, dengan satu kaki dia hentakan di atas lantai, lalu memberikan kartu yang Jovian minta dengan perasaan tidak rela.

Jovian menarik kartu tersebut dengan sedikit memaksa, lalu memasukan kedalam saku jas yang dia kenakan.

"Nyebelin banget sih jadi Bodyguard!" Kiana menggerutu.

Jovian bersikap santai. Dia bahkan tak terganggu dengan kata-kata kasar yang gadis itu tujukan kepada dirinya. Dia terus berjalan, melewati beberapa eskalator, sampai Jovian benar-benar sampai di parkiran mobil, dan menunggu gadis yang berada dalam pantauannya berpamitan dengan beberapa temannya.

"Bye, sampai ketemu lusa yah!" Kiana melambaikan tangan.

"Kia, … thanks ya! Jangan pernah bosen belanjain kita." Sharla, Zayna, Hilmi, dan Starla berteriak di dalam mobil milik Kevin.

Kiana hanya tersenyum dan membalas lambaian tangan teman-temannya.

"Kia, aku pulang oke?" Pamit Kevin saat mobilnya melintas di hadapan gadis itu.

"Iya, Vin. Hati-hati!"

Mobil SUV itu melaju dengan kencang, keluar dari area parkir terlebih dahulu. Sementara Kiana baru saja menggapai handle pintu mobil, kemudian masuk, di susul Jovian setelahnya.

Tanpa banyak berbicara Jovian menghidupkan mesin mobilnya, menginjak pedal gas perlahan-lahan sampai kendaran roda empat yang berada di bawah kendalinya melaju dengan kecepatan sedang.

Keadaan cukup hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Kiana hanya diam memandang ke arah samping, begitupun dengan Jovian yang terus memfokuskan diri pada jalanan di hadapannya.

Kiana mulai terlihat tidak nyaman. Dia meraih salah satu tombol sampai musik di dalam mobil miliknya mulai mengalun.

"Sepi banget kaya di kuburan." Kiana berujar.

Jovian hanya melirik, dan tidak berniat menjawab ucapan putri dari bosnya.

"Sudah dingin, hambar lagi. Kaya air mineral!" Celetuk Kiana dengan nada sindiran.

Jovian melirik sebentar, menatap Kiana tajam.

"Jaga ucapanmu. Usiaku ini jauh di atasmu, maka bersopan santunlah seperti anak-anak berpendidikan pada umumnya." Balas Jovian.

"Dih!" Gadis itu berdecih, dan tersenyum mengejek.

"Kau ini ingin berbuat licik. Sikapmu di hadapanku, dengan sifatmu di hadapan Pak Danu sangatlah berbeda. Tapi aku tidak mau membahas itu, yang ingin aku bahas cara kamu bersikap kepada teman-temanmu, … apa kau tidak sadar jika mereka menganggap kau bodoh!?"

Kiana bungkam, dia menoleh.

"Om jangan sok tahu!" Kiana tersenyum miring, lalu melipak kedua tangannya di atas dada.

Laju mobil melambat, dan benar-benar berhenti tepat di belakang beberapa mobil yang juga ikut mengantri, ketika lampu lalu lintas berubah menjadi merah.

"Dari semua temanmu. Yang benar-benar tulus hanya dua pria muda tadi!" Ucap Jovian tanpa mengalihkan pandangan.

"Aku bilang Om jangan sok tahu! Mereka teman-teman aku, yang tahu ya pasti aku!"

Kali ini Jovian benar-benar mengalihkan pandangan kepada Kiana. Gadis keras kepala yang begitu bodoh akan seuatu yang berada di dekatnya.

"Kau ini sebenarnya sadar kau sedang di manfaatkan. Hanya saja kau sedang takut tidak mempunyai teman, karena mereka seperti itu, … sedikit saja kau tidak menuruti kemauan mereka! Maka mereka akan meninggalkanmu begitu saja tanpa sebuah alasan."

Tatapannya begitu tajam, ekspresi wajahnya begitu dingin, bahkan suasana terasa semakin canggung sampai membuat Kiana mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Aku tidak suka ada orang baru yang bersikap seolah peduli. Om tidak tahu apa-apa, jadi jaga batasan yaa! Om cuma suruhan Papa, jadi tidak usah berlebihan mengomentari bagaimana aku dan teman-temanku."

"Dasar benar-benar bodoh!" Gumam Jovian.

Pria itu kembali melajukan mobilnya dengan sangat perlahan-lahan, melaju di belakang antrian mobil dan motor lainnya yang baru saja kembali melajukan kendaraan masing-masing.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

org bodoh makan org pintar,,,kirana takut ke hilangan teman ny

2023-04-03

1

Samsul Hidayati

Samsul Hidayati

betul yg dibilang om bodyguard itu cuma di manfaatkan sama temanmu sj

2023-03-12

1

ik@

ik@

buktikan saja kia, cb seminggu aj kmu ga mengeluarkan uangmu untuk kesenangan mereka sudah pasti mereka akan pergi jauh drmu kiana

2023-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!