Perjanjian.

Kiana segara keluar dari dalam mobil sana tak lama setelah dia sampai dan memarkirkan mobil di garasi rumah seperti biasa. Dia berdiri, bersandar di body mobil menunggu mobil Jovian yang baru saja memasuki area rumah kedua orang tuanya.

Sementara pria yang berada di dalam mobil sana tampak heran ketika pandangan Kiana terus tertuju kepada mobil miliknya.

"Ah aku mulai mencurigai setiap gelagat yang gadis itu perlihatkan." Jovian bergumam.

"Om!" Kiana mendekat ketika dirinya membuka pintu mobil, lalu keluar dan berdiri tegap.

"Jangan bilang Papa, yah! Kalau tadi aku sempat melihat acara road drift." Bisik Kiana.

Pandangan gadis itu mendongak, menatap pria tinggi besar yang berdiri dan sedikit menundukan pandangan, berusaha menatap wajah Kiana yang kali ini terlihat memohon.

Jovian tidak langsung menjawab, dia justru menarik lepas kacamatanya sampai pandangan mata keduanya benar-benar saling menyelami satu sama lain.

"Aku nggak mau hidup di asrama, Om." Gadis itu terus memohon.

Kiana semakin mendekat lagi, kemudian meraih lengan Jovian dan mengguncangnya.

"Om Jovian!" Kiana membuat suaranya terdengar menggemaskan.

"Ini caramu untuk mengelabui Pak Danu. Tapi tidak akan mempan kepada saya, jika Pak Danu bertanya maka saya akan menjawab seadanya dan sejujur mungkin."

Kiana langsung menggelengkan kepala.

"Aku janji setelah ini nurut, … nggak bakalan aneh-aneh lagi!" Dia mengangkat jari telunjuk dan tengah sampai membentuk huruf 'V'.

Mata Jovian memincing, mencari sebuah kebohongan yang mungkin gadis itu rencanakan. Namun nihil, sepertinya Kiana terlihat bersungguh-sungguh kali ini, hanya saja Jovian tidak boleh lengah, agar suatu saat jika Kiana berulah dirinya tidak terlalu pusing untuk memikirkan sebuah cara lain untuk kembali menaklukan putri semata wayang dari bosnya.

"Ya Om?" Kiana memohon terus.

"Ada apa denganmu ini? Kemarin-kemarin ingin membuat aku berhenti bekerja, … lalu sekarang malah memohon seperti ini! Apa kamu tidak malu, Nona Jasmine Kiana Danuarta?" Ucap Jovian penuh penekanan, juga sorot mata tajam yang begitu dingin dan menusuk.

Kiana mengatupkan mulutnya, lalu menggelengkan kepala. Gadis itu benar-benar merasa berada dalam ancaman sekarang, karena jika Jovian mengatakan hal itu kepada ayahnya. Maka asrama perempuan yang sang ayah janjikan akan segera dia datangi.

"Jangan!" Sesuatu di dalam otaknya berteriak.

Sebuah tempat dengan peraturan yang sangat ketat, tidak boleh keluar tanpa sebuah izin, bertemu orang tua hanya beberapa kali dalam sebulan, dan tentu saja dia tidak bisa menikmati nikmatnya dunia penuh kebebasan seperti sekarang.

"Aku nurut sama Om. Semua peraturan Om, tapi Om janji nggak bilang sama Papah!" Kata Kiana. "Gimana? Deal?" Kiana mengulurkan tangan.

Namun bukannya menerima uluran tangan itu. Jovian justru pergi begitu saja, meninggalkan Kiana yang masih mengharapkan belas kasihnya.

Bukan Kiana kalau tidak berjuang untuk segala yang dia inginkan. Gadis itu berlari mengejar dari arah belakang, sampai membuat beberapa pekerja disana menatap interaksi antar anak sang pemilik rumah dengan Bodyguard nya.

"Om aku mohon!" Kiana merengek.

Dia menarik ujung jas Jovian cukup kencang.

"Om?"

"Kita lihat saja kedepannya seperti apa. Jika kamu mematuhi apa yang kamu ucapkan tadi, maka bisa saya pertimbangkan." Katanya sambil terus melangkahkan kaki, tanpa mempedulikan Kiana yang terus menarik ujung jasnya.

Jovian mendorong pintu kaca rumahan yang selalu menjadi tempat untuk bersantai, masuk dan berjalan ke arah sofa.

"Om janji ya?"

Jovian melirik sekilas.

"Haihhhh, … dasar Olaf!" Gadis itu membatin.

"Pergilah!" Istri Jovian.

"Apa!?"

"Pergi, saya mau bersantai dulu tanpa bayang-bayang dirimu. Saya lelah, … jadi sana pergi, ini tempat para laki-laki, banyak asap rokok!"

"Disini yang bos nya siapa sih?" Hatinya berbicara.

"Kiana? Sana pergi!"

"Sabar Kiana sabar." Batinnya kembali berbicara.

"Baiklah, aku harap Om bisa mempertimbangkan apa yang aku katakan tadi. Aku janji kok nggak bakalan nakal lagi." Katanya kemudian berlalu ke arah luar ruangan itu.

Setelah kepergian Kiana. Jovian segera merogoh saku jas, mengeluarkan satu bungkus rokok bersama koreknya, dan meletakan di atas meja.

Pria itu membawa satu batang, dia letakan diantara lecah kedua bibir, menghidupkan korek seraya menyesapnya dalam-dalam, lalu menghembuskan asapnya di udara.

***

Malam harinya tepat pukul 20:00 WIB.

Kiana mendudukan dirinya tepat di kursi dengan busa yang begitu empuk. Menatap cermin dimana pantulan wajahnya berada disana.

Kaos tidur dengan celana pendek, handuk yang melingkar di atas kepala, keadaannya benar-benar segera setelah menyelesaikan ritual mandinya beberapa menit yang lalu.

Kiana meraih toner, menuangkan sedikit di atas kapas, kemudian mengaplikasikannya keseluruhan wajah juga leher, setelah itu dia menggunakan serum, night cream, lip balm untuk menjaga bibirnya agar tetap sehat. Tak lupa juga dengan body serum yang Kiana oldhkan hampir ke seluruh tubuh.

***

Sementara itu di sisi lain rumah.

"Kia sudah tidur?" Danu melihat ke arah istrinya.

Mereka berdua masih betah duduk di sofa ruang tengah, dimana televisi menyala dan menampilkan tayangan sepak bola yang kini sedang marak di tayangkan.

"Mungkin, tadi sudah makan malam langsung naik ke kamar." Jelas Herlin.

"Dia baik-baik saja? Hari ini anak itu terlihat murung? Apa kamu tidak mau memeriksakan dia?" Danu berujar.

Herlin melirik ke arah lantai 2 dimana kamar Kiana berada. Kemudian kembali fokus pada tayangan televisi sambil menyantap camilan di dalam toples kaca, berisikan kue sagu keju.

"Kata Jovian, teman-temannya sedang menjauhi dia. Mungkin dia butuh kamu." Sambung Danu yang terlihat begitu khawatir.

"Terkadang juga anak itu membutuhkan perhatian Papa nya. Coba kamu saja yang naik, tanya bagaimana keadaan dia, toh sekarang kan dia sedang sangat mudah kamu dekati."

"Kamu benar. Sepertinya sekarang aku yang harus lebih mendekatkan diri."

"Ya, pergilah lihat keadaan putrimu!"

Danu bangkit dari duduknya, berjalan memutari meja kaca berukuran besar, kemudian menaiki setiap anak tangga satu persatu.

Pintu kamar Kiana benar-benar tertutup dengan sangat rapat. Danu semakin mendekat, menempelkan telinga di pintu kayu sana, lalu mengetuknya beberapa kali.

"Kia?" Panggil Danu.

Dan sahutan masih terdengar, gadis itu berteriak memintanya untuk segera masuk.

Klek!!

Danu menekan gagang pintu kamar putrinya.

Dan disanalah Kiana, berbaring di atas tempat tidur dengan keadaan segar, tengah memainkan ponsel yang berada di dalam genggaman tangannya.

"Papa kira sudah tidur." Danu berbasa-basi.

"Belum, aku lagi main game." Balas Kiana seraya menunjukan layar ponselnya.

Danu mendekat, dan duduk tepat di tepi ranjang. Menatap keadaan putrinya dengan bibir yang tersenyum tipis.

"Wangi sekali." Danu menggoda putrinya sampai Kiana tersenyum malu-malu.

"Kan memang begini setiap malam juga." Sahut Kiana.

"Bagaimana hari ini? Kamu senang?"

Namun Kiana tidak menjawab. Dia justru terlihat sedikit panik.

"Emmmm, … tadi …"

"Jovian mengirimkan gambar saat kamu sedang makan sendirian, … apa kamu baik-baik saja?"

"Apa!?" Kiana hampir berteriak.

"Jangan merasa heran, pekerjaan Jovian memang begitu. Dia harus memberikan laporan setiap saat. Bagusnya dia bisa datang dan menjagamu tadi, jadi Papa tidak terlalu khawatir."

Kiana terlihat semakin panik, dia bahkan mengubah posisi bersandarnya menjadi duduk.

"Terus? Laporan apalagi yang Om Jo kasih?"

Danu terkekeh.

"Hanya itu, dan kamu tidak usah takut. Hal pribadi tidak akan dia awasi."

Kiana menghembuskannya nafasnya lega.

"Syukurlah Om Jovian tidak mengatakan apapun lagi!"

"Besok Papa berangkat ke Kalimantan. Tetaplah seperti ini, tidak mengkhawatirkan Mama dan Papa."

Kiana mengangguk.

Danu menatap wajah putranya lekat-lekat, kemudian tersenyum.

"Mau tidur sekarang?" Tanya Danu ketika melihat Kiana meletakan ponsel di atas nakas.

Kiana mengangguk lagi, mengatur bantal, lalu berbaring dan menarik selimut sampai menutupi hampir seluruh tubuhnya.

Danu bangkit, dia mendekat.

Cup!!

Satu kecupan mendarat di kening Kiana.

"Selamat tidur. Mimpi indah, Papa sayang kamu." Danu mengusap kepala putrinya.

"Kiana juga sayang Papa." Balas Kiana.

Danu berdiri, berjalan mendekati saklar lampu, mematikannya dan mengganti dengan lampu tidur.

"Good night."

"Good night, Papa!"

Danu segera keluar dan kembali menutup pintu kamar Kiana rapat-rapat.

......................

...Guys! jangan lupa like, komen, sama masukin rak buku yah! yang ada vote, hadiah juga boleh kok di lemparin kesini :)...

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

waahh,,,kykny jo sdh berani mengucapkan istri jo,,,,promo kia masih perawan🤭😁😀

2023-04-03

0

ik@

ik@

tetap lah jadi anak yg manis ya kia supaya om Jo ga melaporkan kejadian td di sirkuit balapan liar

2023-02-07

1

puputgendis

puputgendis

jooooo loh punya kartu AS kia skrng🤣🤣🤣🤣😜

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!