BAB 14

"Assalamu 'alaikum," ucap seorang ustadz masuk ke dalam kelas dengan begitu berwibawa dan tegas.

"Ah, ternyata ustadz killer, semoga saja nggak dihukum," batin Ulfi sedikit lega namun juga was-was.

"Saya akan mengabsen sekaligus mengumpul tugas kalian," ujar Ammar pria itu sambil membuka buki absen yang ia bawa.

Ammar mulai menyebut nama satu per satu, dan santri yang disebut namanya harus membawa tugasnya ke meja Ammar.

Hingga tiba saatnya nama Ulfi di sebut, dengan jantung yang berdebar, Ulfi maju mengumpulkan buku tugas kosongnya.

Setelah selesai mengabsen, Ammar mulai memeriksa buku di hadapannya satu per satu.

"Lutfiyah Salamah Rasyid," panggilnya.

"Iya ustadz," sahut Ulfi.

"Silahkan keluar dan berdiri di depan pintu sampai jam pelajaran saya selesai," titahnya tegas.

"Astaganaga, bahkan sama istrinya dia tega seperti ini? Sungguh miris betul nasibku yang ternyata menjadi istrinya," batin Ulfi sangat dongkol.

Tanpa berbicara, Ulfi melangkahkan kakinya keluar kelas, dan jangan lupakan tatapan matanya yang kini bagaikan pedang ke arah pria itu. Namun yang di tatap justru terlihat biasa saja.

"Firdaus As-Siddiq?" panggil Ammar lagi.

"Iya ustadz," sahut Firdaus.

"Silahkan keluar berdiri," titah Ammar.

"Tapi ustadz, saya sudah mengerjakannya," kilah Firdaus.

"Silahkan kemari dan cek dimana kau simpan tugasmu."

Dengan penuh keyakinan, Firdaus melangkah ke tempat Ammar, dan memeriksa bukunya, dan seketika matanya membelalak saat ia menyadari sesuatu.

"Afwan ustadz, saya salah membawa buku," cicit Firdaus yang merasa malu tentu saja.

"Maka dari itu, silahkan," ujar Ammar dengan tangan yang menunjuk ke arah luar.

Dengan berat hati, Firdaus keluar dari kelas dan berdiri agak jauh dari Ulfi.

Di dalam kelas, terdengar Ammar memulai mata pelajarannya, sementara di luar justru sangat hening. Firdaus maupun Ulfi tak ada yang bersuara.

Hingga di menit ke 30 Ulfi berdiri, kepalanya mulai terasa pusing.

"Firdaus," panggil Ulfi, namun yang di panggil hanya mengangkat wajah sekilas lalu kembali tunduk.

"Eh, kamu punya minyak angin tidak?" tanya Ulfi.

"Tidak," jawabnya singkat, lagi-lagi membuat suasana hati Ulfi semakin dongkol.

"Huuu, dasar manusia kutub," umpatnya dengan gerakan bibir tanpa suara.

Suasana kembali hening, kini hanya terdengar suara Ammar yang masih menjelaskan di dalam kelas.

Brukh

Tubuh Ulfi seketika ambruk tepat di hadapan Firdaus, membuatnya sangat terkejut dan dengan cepat menghampiri Ulfi yang kini sudah tampak pucat.

"Ulfi!" panggil Fidaus dengan suara yang terdengar sampai ke dalam kelas. Ammar yang mendengarnya langsung berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Ulfi," ucap Ammar yang sangat terkejut melihat keadaan istri kecilnya itu.

Tanpa bertanya lagi, Ammar segera mengangkat tubuh Ulfi dan langsung membawanya ke UKS. Semua orang yang berada di dalam kelas langsung berhamburan keluar untuk menyaksikan sendiri apa yang terjadi.

"Eh guys aku nggak salah lihat kan? Itu ustadz Ammar lagi menggendong tubuh Ulfi kan?" tanya Sinta memastikan.

"Iya benar," jawab Ika.

"Emang boleh? kan bukan mahram."

"Boleh kalau terdesak."

"Tapi kita-kita kan ada, ustadz Ammar kan biaa menyuruh kita mengangkat Ulfi," gumam Sinta.

Sarah yang melihat Ammar menggendong Ulfi hanya bisa diam dengan sorot mata sendu. Ada rasa tidak rela saat melihat pria yang sudah lama ia cintai dalam diam kini menggendong temannya sendiri.

Begitupun dengan Firdaus, ia menatap nanar punggung Ammar yang menggendong Ulfi, entah ada apa dengan hatinya saat ini, namun ada rasa tidak suka dalam hatinya saat melihat Ulfi di gendong oleh pria yang tidak lain adalah pamannya sendiri..

💮💮💮

Ammar kini telah tiba di UKS dan langsung membaringkan tubuh Ulfi yang tampak begitu lemah dan pucat di tempat tidur.

"Ustadz Ammar?" siapa yang sakit?" tanya seorang suster bernama Syifa yang bertugas di ruang UKS itu, sekaligus du rumah sakit pesantren.

"Ini is, eh maksud saya Ulfi, tadi dia pingsan," jawab Ammar yang lidahnya hampir saja terpeleset.

"Biar saya periksa," ujar suster Syifa.

Ammar melangkah mundur memberikan ruang kepada suster itu untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Dia hanya kelelahan, cukup istirahat dan minum vitamin insya Allah bisa segera pulih," jelas suster itu sambil memberi sebuah vitamin yang dikemas dalam plastik sak obat.

"Baik, terima kasih suster Syifa," ucap pria itu, dan hanya di jawab senyuman oleh suster Syifa lalu berjalan kembali masuk ke dalam ruangannya.

Saat melihat suster Syifa sudah masuk kembali dalam ruangannya, Ammar kembali mendekati Ulfi. Di tatapnya wajah cantik istri kecilnya yang kini tampak pucat.

Perlahan ia meraih tangan Ulfi yang terasa sedikit dingin.

"Maafkan saya Ulfi, gara-gara hukuman saya, kamu jadi seperti ini," bisik Ammar sambil mengecup tangan Ulfi dengan lembut cukup lama, sungguh gadis yang saat ini menjadi istrinya adalah gadis yang sudah lama ia cintai dalam diam.

Sejenak ia kembali mengingat awal pertemuannya dengan Ulfi saat ia masih berusia 19 tahun, saat itu ia melihat Ulfi yang masih berumur 9 tahun datang bersama kedua orang tuanya di desa untuk berlibur. Wajah dan tingkah lucu Ulfi saat itu berhasil membuat Ammar yang hanya berani menatapnya dari balik jendela kamarnya tersenyum kembali setelah beberapa hari ia selalu bersedih karena kepergian sang ibu. Sehingga sejak saat itu, kepulangan Ulfi ke desa selalu ia nantikan tanpa ia sadari.

Saat mendengar Ulfi dimasukkan ke pesantren dimana ia juga mengajar, Ammar sangat bahagia, terlebih saat kakek Ghafur berencana menjodohkannya dengan Ulfi, tentu ia langsung menerimanya dengan suka hati.

Suara langkah kaki yang semakin mendekat seketika membuyarkan lamunan Ammar dan dengan cepat ia melepas tangan Ulfi.

"Bagaimana keadaan Ulfi ustadz?" tanya Lisa yang datang ke UKS bersama Sarah, Sinta, Ika ,Ira dan Fira.

"Masih pingsan, tolong jaga dia," ujar Ammar lalu pergi keluar.

"Eh, ustadzz Ammar garang tapi ternyata perhatian juga yah sama anak didiknya," lirih Sinta saat Ammar telah hilang di balik pintu.

"Ho'oh, aku juga baru tahu, kalau aku yang pingsan, kira-kira ustadz Ammar mau gendong aku juga nggak yah?" celetuk Lisa.

"Husss, nggak usah ngebayangin gitu," sela Sarah.

"Yeee, ada yang cemburu nih yeee." Sinta mencolek dagu Sarah, membuat wajah gadis itu merona merah.

💮💮💮

Setelah jam sekolah selsesai, Sarah dan kawan-kawan yang sejak tadi menjaga Ulfi memutuskan untuk sholat dzuhur dulu baru kembali ke UKS, mengingat Ulfi masih belum bangun dari tidurnya.

Namun, saat mereka kembali ke UKS untuk melihat keadaan Ulfi, gadis itu justru tidak ada di tempat itu.

"Eh Ulfi mana?" tanya Sarah.

"Iya nggak tahu, tuh anak kayaknya memang hobi hilang-hilang deh, bikin pusing aja," celoteh Sinta.

"Mungkin pulang ke rumah kakeknya kali," ujar Ika.

"Iya, nggak usah khawatir sama Ulfi, dia kan punya kakek disini," limbuh Ira.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang ke asrama mereka.

💮💮💮

Ulfi perlahan membuka matanya. Ia mengedarkan pandanganmya ke segala arah namun ia tidak mengenali tempat itu.

"Ini dimana yah? Kamar kakek bukan, kamar asrama juga bukan, apa ruang UKS," batinnya bertanya-tanya.

Ceklek

Mendengar suara pintu di buka, Ulfi kembali berpura-pura tidur.

Terdengar suara kursi yag di tarik mendekat ke arah tempat tidur Ulfi.

Ulfi sedikit terkejut saat ia merasa tangannya di kecup oleh orang itu yang ia tahu adakah suaminya.

"Astaga apa yang dia lakukan, mentang-mentang aku pingsan dia seenaknya mengecup tanganku," batin gadis itu memberontak.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ternyata oh ternyata,Killernya ke Ulfi itu ternyata utk menutupi kecanggungannya doang ya Berarti 😂😂

2024-01-18

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Berarti sekarang Ulfi 16 tahun dan Ammar 26 tahun kan??

2024-01-18

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ckk tadi aja sok soan jual mahal kamu..🙄

2024-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!