Terjebak Di Penjara Suci
Malam kini semakin larut, suara dentuman musik yang begitu memekakkan telinga menggema di ruangan berukuran cukup besar, dimana sebanyak 20 orang sedang bersenang-senang di dalam sana.
Malam ini adalah perayaan ulang tahun Ulfi yang ke 16, ia sengaja membooking VVIP Room di tempat karaoke yang cukup terkenal di kota itu hanya untuk menjamu teman-temannya.
Namanya Lutfiyah Salamah Rasyid, putri satu-satunya dari pasangan Rasyid dan Hana, serta merupakan ahli waris tunggal perusahaan terbesar di kotanya yang bernama RH Group, bisnis sang ayah yang bergerak dalam berbagai bidang usaha dan sudah memiliki cabang di kota lain serta sudah menjalin kerja sama dengan beberapa negara maju.
Karena kesibukan dan memiliki harta yang berlimpah, di tambah mereka hanya memiliki anak tunggal, membuat Rasyid dan Hana tidak sadar telah memanjakan Ulfi secara berlebihan, memenuhi semua keinginannya dan selalu berlaku lembut kepada Ulfi. Sehingga Ulfi tumbuh menjadi pribadi manja, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak mengenal aturan bahkan sedikit bar-bar.
Seperti malam ini, ia begitu asik menikmati pestanya bersama teman-teman sekolahnya, berbagai makanan dan minuman yang memabukkan tersaji rapi di atas meja, pria maupun wanita saling bergantian memperlihatkan kemampuan mereka dalam bernyanyi dan berdansa, ada yang bersenda gurau, bahkan ada beberapa dari mereka yang melakukan kegiatan mesum bersama kekasihnya karena mulai mabuk.
Waktu telah menunjukkan pukul 00.00, Ulfi masih saja asik bernyanyi tanpa mempedulikan apa yang di lakukan teman-temannya saat ini, hingga gedoran pintu yang begitu keras mengagetkannya.
Braak
Suara pintu yang kini di buka paksa membuat wajah Ulfi seketika pucat pasi, pasalnya yang berada di hadapannya saat ini adalah beberapa anggota polisi yang sedang bertugas menertibkan remaja di malam hari. Penggerebekan mendadak itu membuat Ulfi maupun teman-temannya kalang kabut, di tambah dengan aksi salah satu polisi yang aktif mendokumentasikan kegiatan mereka, membuat para remaja itu kompak menutupi wajahnya, termasuk Ulfi meski hanya menggunakan kedua telapak tangannya.
💮💮💮
Kesesokan paginya, suara telepon berdering tak henti-henti menggema di dalam salah satu kamar hotel mewah, membuat seorang pria dewasa berkacamata yang sedang bekerja di dalam kamar itu segera menghentikan aktivitasnya di depan laptop.
"Assalamu 'alaikum, ayah," ucap Rasyid kepada ayahnya yang bernama Hasan di seberang telepon.
"Dimana kalian sekarang?" tanya pria berusia senja itu dengan suara tinggi tanpa menjawab salam dari putranya.
"Kami lagi di Dubai ayah, ada urusan bisnis,"
"Lagi lagi bisnis dan bisnis terus, mau sampai kapan kalian seperti itu dan mengabaikan putri kalian satu-satunya?" bentak Hasan yang mulai emosi.
"Apa maksud ayah? Kami tidak pernah mengabaikan Ulfi."
"Jika memang kalian tidak mengabaikannya, lalu kenapa Ulfi masuk dalam berita pagi ini? Apa kalian tahu dimana dan sedang apa Ulfi semalam?"
"Be-berita? Semalam?" Sejenak Rasyid termangu mencerna perkataan ayahnya yang ia tahu saat ini sedang sangat marah, ia kemudian memberikan kode kepada Hana istrinya untuk segera membuka berita terkini di internet sebagaimana perkataan ayahnya tadi.
Sekelompok remaja di amankan polisi tengah malam tadi karena berpesta miras dan berbuat mesum di sebuah tempat karaoke.
Jdeerrr
Bagaikan petir di pagi hari yang membuat jantung Rasyid maupun Hana berdegup kencang. Pesta miras? Berbuat mesum? Oh tidak! kedua pasangan itu tak mampu membayangkan apa yang di lakukan putrinya malam itu.
"Ya Tuhan," lirih Hana sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan serta air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya saat melihat sang putri yang menutupi sedikit wajahnya sedang di giring masuk ke dalam mobil polisi.
Mungkin untuk orang lain, mereka tidak akan mengenali Ulfi yang menutup wajahnya, tapi tidak bagi Rasyid, Hana dan Hasan. Mereka jelas mengenali Ulfi hanya dari melihat kepala dan tangannya saja.
"Bagaimana, sudah lihat?" tanya Hasan di seberang telepon mengagetkan Rasyid.
"Su-sudah ayah." Masih dalam keadaan terkejut, Rasyid memaksa lidahnya yang terasa kaku untuk menjawab pertanyaan dari ayahnya itu.
"Sekarang ayah tidak mau tahu, kirim Ulfi ke sini sekarang! Jika kalian tidak bisa menjaganya dengan baik, biar ayah yang menjaga dan mendidiknya," perintah sang ayah, seolah menjadi hantaman bagi Rasyid, nafasnya kini seolah tertahan, dadanya begitu sesak. Dua fakta pagi ini membuatnya cukup tertekan, keadaan putrinya yang tidak baik-baik saja saat ini dan perintah ayahnya yang tidak dapat di bantah. Setelah mengatakan itu, Hasan lalu mematikan ponselnya.
Rasyid sejenak terdiam, tangannya yang sejak tadi memegang ponsel di telinga seketika terjatuh lemas. "Sayang, bereskan segera barang-barang kita, kita akan pulang sekarang juga," titah Rasyid kepada Hana lalu segera menghentikan pekerjaannya tadi.
"Iya sayang," jawab sang istri lalu bergegas membereskan semua barang dan baju yang masih berserakan di kamar itu.
Sambil menunggu Hana membereskan barang, Rasyid yang tidak bisa tenang saat ini langsung menghubungi sekretarisnya.
"Halo, Anton, tolong kamu pergi bersama pengacara Heri untuk mengurus pembebasan Ulfi di kantor polisi sekarang dan langsung bawa dia pulang ke rumah," titah Rasyid lalu mengakhiri panggilannya.
Kini mereka sudah berada di bandara. Hana yang sejak tadi melihat raut wajah Rasyid begitu gelisah akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Sayang, apa yang tadi di katakan ayah? Apa beliau marah? Kenapa wajahmu tampak begitu gelisah?" Rasyid membuang napas kasar saat di berondong pertanyaan oleh sang istri.
"Ayah, ayah ingin kita mengirim Ulfi ke kampung, katanya beliau ingin mendidik Ulfi," jawab Rasyid lesu.
"Apa? Bagaimana bisa? Lalu kita? Apakah kita akan berpisah jauh dari Ulfi? Kampung kamu kan jauh sekali, untuk kesana harus naik pesawat dulu, lalu naik mobil lagi selama beberapa jam, aku tidak sanggup berpisah jauh dan lama dengan Ulfi sayang," ucap Hana memelas sambil menggenggam tangan Rasyid yang saat ini duduk saling berhadapan dengannya di ruang tunggu.
"Tapi mungkin ini yang terbaik sayang. Di kampung, ayah akan mendidik dan mengawasi Ulfi secara langsung, tanpa bepergian jauh meninggalkan Ulfi seperti kita saat ini," jelas Rasyid. Ia berusaha memberikan pemahaman kepada Hana meski ia sendiri sangat berat untuk melepas putri tunggal kesayangannya itu.
"Tapi, selama ini putri kita itu sangat manja sama kita, aku khawatir dia tidak bisa hidup dengan nyaman tanpa kehadiran kita di sisinya, aku mohon sayang, bicaralah kembali dengan ayah," pinta Hana dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak bisa sayang, ayah jika sudah memutuskan sesuatu tidak akan di tarik lagi, lagian mau sampai kapan kita membiarkan Ulfi hidup dalam kebebasan seperti itu? Sudah cukup masalah semalam membuatku khawatir, aku tidak ingin lagi khawatir dengan pergaulan Ulfi. Kamu jelas tahu, bahwa aku maupun kamu tidak bisa menolak apapun permintaan Ulfi, jadi mumpung belum terlambat, biarkan dia belajar mandiri dengan hidup bersama ayah," jelas Rasyid panjang lebar.
Hana termenung beberapa saat, egonya masih bersikeras menolak kepergian Ulfi, namun jauh dalam lubuk hatinya, ia setuju dengan perkataan Rasyid.
"Baiklah, jika memang itu yang terbaik," jawabnya kemudian dengan wajah lesu.
-Bersambung-
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo, selamat datang di novel ke empat saya yang receh ini.
Seperti biasa, saya sebagai author menyatakan bahwa novel ini adalah karangan fiktif dari hasil pemikiran saya sendiri, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita maka itu semata-mata terjadi tanpa kesengajan saya yang hanya manusia biasa.
Mohon dukungannya selalu agar saya bisa lebih semangat menuangkan imajinasi saya ke dalam sebuah tulisan. Semoga novel saya ini bisa memberi manfaat dan pelajaran bagi kehidupan kita sehari-hari.
Terima kasih juga saya ucapakn kepada kakak readers yang sudah mampir di karya ini.
Salam hangat dari saya,
UQies
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
bunda syifa
hai ka'author, salam kenal 🙏🙏
2023-08-29
1
nenk 'yLa
mampirr... sprti y seru. btul ap yg d blg suami mu hana..mumphng blm trlmbat klo udh trlmbat yg ad tr hny rsa pnyesalan
2023-01-24
2
Mbak R
hai kak author.. baru mulai baca nich tapi seru.... 😍
2023-01-19
1