Happy reading 😘😘😘
"Astaghfirullah --" ucap Cantika kala tersadar dari mode terkesima. Ia pun lantas menjauhkan tubuhnya dari Andrea.
Sama seperti Cantika. Andrea pun mengucap istighfar dan menjauhkan tubuhnya dari Cantika. Keduanya terlihat canggung.
Baik Cantika maupun Andrea, berusaha menormalkan degup jantung dengan meraup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Maaf." Andrea dan Cantika tanpa sengaja mengucap kata yang sama dan secara bersamaan.
Andrea tersenyum nyengir sambil menggaruk tengkuknya. Sementara Cantika, ia mengulas senyum dan sedikit menundukkan wajah.
"Eng, Bu Cantika. Maaf. Tadi --"
"Saya yang seharusnya meminta maaf, Ndre. Karena saya berjalan sambil menunduk dan tidak melihat ke depan, sehingga menabrak kamu." Cantika memangkas ucapan Andrea.
"Tidak apa-apa, Bu. Sering-sering saja menabrak saya," sahut Andrea seraya bercanda.
Seketika Cantika mengangkat wajahnya lalu menatap Andrea dengan tatapan tajam.
"Maksud kamu apa, Ndre?"
"Just kidding, Bu. Saya cuma bercanda." Andrea menarik kedua sudut bibirnya dan mengangkat dua jari--membentuk huruf V.
Cantika menanggapi ucapan Andrea dengan menggeleng-geleng kepala dan melipat kedua tangan di depan dada.
"Kamu memang murid badung, Ndre. Lancang sekali mencandai saya. Saya guru kamu lho, Ndre. Bukan teman ataupun mantan kamu. Ibu akan melapor pada Pak Dafa--putra dari pemilik yayasan, supaya kamu dikeluarkan dari yayasan," ucap Cantika dengan memasang mimik wajah serius.
"Maaf, Bu. Jangan laporkan saya pada Pak Dafa. Saya takut dikeluarkan dari yayasan," pinta Andrea mengiba.
"Pftttt ...." Cantika mengudarakan tawa kala melihat raut wajah Andrea yang tampak memelas.
Cantika mengira, Andrea benar-benar takut dengan ancaman yang ia lontarkan. Namun yang sebenarnya, Andrea hanya berpura-pura.
"Loh, Bu Cantika kok malah tertawa?" Andrea bertanya heran.
"Tadi, ibu hanya bercanda, Ndre. Ibu tidak mungkin melaporkanmu pada Pak Dafa."
"Syukurlah. Saya kira, Bu Cantika serius akan melaporkan saya pada Pak Dafa. Apa kata ayah dan bunda, jika saya dikeluarkan dari yayasan --"
"Insya Allah kamu tidak akan dikeluarkan dari yayasan, asal kamu bisa menjaga nama baik sekolah dengan bersikap santun dan tidak membuat ulah, Ndre."
"Iya, Bu. Insya Allah." Andrea tersenyum tipis dan membenahi topi yang dikenakannya.
"Sudah sore, saya pamit dulu. Insya Allah, besok kita bertemu lagi di yayasan, Bu," sambungnya kemudian.
"Besok ibu sudah mengambil cuti, karena satu minggu lagi ibu dan Pak Dafa akan menikah. Ibu harus segera kembali ke Kalimantan untuk mempersiapkan pernikahan kami," ucap Cantika sendu.
"Sayang sekali ya, Bu. Pasti semua murid SMA Nusa Bangsa akan sangat merindukan ibu."
"Ibu juga pasti akan sangat merindukan kalian, murid-murid yang sudah ibu anggap sebagai bestie. Sahabat terbaik yang ibu miliki."
"Semoga pernikahan ibu dan Pak Dafa berjalan lancar, tidak ada halangan apapun," doa tulus Andrea.
"Aamiin ya Allah. Terima kasih, Ndre. Semoga pernikahan ibu kali ini tidak gagal lagi ya."
"Aamiin. Apapun yang terjadi, sudah menjadi kehendak Sang Penulis Skenario, Bu. Saya hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Ibu."
"Iya, Ndre."
"Ibu tidak usah risau ataupun khawatir. Jika Pak Dafa ... calon imam yang terbaik untuk Ibu, maka Allah akan memberi ridho-Nya. Namun jika Pak Dafa bukanlah calon imam yang terbaik, insya Allah akan hadir seorang imam pengganti yang jauh lebih baik untuk Bu Cantika," tutur Andrea mode bijak.
Meski badung, dugal, suka membuat rusuh, dan sering kali berulah, terkadang Andrea bisa juga menjelma menjadi sosok yang bijak dan menjadi tempat curhat yang nyaman bagi sahabat-sahabatnya.
"Tumben, kamu bijak sekali, Ndre."
"Iya, Bu. Itu karena saya sedang kerasukan jin baik."
"Ada-ada saja kamu, Ndre."
"Bukan ada-ada gajah ya, Bu?"
"Ada-ada gajah? Saya jadi teringat pada Kak Najwa. Dia juga suka berkata seperti itu."
"Siapa beliau, Bu?" tanya Andrea penasaran.
"Beliau kakak kandung ibu. Insya Allah setelah ibu menikah, Kak Najwa akan kembali mengajar di SMA Nusa Bangsa sebagai guru agama," terang Cantika seraya menjawab tanya.
"Oh, jadi dulu beliau juga guru di SMA Nusa Bangsa?"
"Iya, Ndre. Empat tahun yang lalu, Kak Najwa resign dari yayasan dan kembali ke Kalimantan."
"Kenapa, beliau resign?"
"Panjang ceritanya, Ndre. Kak Najwa ingin menenangkan diri setelah hubungannya dengan Ustaz Mirza kandas."
"Jadi, beliau pernah berhubungan dengan Ustaz Mirza? Salah satu ustaz yang sangat terkenal di kota ini."
"Iya. Bahkan mereka sempat menikah secara siri. Karena suatu sebab yang tidak bisa ibu jelaskan, Ustaz Mirza dan Kak Najwa bercerai. Mereka terpaksa berpisah." Cantika menghela nafas panjang dan berusaha menahan titik-titik embun agar tak tertumpah dari kedua sudut netra.
Setiap mengingat kisah cinta Ustaz Mirza dan Najwa, dada Cantika serasa sesak.
Cantika tahu, bahkan sangat tahu, bagaimana perjuangan Najwa untuk menjalani hari-hari tanpa kehadiran Ustaz Mirza di sisi. Cantika juga tahu, betapa sulitnya Najwa menguatkan hati agar tak rapuh dan menyerah pada garis takdir yang tidak sesuai dengan asa dan harapan.
"Semoga Bu Najwa selalu diberi kesabaran dan keteguhan iman ya, Bu. Kun fayakun. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Saya yakin, jika Ustaz Mirza adalah sosok Adam yang terbaik untuk Bu Najwa, insya Allah mereka akan kembali dipertemukan dan disatukan dalam ikatan yang halal."
"Aamiin ya Allah, semoga penduduk langit turut mengamini dan semoga doamu segera diijabah oleh Allah."
Andrea mengamini ucapan Cantika. Kemudian ia kembali berpamitan dan mengucap salam sebelum menaiki kuda besinya.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo. 🙏
Jangan lupa, beri semangat author dengan meninggalkan jejak like 👍
tabok ❤ untuk favoritkan karya
bijaksanalah memberi bintang ⭐
beri gift atau vote jika berkenan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ria Diana Santi
Aamiin ya Rabb 🤲🏻❤️
2022-12-28
1
Machan
termasuk elu ya tong😜
2022-12-23
1
Machan
nabrak hati maksudnya ya🤣
2022-12-23
1