Happy reading 😘😘😘
Suara murid-murid kelas 3A yang semula riuh seketika berubah hening saat Cantika masuk ke dalam kelas.
Semua murid duduk di bangkunya masing-masing dengan sikap tenang dan tidak ada satu pun yang mengeluarkan suara.
"Assalamualaikum, Bestie," ucap Cantika seraya menyapa murid-muridnya, tanpa terlupa menyertai dengan sebaris senyum.
"Wa'alaikumsalam, Bu Cantika," jawab para murid kompak dan penuh semangat.
"How are you today?" (Bagaimana kabar kalian hari ini?)
"Fine. And you?" (Baik. Bagaimana dengan Ibu?)
"I'm fine too. Thank you. (Saya juga baik-baik saja. Terima kasih) Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran, kita berdoa terlebih dahulu." Cantika menjeda ucapannya lalu mengedar pandang ke seluruh ruang.
Indra penglihatan guru vokal berparas cantik itu tertuju pada salah seorang muridnya yang duduk di pojok ruangan sambil bertopang dagu dengan pandangan menerawang.
"Andrea, kamu yang memimpin!" tunjuknya kemudian.
Andrea terkesiap dan terlihat seperti orang linglung kala mendengar suara Cantika. Ia membalas tatapan netra Cantika tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Andrea, kamu yang memimpin!" Cantika mengulangi ucapannya.
"Saya? Memimpin apa, Bu?"
"Memimpin tawuran!" ujar Nofia menimpali ucapan Andrea dan disambut gelak tawa seisi kelas, terkecuali Andrea dan Cantika.
Kelas sesaat kembali riuh karena celotehan Nofia. Namun para murid seketika tenang saat Cantika kembali bersuara.
"Anak-anak tenanglah!" ucap Cantika menirukan gaya bicara salah seorang guru di film yang sering ia tonton sewaktu kecil, telenovela yang berjudul 'Carita De Angel'.
"Andrea, seperti biasa sebelum memulai pelajaran, kita berdoa terlebih dahulu. Untuk pagi ini, ibu meminta kamu yang memimpin," tutur Cantika.
"Kenapa saya lagi, Bu? Kemarin lusa 'kan sudah saya. Gantian Fia atau Riri, Bu --"
"Aelah, lu nurut aja ama Bu Cantika, Buntut! Lu 'pan ketua kelas. Ya harus siap setiap saat kalau ditunjuk," sahut Riri seraya memangkas ucapan Andrea.
"Iya, bener banget. I agree with what Riri said. (Aku setuju dengan ucapan Riri) Buruan gih kamu maju ke depan, Prabu! Kasihan Bu Cantika nunggu kamu sampai lumutan loh." Nofia turut menimpali. Ia memberi panggilan sayang 'Prabu' pada Andrea.
Andrea menghela nafas panjang, lalu beranjak dari posisi duduk. Dengan malas ia membawa langkahnya maju ke depan dan berdiri sejajar dengan Cantika.
Semua teman sekelas Andrea tergelak. Mereka menertawakan Andrea karena menuruti celotehan Nofia. Sementara Cantika berusaha menahan tawa dengan melipat bibir.
"Heh, Buntut! Napa lu maju ke depan sih?" Riri berteriak diikuti tawanya yang masih mengudara. Sampai-sampai, ludahnya muncrat.
"Gue 'pan mau mimpin doa, Ri. Napa lu pada malah ketawa?"
"Astogeh, ngakak kocak nich anak! Kaya' nggak pernah mimpin doa aja kamu, Ndre," sahut Machan--teman sekelas Andrea.
"Mungkin pikirannya lagi oleng setelah diputus dan ditinggalin sama si Ngesot," kelakar Nofia sambil kepentut-pentut.
"Sudah, sudah! Tidak apa-apa Andrea memimpin berdoa di depan kelas." Cantika menginterupsi. Kemudian ia mempersilahkan Andrea untuk memimpin berdoa.
"Andrea, silahkan!"
"Pakai bahasa apa, Bu? Bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Betawi, bahasa Pluto, atau bahasa kalbu?"
"Sebisa kamu, Ndre!"
Andrea menanggapi ucapan Cantika dengan mengangguk pelan dan menyungging seutas senyum.
"Friends, before we start today's lesson, let us pray together." (Teman-teman, sebelum kita memulai pelajaran pada hari ini, marilah kita berdoa bersama) Andrea menundukkan kepala diikuti oleh Cantika dan semua teman sekelasnya.
Sekejap seisi ruang tampak hening. Cantika dan semua murid kelas 3A terlihat khusyu' kala mereka melafazkan doa.
"Enough," (Cukup) ucap Andrea sembari perlahan mengangkat kepalanya.
Cantika mempersilahkan Andrea untuk duduk kembali. Kemudian ia mulai menjelaskan materi pelajaran yang ingin disampaikannya.
"Ok, anak-anak. Pagi ini kita akan membahas tentang bab teknik vokal. Teknik vokal dasar yang harus kalian miliki sebelum kalian mencoba untuk bernyanyi. Jadi kalian harus mengenal teknik vokal agar hasil bernyanyi yang kalian dapatkan menjadi bagus dan enak didengar. Intinya, bisa menghasilkan karya yang luar biasa. Ada yang tahu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal tersebut?"
"Saya, Bu," sahut Andrea sambil mengangkat jari telunjuknya.
"Ok, Andrea. Jelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal yang kamu ketahui!"
"Baik, Bu. Yang pertama, artikulasi. Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti dan dipahami pendengar. Kedua, pernapasan. Pernapasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya yang kemudian dikeluarkan secara sedikit demi sedikit ketika bernyanyi. Ketiga, frasering. Frasering adalah aturan penggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Keempat, resonansi. Resonansi adalah usaha untuk memperindah suara dengan memfungsikan rongga-rongga udara yang ikut bervibrasi atau bergetar disekitar mulut dan tenggorokan. Kelima, vibrato. Vibrato adalah usaha memperindah lagu dengan cara memberikan suara bergetar yang teratur. Keenam, improvisasi. Improvisasi adalah usaha memperindah lagu dengan mengubah sebagian melodi lagu secara profesional, tanpa mengubah melodi pokoknya. Ketujuh, intonasi. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat. Dan yang kedelapan, ekspresi. Ekspresi adalah penjiwaan lagu. Itu saja yang saya ketahui, Bu. Jika ada yang salah, mohon dibenarkan."
"Bagus, Andrea. Anak-anak, beri aplaus untuk teman kalian, Andrea Winata!" pinta Cantika pada seluruh anak didiknya.
Semua murid lantas bertepuk tangan seraya memberi aplaus untuk Andrea.
"Ibu salut dan bangga padamu, Andrea. Meski kamu dikenal badung, tetapi kamu bisa menunjukkan sisi dari dirimu yang membuat para guru dan teman-temanmu kagum."
"Salut, bangga, bahkan kagum boleh-boleh saja, Bu! Asal jangan sampai jatuh cinta! Kasihan calon suami Ibu." Andrea menanggapi ucapan Cantika dengan melontarkan candaan.
"Jia, mana mungkin Bu Cantika demen ama elu, Tut-Buntut," sahut Riri.
"Kun fayakun, Ri! Nggak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah sudah berkehendak," sahut Nofia--mode insyaf dengan meninggikan intonasi suara, sehingga membuat Riri seketika menutup kedua indera pendengarannya.
Menit berikutnya, bel sebagai penanda waktu istirahat berbunyi. Cantika mengakhiri pelajaran yang disampaikannya dan mengucap salam sebelum keluar dari kelas.
Tak disangka, seekor kecoa terbang ke arah Cantika.
Cantika berteriak dan spontan bersembunyi di balik punggung Andrea sembari menarik seragam anak didiknya itu.
"Duh, geli!" lirihnya.
"Bu Cantika takut kecoa?"
"Bukan takut, tapi geli. Tolong usir kecoa itu!" pinta Cantika memelas.
Andrea pun lantas menuruti permintaan Cantika. Ia mengusir kecoa dengan tongkat sapu. Bukannya pergi. Si kecoa malah terbang dan masuk ke dalam baju seragam yang dikenakan oleh Nofia.
Sontak Nofia berteriak dan berusaha mengeluarkan kecoa dari dalam seragamnya.
"Woe, kecoa genit! Keluar kau!" Karena terlalu fokus pada kecoa, Nofia tidak melihat ke sekeliling. Ia pun menabrak tubuh gagah seorang pria yang tengah berjalan ke arah Andrea dan Cantika.
"Cantika --"
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo. 🙏
Jangan lupa, beri semangat author dengan meninggalkan jejak like 👍
tabok ❤ untuk favoritkan karya
bijaksanalah memberi bintang ⭐
beri gift atau vote jika berkenan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Solaya
nofia pas lagi gak sehat
2023-10-21
1
Ria Diana Santi
Pintar bener lu Ndre... hapal bet keknya.
2022-12-28
1
Ririn Rira
Serasa ikut belajar sama Bu Cantika. Andrea ternyata pinter ya meski badung
Kecoa pinter juga nyelinapnya 😂😂
2022-12-15
1