Happy reading 😘😘😘
Obrolan Andrea dan Cantika terpangkas saat terdengar ucapan salam diikuti ketukan pintu.
Cantika bergegas membawa tubuhnya berdiri dan membalas salam itu. Ia lantas mengayun langkah--menghampiri seseorang yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Mas Dafa --" ucap Cantika diiringi sebaris senyum yang menghiasi wajah cantiknya dan binar bahagia yang terlihat jelas di kedua manik mata.
Berbeda dengan Cantika, raut wajah Dafa tampak dingin. Seutas senyum pun tak terlukis di wajah tampannya.
"Boleh saya masuk?" Tanya yang terlontar dari bibir Dafa dengan nada suaranya yang terdengar datar.
"Tentu saja boleh, Mas. Silahkan masuk!"
Cantika membuka pintu lebar-lebar lalu memandu Dafa masuk ke dalam rumah. Kemudian ia mempersilahkan calon suaminya itu untuk duduk di sofa, bersebelahan dengan Andrea.
"Mau minum apa, Mas? Teh, kopi, atau susu?" Cantika menawari Dafa setelah Dafa mendaratkan bobot tubuhnya di sofa.
"Tidak usah! Saya hanya sebentar. Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan."
"Owh, jadi Mas Dafa akan segera kembali ke Kalimantan?"
"Iya. Saya tidak bisa berlama-lama meninggalkan pekerjaan saya di sana. Setelah menikah nanti, saya ingin kamu resign dari yayasan dan tinggal bersama saya di Kalimantan. Saya akan mencukupi kebutuhanmu dan saya pastikan kamu tidak akan pernah kekurangan. Uang, mansion, perhiasan, dan kemewahan yang lainnya akan saya beri. Asal kamu bisa menjadi istri yang taat dan tidak pernah membangkang. Saya minta, fokuslah menunaikan kewajiban sebagai seorang istri dan batasi pergaulanmu dengan laki-laki lain. Tak terkecuali dengan anak didikmu!" ucap Dafa datar. Namun penuh penekanan.
Raut wajah Cantika seketika bertudung mendung kala mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Dafa. Permintaan Dafa sungguh bertentangan dengan keinginan dan kata hatinya.
Sebenarnya, berat bagi Cantika untuk resign dari yayasan dan meninggalkan murid-muridnya terkasih. Selain itu, ia juga tidak bisa jika harus berdiam saja di rumah tanpa menunaikan pekerjaan yang ia cinta.
Namun demi rasa cintanya pada Dafa, Cantika memilih untuk mengalah dan menyanggupi permintaan Dafa.
"Baiklah, Mas. Setelah kita menikah, saya akan resign dari yayasan dan tinggal bersama Mas Dafa di Kalimantan. Saya juga akan fokus menunaikan kewajiban saya sebagai seorang istri dan membatasi pergaulan saya dengan laki-laki lain." Cantika berucap lirih seraya menanggapi ucapan calon suaminya.
Dafa menarik sudut bibirnya dan beranjak dari posisi duduk. "Saya harus pergi sekarang. Ingat, Dek! Batasi pergaulanmu dengan laki-laki lain. Tak terkecuali dengan anak didikmu!"
"Iya, Mas."
Cantika pun turut beranjak dari posisi duduk. Lalu ia mengantar Dafa sampai di ambang pintu.
"Dek, suruh anak badung itu untuk segera pergi! Saya tidak suka melihatmu hanya berdua di dalam rumah dengannya. Kalian bukan mahram. Jangan sampai warga kampung berpikiran negatif terhadapmu dan mengira kalian tengah berbuat zina," ucap Dafa sesampainya di ambang pintu. Ia sengaja mengeraskan suara agar Andrea mendengarnya.
Namun Andrea tak acuh. Ia sama sekali tidak berniat untuk menanggapi ucapan Dafa--kakak kandungnya sendiri.
Sesaat Cantika bergeming dan berusaha menelaah perkataan Dafa yang terkesan berlebihan. Namun ada benarnya.
Cantika merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Ia merasa bersalah pada Dafa, karena mengijinkan laki-laki lain masuk ke dalam rumahnya tanpa didampingi oleh mahram.
"Dek --" Dafa kembali memperdengarkan suaranya dan menatap lekat paras cantik wanita yang tidak lama lagi akan dinikahinya.
"Eh iya, Mas." Cantika tergagap. Sekejap ia membalas tatapan Dafa, lalu menundukkan wajah.
"Satu minggu lagi kita akan menikah. Pergilah ke salon dan ke butik langganan bunda. Belilah gamis dan lingerie yang cantik. Saya akan meminta bunda untuk menemanimu."
Blush
Rona merah tercetak jelas di wajah Cantika kala Dafa mengucap kata 'lingerie'. Pakaian berbahan tipis yang belum pernah ia kenakan.
"I-iya, Mas," balasnya tanpa berani mengangkat wajah.
Seusai mengucap salam, Dafa mengayun langkah. Kemudian ia masuk ke dalam mobil Mercedes-Benz EQS yang ia taruh di halaman rumah Cantika.
Setelah mobil yang membawa Dafa menghilang dari pandangan netra, Cantika memutar tumit lalu berjalan dengan menundukkan wajah.
Tanpa ia sadari, rupanya Andrea sudah berdiri di ambang pintu.
Karena berjalan sambil menunduk, Cantika tidak melihat objek yang berdiri di hadapannya. Ia pun menabrak tubuh gagah Andrea.
Refleks Andrea menahan tubuh Cantika yang hampir saja limbung dengan tangan kekarnya dan tanpa sengaja sepasang jendela hati kedua insan itu saling bersiborok.
Sejenak suasana hening. Hanya terdengar suara degup jantung sepasang anak manusia yang terdengar merdu diiringi de-sah suara sang bayu.
Dengan lancangnya batin mereka berbisik dan memuji maha karya Illahi yang begitu sempurna.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo. 🙏
Jangan lupa, beri semangat author dengan meninggalkan jejak like 👍
tabok ❤ untuk favoritkan karya
bijaksanalah memberi bintang ⭐
beri gift atau vote jika berkenan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gimana ceritanya awal mereka bertemu ya? dan bisa pacaran? apa di jodohin? Dafa sama calon isteri gak ada lembut2 nya,Keknya hanya Cantika yg cinta sepihak..
2025-01-12
0
Qaisaa Nazarudin
Nah beneran kan sama kayak Samudera ke Barra adeknya,Gak pernah akur,mulutnya lemes banget..
2025-01-12
0
Nofi Kahza
daffa kok gini ya???
2023-01-02
1