Cahaya dalam Kegelapan, Pelancong Kaya yang Dermawan

Ketika Sheila dan Evelyn tiba di pusat kesehatan Holdest, mereka disambut oleh pemandangan yang menggambarkan kengerian dan keputusasaan. Bangunan tua yang rapuh terlihat seperti telah lama ditinggalkan oleh perawatan, dengan cat yang mengelupas dan jendela-jendela yang pecah. Bau yang tidak sedap mencium hidung mereka begitu mereka melangkah masuk, campuran antara bau urine, keringat, dan penyakit. Di dalam, pemandangan yang lebih menyedihkan menyambut mereka. Rakyat kecil, yang sebagian besar terlihat lemah dan kurus, berjejer panjang di lorong-lorong sempit, menunggu dengan harapan tipis akan bantuan medis. Beberapa di antaranya berbaring di lantai yang kotor dan berdebu, tampak kelelahan dan putus asa. Para perawat dan pendeta yang bertugas bergerak di antara pasien dengan penuh kesusahan. Mereka terlihat letih dan kelelahan, mencoba yang terbaik untuk merawat mereka dengan sumber daya yang terbatas. Tidak cukup tempat tidur untuk semua orang, dan yang ada pun tampak kumuh dan tidak layak. Di sudut ruangan, sejumlah kecil tanaman obat diletakkan di atas rak-rak yang hampir roboh. Stok obat-obatan tampaknya sangat terbatas, dan tidak ada yang cukup untuk menangani semua kasus penyakit dan luka yang datang. Beberapa pasien terlihat meringis kesakitan, sementara yang lain hanya terbaring dengan tatapan kosong, menunggu dengan putus asa akan pertolongan yang belum pasti datang. Kondisi di pusat kesehatan Holdest benar-benar menyedihkan. Ini adalah gambaran yang menyakitkan dari ketidakadilan sosial dan kekurangan infrastruktur yang melanda wilayah tersebut. Bagi Sheila dan Evelyn, melihat penderitaan yang begitu besar di antara rakyat kecil hanya menambahkan keinginan mereka untuk bertindak dan membuat perubahan yang lebih baik.

Ketika Sheila dan Evelyn berjalan ke area belakang tempat yang di sebut fasilitas kesehatan itu, mereka melihat dua perawat wanita yang sedang berdiri di sisi lorong, penuh dengan keputusasaan dan kekecewaan yang begitu dalam, salah seorang perawat menangis dengan pilunya. Perawat yang menangis itu di panggil Hellen oleh teman nya. Tangisan Hellen memecah kesunyian koridor yang sepi, menambah kesedihan yang melingkupi fasilitas kesehatan itu. Hellen, yang tengah menangis, terlihat hancur oleh beban yang dia tanggung. Wajahnya yang biasanya penuh dengan keceriaan kini dipenuhi dengan ekspresi kesedihan yang mendalam. Di sampingnya, temannya mencoba untuk menenangkannya, tetapi raut wajahnya juga terlihat lelah dan putus asa. Dengan suara terbata-bata, Hellen menceritakan kepada temannya tentang kekecewaannya terhadap ketua yayasan, pendeta Ronceff, dan Count Morlist. Dia merasa frustrasi dan putus asa karena ketidakpedulian mereka terhadap kondisi fasilitas kesehatan, yang seharusnya menjadi tempat untuk merawat dan memberikan perlindungan kepada rakyat kecil yang menderita. Dia menggambarkan betapa sulitnya menyediakan stok obat yang memadai dan harga obat yang tinggi membuat rakyat kecil semakin terperosok dalam keadaan yang menderita. Tiap hari, dia menyaksikan kematian di sekelilingnya, tidak hanya karena penyakit yang tak tertahankan, tetapi juga karena kelaparan dan kekurangan nutrisi. Suaranya pecah menjadi isakan, mencerminkan kesedihan yang mendalam atas penderitaan yang tak berujung yang terus menerus mereka saksikan.

Bagi Sheila dan Evelyn, mendengar cerita Hellen adalah pengingat yang menyakitkan tentang ketidakadilan sosial yang melanda Holdest dan sekitarnya. Mendengarkan curahan hati Hellen, Sheila dan Evelyn merasakan kepedihan yang dalam. Mereka melihat betapa penderitaan yang tidak perlu menimpa warga Holdest, yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan perawatan yang layak dari pemerintah dan lembaga-lembaga amal. Namun, kenyataannya adalah keadaan yang sangat menyedihkan di fasilitas kesehatan itu, di mana kehidupan rakyat kecil begitu rentan dan terancam. Sheila merasa api kemarahan menyala di dalam dirinya, tidak hanya terhadap ketidakpedulian pendeta Ronceff dan Count Morlist, tetapi juga terhadap sistem yang membiarkan ketidakadilan ini terus berlanjut. Dia tahu bahwa mereka tidak bisa hanya diam dan menonton, mereka harus bertindak.

"Dia benar-benar tidak peduli, bukan?" ucap Sheila dengan suara gemetar, tetapi penuh dengan tekad. "Kita tidak bisa biarkan ini terus berlanjut. Kita harus melakukan sesuatu."

Evelyn mengangguk setuju, matanya berkilat dengan kebulatan tekad yang sama. "Kita harus menemukan cara untuk membantu mereka, Nona. Mereka membutuhkan kita."

Sheila duduk tegak di kursi kayu yang sederhana di depan fasilitas kesehatan Holdest, dengan tatapan tajamnya menerawang ke kejauhan. Di sekitarnya, suasana dipenuhi dengan kesedihan dan putus asa. Dia merasakan betapa kacau dan menderita keadaan di sekitarnya, dan hatinya terasa terpanggil untuk bertindak. Dengan gerakan yang mantap, Sheila mengeluarkan sebuah kantong besar berisi koin emas dari dalam lipatan jubahnya. Cahaya pagi yang redup memantulkan kilauan emas di permukaan koin saat dia memegangnya di tangannya. Hatinya dipenuhi dengan tekad untuk membantu mereka yang menderita di sini.

"Dengarkan," ucap Sheila dengan suara tegas, menarik perhatian Evelyn yang berdiri di dekatnya. "Bawa ini kepada kedua perawat itu," lanjutnya, sambil menyerahkan kantong koin emas kepada Evelyn. "Berikan kepada mereka, dan katakan bahwa ini adalah sumbangan dari seorang pelancong kaya yang ingin membantu meringankan penderitaan mereka di sini."

Evelyn menerima tugas itu dengan penuh hormat, mengangguk patuh kepada Sheila sebelum memulai langkahnya menuju perawat-perawat yang sedang bersedih. Sheila melihatnya pergi dengan harapan dalam hati, berharap bahwa bantuannya akan sedikit meringankan beban mereka yang terlalu berat untuk dipikul sendiri.

"Saudari-saudari, tolong terima sumbangan ini," ucap Evelyn sambil menyerahkan kantong koin emas kepada mereka. "Ini adalah sumbangan dari seorang pelancong kaya yang ingin membantu meringankan beban kalian di sini."

Kedua perawat itu menatap Evelyn dengan keterkejutan dan kegembiraan yang tak terduga. Mereka tampak tidak percaya bahwa bantuan begitu besar datang kepada mereka dari seseorang yang sama sekali tidak mereka kenal. Namun, mereka menerima kantong koin dengan rasa syukur yang mendalam. Sementara itu, Sheila sendiri tetap duduk di tempatnya, mata yang tajam terus memperhatikan sekitarnya dengan penuh perhatian. Hatinya dipenuhi dengan rasa belas kasihan dan kemarahan yang mendalam terhadap ketidakadilan yang terjadi di sini. Dia tahu bahwa tindakan kecil seperti ini mungkin tidak akan mengubah segalanya, tetapi setidaknya itu adalah langkah pertama dalam upaya mereka untuk membawa perubahan.

Kemudian, Evelyn mengeluarkan sekantong lagi koin emas dari dalam jubahnya dan memberikan kepada kedua perawat tadi "Ambil ini," ucapnya kepada mereka. "Gunakanlah untuk membeli makanan bagi mereka yang sakit dan kelaparan di sini."

Mereka menatap kantong koin emas tersebut dengan mata yang berkaca-kaca, seolah tidak percaya bahwa keajaiban sedemikian rupa dapat terjadi di tengah kegelapan mereka.

"Terima kasih, oh terima kasih," ucap Hellen dengan suara gemetar, sambil meraih tangan Evelyn dengan penuh rasa terima kasih. "Ini adalah karunia yang luar biasa, kami bahkan tidak lagi mampu berharap..."

Dia terhenti sejenak, suara yang terputus oleh emosi yang mendalam. Temannya, yang juga masih terguncang oleh kejutan yang sama, menambahkan dengan suara yang penuh getaran, "Kami akan menggunakan uang ini untuk membantu pasien-pasien yang menderita di sini, untuk memberi mereka sedikit harapan di saat-saat kelam seperti ini."

Setelah mengucapkan terima kasih sekaligus berkali-kali kepada "dewa" dan "pelancong kaya" yang telah memberikan bantuan kepada mereka, kedua perawat itu segera bergegas melakukan apa yang diinstruksikan Evelyn. Mereka bergerak dengan cepat, menyusuri lorong-lorong fasilitas kesehatan dengan hati yang penuh haru, siap memberikan bantuan kepada para pasien yang membutuhkan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!