keangkuhan Count Morlist.

Sheila tiba di Mansion Count Morlist dengan langkah mantap, wajahnya dipenuhi dengan determinasi. Dia melangkah ke arah pintu utama dengan percaya diri, sambil memperhatikan bangunan megah yang mencerminkan kekayaan dan kekuasaan Count Morlist.Pintu mansion terbuka dengan gemerlapnya, dan Sheila disambut oleh seorang pelayan yang mengawalnya menuju ruang tamu utama. Di dalam ruangan yang elegan itu, Count Morlist duduk di kursi berlapis emas, wajahnya dipenuhi dengan ketenangan dan keangkuhan.

"Nona Evergreen yang terhormat, apa yang membawa Anda ke sini?" tanya Count Morlist dengan suara yang tenang namun penuh dengan keangkuhan.

Sheila menatap Count Morlist dengan tegas, menyampaikan kekhawatiran yang mendalam tentang kondisi sanitasi dan fasilitas kesehatan di Holdest.

"Count Morlist, saya harus mengatakan bahwa kondisi sanitasi dan fasilitas kesehatan di Holdest benar-benar memprihatinkan. Rakyat kecil dan miskin menderita akibat kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang layak." Count Morlist mendengarkan dengan ekspresi acuh tak acuh, namun Sheila tetap melanjutkan dengan suara yang penuh dengan keberanian.

"Upaya Anda untuk menangani masalah ini terlalu minim, Count Morlist. Sebagai pemimpin Holdest, Anda memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk memastikan kesejahteraan rakyat Anda, namun sepertinya Anda gagal dalam hal ini."

Count Morlist duduk tegak di kursi mahoninya, tatapan dinginnya menatap Sheila yang berdiri di hadapannya dengan sikap tegar.

"Anda terlalu jauh melangkah, Nona Evergreen. Apa yang membuat Anda berani menghadapiku dan menuntut hal-hal seperti ini?"

Sheila menatapnya dengan mantap, tidak tergoyahkan oleh intimidasi Count Morlist.

"Apa yang saya tuntut adalah hak rakyat, yang telah lama Anda abaikan. Sanitasi dan kesehatan di Holdest memburuk, dan Anda bertanggung jawab atas itu."

Count Morlist tertawa sinis. "Alokasi dana untuk Holdest sudah cukup. Jika rakyat membiarkan diri mereka menjadi seperti ini, itu bukan masalah saya."

Sheila menegaskan dengan suara tegas, "Alokasi dana bukanlah masalah utama, melainkan bagaimana dana itu digunakan dan diawasi. Duchy Evergreen akan memastikan bahwa setiap koin yang diberikan oleh Kekaisaran akan digunakan dengan benar."

Count Morlist menatap Sheila dengan dingin. "Anda tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan saya, Nona. Anda hanya seorang wanita muda yang naif."

Sheila tidak goyah. "Saya adalah putri Duchy Evergreen, dan saya akan memastikan keadilan tercapai di Holdest. Jika Anda tidak mau bekerja sama, Anda akan menghadapi konsekuensinya."

Count Morlist merespon dengan tajam, "Anda berani mengancam saya? Anda akan menyesal telah menginjak tanah yang tidak Anda ketahui, Nona."

Sheila mengangkat dagunya dengan percaya diri.

"Anda akan tahu bahwa saya serius, Count Morlist. Kesejahteraan rakyat adalah prioritas utama, dan saya tidak akan mundur sebelum mendapatkan apa yang mereka butuhkan."

Count Morlist diam sejenak, lalu dengan dinginnya ia menjawab, "Kita akan lihat sampai di mana Anda bisa melangkah, Nona. Tapi ingatlah, setiap tindakan memiliki konsekuensinya."

Setelah Sheila meninggalkan ruangan Count Morlist, dia merasakan aura tegang dan ancaman di udara. Langkahnya mantap saat ia meninggalkan kediaman Count Morlist, namun dalam hatinya, dia merasa akan ada pertarungan yang lebih besar di depan. Saat Sheila meninggalkan ruangannya, Count Morlist segera memanggil kepala pelayannya dengan geram.

"Siapkan Epsaga," ujarnya dengan suara dingin yang menusuk.

"Saya ingin Putri Evergreen hilang dari Holdest, dan saya ingin itu terjadi segera."

Kepala pelayan itu menunduk seraya mengangguk.

"Segera, Tuan," ucapnya, sebelum keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Count Morlist tersenyum penuh kepuasan, merencanakan langkahnya dengan hati yang dingin dan tanpa belas kasihan. Baginya, Sheila adalah hambatan yang harus dihapuskan, biaya apa pun yang harus dia bayar.

Dalam ruangannya yang mewah, Count Morlist memperhatikan dengan penuh keseriusan peta strategis Holdest yang terbentang di meja besar di hadapannya. Matanya menyipit dengan ketegangan, dan bibirnya merentangkan senyum penuh kepuasan saat ia melihat rancangan terperinci tentang bagaimana menghilangkan Duchess Evergreen dari kehidupan Holdest. Sementara itu, di tempat lain di Holdest, Sheila merasakan sentuhan dingin di belakang lehernya saat angin malam menyapu rambutnya. Dengan wajah yang serius, dia melangkah ke depan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan, siap menghadapi segala rintangan yang mungkin terjadi di jalannya. Pertempuran antara kekuatan yang berlawanan mulai merebak, dengan setiap pihak mengatur strategi mereka masing-masing. Holdest, kota yang penuh intrik dan konspirasi, akan menjadi saksi dari perang antara kekuatan gelap yang bermotif keuntungan pribadi dan cahaya keadilan yang membela nasib rakyat kecil. Dalam perjalanan untuk membawa perubahan dan memperbaiki nasib Holdest, Sheila dan Count Morlist telah memasuki lintasan yang berbahaya, di mana setiap langkah bisa menjadi penentu nasib. Dalam keterlibatan mereka yang semakin mendalam, pertarungan untuk keadilan dan kebenaran di Holdest baru saja dimulai.

Namun, di balik jalinan konflik dan intrik politik, ada satu kebenaran yang tak terbantahkan ‘Holdest membutuhkan perubahan’. Rakyatnya yang menderita, fasilitas kesehatan yang terlantar, dan kemiskinan yang merajalela membutuhkan tindakan segera. Sheila dan Count Morlist mungkin berada di ujung yang berlawanan dari spektrum politik, tetapi keduanya memiliki kekuatan yang dapat mengubah masa depan kota.

Sementara itu, di kejauhan, Luke, Putra Mahkota yang berjuang dengan rahasia masa lalunya dan tekadnya untuk melindungi Sheila, berusaha memecahkan misteri yang menyelubungi Holdest. Dengan hati yang penuh tekad dan pikiran yang terfokus, dia siap untuk mengejar kebenaran dan memastikan bahwa keadilan tercapai.

Dalam lapisan bawah kota, di antara gang-gang yang kumuh dan lorong-lorong yang gelap, ada gerakan diam-diam yang mulai tumbuh. Rakyat kecil, yang selama ini diabaikan dan ditinggalkan, mulai menyatukan kekuatan mereka untuk melawan ketidakadilan yang telah lama berlangsung.

Pertempuran untuk Holdest bukanlah sekadar perjuangan politik antara elit yang berkuasa, tetapi juga perjuangan kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terpinggirkan dan melindungi masa depan generasi mendatang. Dalam kedalaman gelap dan gemerlapnya kehidupan di Holdest, takdir kota itu sendiri sedang digugat, dan semua pihak yang terlibat diuji oleh waktu dan takdir yang tak terduga.

Sheila melangkah dengan langkah mantap di lorong penginapan, tatapan matanya penuh dengan kekesalan dan tekad yang kuat. Setiap langkahnya mencerminkan ketegasan dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan. Wajahnya menunjukkan keteguhan hati dan keberanian yang menggetarkan.

Dalam benaknya, Sheila masih merasa terkejut dengan keangkuhan Count Morlist yang berani mengancamnya. Namun, ketegasan dan keyakinannya tidak goyah. Dia tahu bahwa tantangan yang dihadapinya bukanlah hal baru, dan dia siap untuk menghadapinya dengan kepala tegak dan hati yang kokoh. Meskipun terdapat ancaman di depannya, Sheila tidak gentar. Dia percaya pada tekadnya sendiri dan pada keadilan yang dia usung. Ancaman dari Count Morlist hanya akan membuatnya semakin kuat dan bertekad untuk melawan ketidakadilan yang merajalela.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!