Ruang Bawah Tanah Duchy Evergreen

Sheila duduk di meja makan besar di ruang makan Utama Duchy Evergreen, bersama dengan Duke Lionel Evergreen, ayahnya, dan Duchess Rosemery Evergreen, ibunya. Mereka menikmati makan malam yang lezat sambil berbincang-bincang tentang penangkapan Count Hastings.

"Seberapa besar penangkapan ini bagi kekaisaran, ayah?" tanya Sheila dengan penuh minat, matanya bersinar dengan rasa ingin tahu.

Duke Lionel Evergreen mengangguk serius. "Ini adalah kemenangan besar bagi kita, Sheila," jawabnya dengan suara yang mantap.

"Dengan menghentikan pemberontakan ini, kita telah memastikan keamanan wilayah kita dan kestabilan kekaisaran."

Duchess Rosemery Evergreen mengangguk setuju. "Dan tidak hanya itu," tambahnya, "ini juga menunjukkan kepada semua orang bahwa hukum kekaisaran harus dijunjung tinggi. Tidak ada tempat bagi para pengkhianat dan pemberontak dalam kekaisaran ini."

"Mungkin ini adalah awal dari masa depan yang lebih cerah bagi kita semua," kata Sheila dengan senyum. "Kita harus tetap waspada dan bersatu untuk menghadapi segala ancaman yang mungkin datang."

Duke Lionel Evergreen mengangguk setuju dengan kata-kata Sheila, namun ekspresi serius masih terpancar di wajahnya. "Kamu benar, Sheila," ujarnya, "Penangkapan Count Hastings hanya langkah awal. Kami harus terus menyelidiki kasus penyelundupan ini dan menemukan biang kerok besar di baliknya."

Duchess Rosemery Evergreen menambahkan, "Kita tidak boleh merasa puas hanya dengan menangkap pelaku kecil seperti Count Hastings. Ada kekuatan yang lebih besar dan lebih berbahaya yang harus kita hadapi."

Sheila mengangguk setuju. "Kita harus berusaha keras untuk mengungkap kebenaran dan membawa para pelaku utama ke meja hukum," ujarnya dengan tekad yang kuat.

Duke Lionel menatap putrinya dengan bangga. "Kamu telah menunjukkan ketegasan dan keberanian yang luar biasa, Sheila," katanya dengan suara penuh penghargaan. "Saya yakin, kita bisa menghadapi setiap tantangan yang datang."

Duchess Rosemery Evergreen, dengan ekspresi yang serius, menarik perhatian putrinya. "Sheila," katanya dengan suara yang tegas, "aku ingin kau berhati-hati. Ini adalah masa yang berbahaya, dan keberadaanmu sebagai putri duke membuatmu menjadi target potensial. Aku ingin kau tetap waspada dan berhati-hati dalam setiap langkahmu."

Duke Lionel Evergreen mengangguk setuju. "Kamu adalah aset berharga bagi Duchy Evergreen, Sheila," katanya dengan suara lembut. "Kami tidak ingin mengambil risiko apapun yang dapat membahayakanmu. Jadi,

tolong jangan ragu untuk meminta bantuan jika kau merasa terancam atau tidak aman."

Sheila tersenyum mengangguk, merasakan dukungan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. "Terima kasih, Ayah, Ibu," ucapnya dengan tulus. "Aku akan tetap waspada dan berusaha yang terbaik untuk melindungi diriku sendiri serta Duchy Evergreen."

Duchess Rosemery Evergreen menambahkan dengan lembut,

"Dan Sheila, jangan lupa bahwa besok ada pesta minum teh yang diadakan oleh Putri Serena di Istana Kekaisaran. Kehadiranmu di acara tersebut sangatlah penting untuk pergaulan sosial mu, bagaimana pun, kau adalah seorang putri dari seorang Duke."

Sheila mengangguk, mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak melewatkan acara penting tersebut. "Aku akan memastikan untuk hadir, Ibu," ucapnya dengan tulus.

Duke Lionel Evergreen tersenyum mengangguk. "Benar sekali, Sheila," katanya setuju. "Pesta tersebut juga dapat menjadi kesempatan untuk memperoleh informasi yang berguna dan membangun aliansi yang kuat untuk kepentingan Duchy Evergreen."

Sheila mengangguk sembari melahap makanan nya dengan cepat.

***

Sheila melangkah dengan langkah pasti menuju ruang bawah tanah Duchy Evergreen, diikuti oleh Evelyn yang setia di sisinya. Mereka melintasi lorong yang gelap dan dingin, langkah-langkah mereka bergema di dinding batu. Saat mereka tiba di depan pintu penjara tempat Count Hastings ditahan, Sheila menghentikan langkahnya.

Dengan hati-hati, Sheila membuka pintu penjara dan memasuki ruangan yang gelap. Dia melihat Count Hastings yang duduk di pojok ruangan, tatapan dinginnya menatap Sheila dengan penuh kebencian dan kemarahan.

Sheila menatap Count Hastings dengan serius, ekspresi wajahnya teguh dan tegas. "Count Hastings," panggilnya dengan suara yang tenang namun tegas, "aku datang untuk berbicara denganmu."

Count Hastings menatap Sheila dengan pandangan penuh kebencian, tetapi dia tetap diam, menunggu apa yang akan dikatakan oleh putri Duke Evergreen ini.

Sheila mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Apakah kamu punya sesuatu yang ingin kamu katakan?" Sheila tetap tenang meskipun dihadapkan dengan kemarahan dan kebencian yang terpancar dari Count Hastings.

"Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan, Count Hastings," ucap Sheila dengan suara yang tetap tenang meskipun dihadapkan dengan tindakan kasar itu. "Tetapi itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa perbuatanmu telah menimbulkan penderitaan bagi banyak orang."

Evelyn, yang berdiri di samping Sheila, menunjukkan sikap siap siaga. Dia siap untuk bertindak jika situasi semakin memburuk.

Sementara itu, Count Hastings semakin marah. Dia mencoba melepas rantai yang terjerat di kakinya dengan keras, menunjukkan kemarahan dan keinginannya untuk melawan.

Dengan tatapan penuh kebencian dan kemarahan, Count Hastings meludahkan umpatan dan kutukan pada Sheila. "KAU TELAH MENGHANCURKAN SEGALANYA!" teriaknya dengan suara yang penuh amarah. "AKU AKAN MEMBUATMU MERASAKAN SEMUA PENDERITAAN DAN KEHANCURAN YANG TELAH KAU TIMBULKAN!"

Sheila tetap tegar meskipun dihadapkan dengan kutukan dan ancaman itu. Dia menatap Count Hastings dengan ketegasan yang tidak tergoyahkan. "Tindakanmu telah menghasilkan konsekuensi yang pantas, Count

Hastings," ucapnya dengan suara yang tenang namun tegas. "Dan aku siap menerima tanggung jawab atas tindakanku. Namun, tidak ada alasan untuk melampiaskan kemarahanmu padaku."

Dengan gelombang kemarahan yang tak terbendung, Count Hastings tertawa dengan gila, suaranya bergema di ruangan penjara yang gelap.

"KAU AKAN MENYESAL, EVERGREEN BODOH! KAU TIDAK AKAN MAMPU MENANGANI KONSEKUENSI DARI TINDAKANMU!" teriaknya dengan nada yang penuh kebencian.

"Aku tidak akan mundur dari tanggung jawabku," ucapnya dengan suara yang tenang namun teguh. "Aku siap menghadapi segala konsekuensi dari tindakanku, dan aku akan melakukannya dengan kepala tegak."

Evelyn, yang tetap berdiri di sisinya, menunjukkan sikap yang siap siaga, mempersiapkan dirinya untuk melindungi putri Duke Evergreen dari ancaman apapun yang mungkin datang.

Count Hastings, dengan ekspresi yang penuh kebencian dan kemarahan, mencemooh Sheila dengan nada yang merendahkan. "KAU PIKIR KAU BISA MENGINTERVENSI DALAM URUSAN-URUSAN BESAR INI, BOCAH? KAU HANYALAH SEORANG PUTRI YANG TAK BERDAYA, TERJEBAK DALAM DUNIA ILUSI KEKUASAAN YANG KAU PIKIR BISA KAU KUASAI. NAMUN, KAU TIDAK LEBIH DARI SEORANG ANAK MUDA YANG NAIF DAN BODOH!"

Dia melanjutkan, mata yang memancarkan kebencian. "KAU TELAH MENYIA-NYIAKAN DIRIMU DENGAN MENCAMPURI URUSAN-URUSAN YANG TIDAK KAU MENGERTI. KEKUASAAN DAN KEKUATAN YANG KAU LAWAN JAUH DI ATAS KEPALAMU, DAN KAU AKAN MERASAKAN KEHANCURAN YANG LEBIH BESAR DARIPADA YANG PERNAH KAU BAYANGKAN!" Celaan dan ancaman Count Hastings bergema di ruang penjara, menciptakan atmosfer yang penuh dengan ketegangan dan kebencian.

Dengan wajah yang dipenuhi kemarahan, Count Hastings terus berteriak, mencela Sheila atas campur tangan dan gangguan yang dia anggap telah dilakukan olehnya. Sheila, meskipun tersentak oleh serangan kata-kata tersebut, tetap mempertahankan ketenangannya. Namun, saat Sheila mencengkram kerah baju yang lusuh dan berdarah dari serangan Henry, ekspresi wajahnya berubah menjadi serius. Dengan suara yang tegas dan penuh tekanan, dia menatap mata Count Hastings yang penuh kebencian.

"Siapa yang ada di atasmu, Count Hastings?" tanyanya dengan nada yang tajam dan penuh penekanan. "Siapa yang memerintahkanmu untuk melakukan semua ini? KATAKAN PADAKU SEKARANG JUGA!"

Dengan nada tertawa yang mengejek, Count Hastings menatap Sheila dengan pandangan yang penuh dengan kejijikan dan penghinaan. "Kau pikir kau bisa mengintervensi dalam urusan besar ini, putri kecil?" ejeknya, suaranya gemetar oleh rasa jijik. "Kau hanyalah seorang gadis manja yang tak tahu apa-apa tentang dunia nyata. Lepaskan tanganku, kau tidak pantas menyentuhku!"

Dengan gerakan kasar, ia mencoba melepaskan cengkramanSheila dari kerah bajunya, tetapi Sheila bertahan dengan teguh. Matanya berkilat dengan tekad yang tidak tergoyahkan, meskipun dihadapkan dengan perlakuan yang merendahkan itu.

Dengan ekspresi yang penuh kemarahan dan tidak terima, Sheila tidak bisa lagi menahan diri. Dengan gerakan yang tajam dan cepat, ia menampar wajah Count Hastings dengan penuh kekuatan, membuat hidungnya langsung berdarah. Count Hastings terguncang oleh pukulan itu, rasa sakit menyeluruh di wajahnya membuatnya mengeluh dengan kesakitan.

Namun, bahkan dalam kesakitan itu, Count Hastings masih saja meneriakkan sumpah dan omongan kasar yang dipenuhi dengan kebencian. "Kau tidak bisa lolos dari ini, Sheila!" teriaknya dengan suara yang gemetar oleh rasa sakit dan amarah. "Aku akan membuatmu merasakan setiap tetes darah yang kau curahkan, dan kau akan menyesal karena perbuatanmu ini!"

Count Hastings tetap bersikeras untuk tidak memberitahu siapa yang merupakan tuan yang berada di atasnya yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar. Sheila, yang semakin frustrasi dengan ketidakpatuhan dan ketidakjelasan ini, menghempaskan Count Hastings dengan penuh kekuatan. Dengan gerakan yang tajam, Sheila mendorong tubuh Count Hastings hingga dia terhempas ke belakang dan mengenai jeruji besi penjara. Dengan bunyi keras, tubuh Count Hastings terhuyung-huyung akibat benturan yang keras itu. Count Hastings mengeluarkan raungan kesakitan, sementara Sheila menatapnya dengan ekspresi yang penuh dengan kemarahan dan ketegasan.

Sheila keluar dari penjara Count Hastings, meninggalkan pria itu tergeletak di lantai dengan ekspresi kesakitan yang jelas terpancar di wajahnya. Dia memandang Evelyn dengan tegas, memberikan perintah yang jelas.

"Evelyn," ucap Sheila dengan suara tegas namun tidak ada getaran emosi yang berlebihan, "hajar Count Hastings, tapi pastikan kau tidak membunuhnya.”

Evelyn mengangguk mengerti, menunjukkan kesiapannya untuk melaksanakan perintah dari putri Duke Evergreen. Dengan langkah mantap, dia mendekati Count Hastings yang masih terbaring lemah di lantai penjara, siap untuk memberikan hukuman yang layak atas perbuatannya.

Sheila meninggalkan Ruang bawah tanah, meninggalkan Evelyn untuk mengeksekusi perintahnya dengan penuh keberanian. Seiring langkahnya menjauh, suara raungan dan lolongan kesakitan Count Hastings terdengar memenuhi lorong penjara, menyiratkan hukuman yang telah diterimanya. Di dalam hatinya, terbakar api keinginan untuk membongkar konspirasi yang merajalela di balik semua ini. Meskipun terdengar suara kekacauan dari belakang, dia tidak memalingkan pandangannya ke belakang. Langkahnya yang mantap membawanya semakin jauh dari penjara, hingga akhirnya suara raungan dan kesakitan itu meredup, terserap oleh keheningan lorong-lorong yang gelap.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!