XV. AWAL BADAI 2

Agnes melangkahkan kakinya menuju sebuah gedung tua dan mendapati beberapa orang berpakaian hitam disana. Ketika Agnes datang, mereka menyambutnya dengan baik. Mereka mengatakan bahwa seseorang ingin menemuinya. Agnes mengangguk dan berjalan menuju tangga. Ia menaiki tangga tersebut dan sampailah ia di lantai dua.

"Waahh, si legend sudah datang. Senang bertemu denganmu," ujar seorang pria dengan kemeja dan celana jeans bolong.

"Gedung itu, suruhan siapa?" tanyanya pada pria yang berada dihadapannya. Pria itu terdiam dan berpura-pura seakan berpikir. Ia memejamkan matanya dan mengendikkan bahunya.

"Kau bukan lagi anggota kami, jadi mana bisa kuberitahu."

"Katakan."

"Tidak mau~"

"Jika lu bukan banci, sungguh gue pengen pukul DNA lu sekarang. Dimana TN?"

"Tuh disana, pergilah. Dia mencarimu. Eh, kau tau kemarin ada seorang laki-laki gagah yang datang menemui TN. Dia sangat tampan!"

Agnes bergidik ngeri dan pergi meninggalkan pria itu.

......................

Gedung ini sudah sangat tua dan sudah lama tidak dihuni. Namun bangunannya masih sangat kokoh. Pemilik gedung ini menjualnya dan dibeli oleh seseorang yang kini dibuat markas. Satupun tak ada renovasi dari gedung ini kecuali lantai tiga. Agnes membuka pintu coklat yang sudah bolong dimakan rayap.

"Hei, dasar bocah! Kebiasaanmu masih belum diubah, huh? Ketuk pintu sebelum masuk, sialan."

"Ucapanmu masih kurang ajar seperti dulu ya. Mau ku hajar lagi, hm?"

Pria itu tertawa geli ketika Agnes mengatakan demikian. Tidak ada yang berubah dari dirinya, masih dingin dan kasar. Ia memberikan sebuah pelukan kepada Agnes dan mempersilahkan untuk duduk. Pria itu memejamkan matanya sebentar kemudian memberikan sebuah dokumen penting kepada Agnes.

"Lu ingin gue nangkep si sialan ini?" tanya Agnes sambil membaca isi dokumen tersebut. Pria itu menghela nafasnya dan menyadarkan tubuhnya ke kursi.

"Bantuin gue buat nangkap mereka. Gue dengar pelakunya ada dua orang, rekaman cctv beberapa kejadian sudah dihilangkan. Bahkan area gedung pun juga. Lu bakalan dibayar mahal percaya sama gue."

"Siapa yang nyuruh lu?"

"Pak Burhan."

......................

"Mereka datang."

"Jangan sentuh mereka sampai benar-benar masuk ke dalam."

Gadis itu hanya duduk dipinggir jalan dan hanya diam mendengarkan percakapan lewat earphone yang ia gunakan. Pria berkumis disebelahnya juga hanya diam duduk mendengarkan percakapan lewat handy talky yang ia pegang. Keributan pun dimulai ketika dua orang memasuki sebuah ruangan yang kemudian terdengar suara teriakan dari dalam.

"Mereka ini bodoh atau ceroboh? Niat menjebak sendirinya terjebak," ujar gadis itu. Agnes berdecih dan berdiri, ia membenarkan topinya agar sedikit menutupi area mata.

"Kau mau kemana?" tanya pria itu.

"Urus dirimu sendiri," ujar Agnes sambil berjalan menuju perempatan jalan. Ia mengambil belokan kiri dan menemukan sebuah mobil yang kuncinya masih terpasang disana. Ia memasuki mobil tersebut dan menyalakan mesin.

"Satu ...."

"Dua ...."

"Tiga ...."

BRAAKKKK

"Nice shoot. Langsung kena 2 2 nya ya," ujar Agnes senang. Setelah hitungan ketiga, ia menabrak 2 orang yang kini terluka ditubuhnya. Mereka terguling dan Agnes pun keluar. Ia berjalan menuju 2 orang tersebut dan mengikat tangannya menggunakan borgol.

"Karena lu berdua, waktu tidur gue kepotong," ujarnya sambil menekan areanya yang terluka. Ia menatap 2 orang yang kini terbaring dengan tangan diborgol, Agnes terkekeh ketika melihat salah satunya merupakan seorang wanita.

"Pantas saja kau lebih bersih darinya, ternyata kau wanita. Sayang sekali mainmu tidak sebersih itu," ujarnya sambil menunjukkan topi dengan tulisan JFour. Wanita itu terkejut ketika Agnes memegang topi bertuliskan samarannya.

"Senang bertemu dengan pesuruh bodoh, JFour."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kini Agnes, Shia, dan Hani berada diruangan bawah tanah. Ruangan tersebut merupakan ruangan dimana mereka bisa melakukan pelatihan, pembuatan senjata, dan masih banyak lagi. Agnes sibuk dengan senjata barunya, ia membuat sebuah senjata yang mudah dibawa dan tidak akan dicurigai oleh siapapun.

Shia sibuk dengan obat-obatan dan sejenisnya. Ia meneliti beberapa racun yang dibawa oleh Agnes ketika kembali dari tugasnya. Sedangkan Hani, sang ketua sedang sibuk membaca beberapa dokumen yang sudah disusun juga oleh Agnes.

Seorang gadis tiba-tiba datang memasuki ruangan tersebut dengan seragam yang masih berada ditubuhnya. "Kak, lu gak masak?"

"Manja lu, masak sendiri."

"Dih, lu kan paling tua. Bi Inah kan lagi cuti. Masa lu nyuruh adik lu masak si? Kita kan cavek ya kak habis pulang sekulah," ledek Sean. Hani menatapnya dengan datar dan ia kembali fokus menbaca lagi.

"Kak-"

"Kak siapa?" tanya Shia sambil sibuk mencampukan beberapa cairan dalam sebuah wadah kecil.

"Kakak semua, Rere ... dia lagi marah."

"Marah kenap-"

"Biarin. Dia lagi sedih, hatinya pasti sakit," potong Agnes sambil menghentikan kegiatannya. Ia meminta pada yang lain untuk tidak menganggunya dan membiarkan dia untuk meluapkan emosinya dengan menangis.

"Bilang sama yang lain kalau sudah gak ada UAS lagi besok gak usah masuk. Kita temenin Rere," ujar Hani. Sean tersenyum gembira kemudian pergi memberi tahu yang lain.

"Cih, giliran libur aja seneng," ujar Agnes sambil menggelengkan kepalanya.

......................

Jika biasanya Agnes sendirian dirumah, hari ini ia tak sendirian. Sahabatnya berada dirumah dan mereka tidak menyiapkan apapun, masih memakai baju tidur dan penutup kepala masih belum terlepas. Agnes yang baru selesai mandi melihat Rere turun dengan tergesa-gesa. Ia mengenakan seragam dan tas di pundaknya.

"Sarapan dulu, baru pergi," ujar Agnes. Rere hanya bengong melihat teman-temannya masih mengenakan piyama dan duduk.

"Lu pada gak sekolah?" tanyanya. Sean menggeleng sembari mengambil susu di dalam kulkas.

"Kalau lu masih sakit hati soal kemarin, baiknya di rumah."

Rere terdiam dan menggelengkan kepalanya. Ia memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. "Gak bisa, gue hari ini harus ketemu sama Bu Niken buat tambahan nilai."

"Mau gue antar?"

"Gak perlu, kak. Masih jam 8, jadi gue bisa nyantai dulu."

Setelah sarapannya habis, ia pamit dan pergi. Agnes juga telah menyelesaikan makanannya dan kembali ke kamar untuk tidur.

......................

Agnes terbangun ketika mendengar gaduh dari bawah. Ia menatap banyak sekali orang di ruang tamu. Ia turun dan melihat Shia membanting ponsel seseorang sampai ponsel itu rusak. Ia menatap pria yang kini babak belur dan diikat di kursi.

"Ck! Ganggu tidur gue aja lu pada!" ketus Agnes. Ia menatap wajah Rere yang kini juga lebam dan ada darah di sudut bibirnya. Agnes merasa marah namun masih bersikap tenang. Ia mengambil tongkat baseball yang dekat dengannya dan mendekati pria itu.

"Tidak ada pengulangan kalimat, siapa yang menyuruhmu. Jawab."

Pria itu diam ketakutan, ia tak menatap mata Agnes dan membuat ia memukulnya dengan kuat hingga ia terjatuh. Pria itu berteriak dan menggerang kesakitan. Sahabatnya dan beberapa anak laki-laki remaja dibelakangnya terkejut apa yang dilakukannya. Tidak ada yang berani mendekat karena takut.

Agnes melepas ikatan yang mengikat tubuh pria itu. Ia menarik kerah dan memukul tepat ulu hatinya. Menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke lantai. Pria itu mulai merintih kesakitan dan terbatuk. Tubuhnya kini penuh luka dan ketika Agnes akan memukulnya lagi, ia mulai bicara.

"Nana ... Nana y-yang menyuruh meminta kami untuk menangkapnya. S-sungguh," ujarnya sambil memegang ulu hatinya.

"Apa rencananya?" tanya Hani.

Pria itu menggeleng dan mengatakan bahwa ia hanya disuruh saja. Karena yang mengetahui rencana selanjutnya hanyalah ketuanya dan genk Nana.

"Nana? Apa lu gak salah? Pacar gue sekeji ini?" tanya seorang pria dengan raut wajah sedih.

"Lah? Lu gak tau pacar lu pada mafia? Sumpah lu pada gak tau? Ck ck ck, mata lu pada picek," ledek Sean.

"Lu nya yang goblok," tambah Jihan. Agnes menggelengkan kepalanya dan ia meminta Jihan juga Mingi untuk mengikatnya di gudang. Tidak ada gunanya berbicara dengannya karena ia hanya pesuruh saja. Agnes juga meminta Rere untuk istirahat dan meminta para laki-laki puber untuk pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!