Terjerat dalam sel sudah menjadi kebiasannya ketika ia mencari tempat untuk istirahat. Tidak ada yang tau siapa ia sebenarnya. Mereka hanya tau bahwa dia adalah gadis cantik yang suka memanipulasi, melakukan pekerjaan berbahaya, serta seorang penyusup. Tak ada satupun yang tau pasti bagaimana wajah aslinya.
Dan tidak ada yang tau pasti, siapakah dirinya dan dimana ia berasal. Ia tidak sendirian, selama ini ia hidup bersama kakaknya dan pamannya. Orang tuanya meninggalkan hal yang diturunkan kepada putrinya untuk menjadi penerusnya.
Situasi membuat gadis kecil periang menjadi sosok yang dewasa di masa pertumbuhannya. Perasaan kalut setelah orang tuanya pergi meninggalkannya membuat ia berususan dengan hal kriminal. Pamannya adalah seorang gengster, tak pernah pamannya ingin bahwa keponakan kesayangannya menjadi seorang yang melakukan sesuatu yang lebih berbahaya darinya.
Terutama mengikuti jejak orang tuanya yang menjadi mata-mata. Namun diluar kendalinya, gadis kecil yang cerdas ini sudah mengerti cara membela diri dan melakukan sesuatu tanpa ada yang bisa menghalanginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Hei, kau disini rupanya. Kenapa wajahmu seserius itu?”
Gadis itu masih diam membaca dan membiarkan pria bernama Jun itu berceloteh. Seakan tidak mendengar apapun, ia melacak cctv disetiap TKP kejadian. Ia menemukan si pelaku memakai jas hujan berwarna hitam, sepatu bot warna hitam, dan linggis ditangannya. Wajahnya tidak terlihat karena penerangannya sangatlah minim.
“Oi! Aku sedang bicara denganmu.”
“Hujan.”
Gadis itu menoleh dan menatap rekannya yang dari tadi hanya duduk diam. Ia menatap lelaki muda dengan mengangkat alis sebelah dan terheran. “Maksudmu setiap hujan?”
“Hei dua psiko, apa maksud kalian hah?”
"Diamlah si paling tua."
Sam Nam menatap Jun dengan wajahnya yang datar. Ia bangkit dari kursinya dan menghampiri Agnes. “Jika kita simpulkan mengenai kejadian ini, pelaku akan melakukannya disaat hujan. Setiap hujan akan ada pembunuhan. Dia ... Mungkin seorang psikopat. Bau amis darah ketika hujan akan sangat menyengat dan membuat candu bagi-”
“Dan dia menyerang orang yang lemah. Tingginya tidak sampai 170cm. Terlihat cara dia menyerang korban dan bagaimana ia menusuk korban dengan pisau,” ujar Dara yang baru saja datang. Ia duduk dan Denara mendekati gadis itu yang kini sedang melacak sesuatu.
“Hei, apakah ada kemungkinan bahwa pelaku seorang tukang kunci atau pandai besi?”
"Entahlah, tapi yang pasti sepertinya dia seorang pria. Ewh! Sungguh menyebalkan! Seandainya saja si pelaku adalah orang yang sudah tua, gue bakalan narik kumisnya!"
"Denara, apa kau menemukan sesuatu?"
"Yeah! Lu tau, pelakunya itu ceroboh, jorok, dan stupid!" ujar Denara sembari minum cula yang ia beli.
"Saat mayat terakhir diotopsi, dokter menemukan 3 helai rambut. Yah, sekarang sedang dianalisis, kita tinggal menunggu hasilnya. Dari rambutnya, seperti benar orang yang sudah tua. Karena salah satu warnanya putih, dan dua sisanya hitam pudar," jelas Dara. Denara hanya mengangguk dan Sam Nam mengotak atik CCTV yang ada.
"Agnes, kurasa kita harus bertindak sembari menunggu hasilnya. Kita tak bisa hanya diam menunggu kan?"
Agnes hanya terdiam dan menganggukkan kepalanya. Ia mengeluarkan foto para korban dan menunjukkannya pada rekannya. "Apa yang kalian lihat setelah melihat foto ini?"
"Apa? Itu hanya foto korban saja," ujar Jun sambil memakan snack yang dibelikan oleh D'twins.
"Ck! Sudah kuduga kalian ceroboh! Lihat ini dan bandingkan dengan yang lain," ujarnya sambil menunjukkan foto yang terdapat satu tusukan dan foto dengan beberapa kali tusukan. Mereka terheran, apakah orang yang berbeda? Hujan pun turun dan waktu menunjukkan pukul 12 pagi. Mereka bertatapan satu sama lain dan sesegera mungkin menyusun rencana.
"Ayo, kita tangkap pelakunya!"
......................
Mereka berpencar untuk mencari pelakunya. Hujan yang awalnya hanya gerimis lama kelamaan mulai lebat. Jun kini sedang disebuah kedai yang berada di gang. Tanpa memakai payung atau jas hujan, ia masuk dalam keadaan basah. Langkahnya mulai memasuki kawasan kedai dan membuka pintu untuk masuk ke dalam. Bersamaan ia masuk, seorang pria dengan jas hujan berwarna biru tua keluar dari kedai.
Tak sengaja tangan Jun menyentuh jas hujan dan ada noda di tangannya. Jun mengernyit, ia melihat noda merah ditangannya. Ia menyadari dan mulai menghubungi yang lain.
"HEI! BERHENTI!!!" teriaknya, ia berteriak dan lari mengejar orang itu. Orang itu sadar bahwa ia ketahuan, langsung lari ketika mendengar suara Jun.
"BERHENTI! Hah, benar-benar! Dia membuatku kurus!"
Pria tersebut mulai mulai mengurangi kecepatan larinya dan keluar dari gang ketika ia merasa bahwa Jun tidak lagi mengejarnya. Namun, saat ia keluar dari gang, Jun memukulnya. Ia memukul pelaku tersebut dan mereka mulai berkelahi. Jun lengah, pria itu memukul dengan linggis tepat dibagian wajahnya dan lari ketika Sam Nam datang.
"Hah ... Cepat kejar sialan itu," ujar Jun sambil terengah menutupi rasa sakitnya. Sam Nam hanya menatap pelaku pergi, dan mengulurkan tangannya membantu Jun untuk bangkit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments