PASUTRI (Troublemaker)
Seorang perempuan cantik tengah berjalan menelusuri lobby bandara dengan menyeret koper di tangannya. Tak ada yang tau akan kepulangannya saat ini karena dirinya berniat ingin membuat sebuah kejutan untuk keluarganya tercinta.
Saat dirinya telah keluar dari lobby bandara tersebut ia langsung menuju ke salah satu taksi yang ada di bandara itu.
Dimana saat ia sampai di samping taksi, ia mengetuk kaca yang beada disebelah kursi kemudi. Ketukan yang ia lakukan tadi membuat sang sopir taksi yang berada didalam taksi tersebut menurunkan kaca itu.
"Pak, bisa antar saya ke perumahan Sekar Jaya?" Tanya perempuan tersebut tak lupa dengan senyum manisnya.
"Tentu saja bisa. Silahkan masuk," ucap sopir taksi tersebut yang diangguki oleh perempuan tadi sebelum ia kini masuk kedalam kursi penumpang.
Mobil itu kini berjalan membelah jalanan malam yang masih tampak ramai itu. Namun semakin mobil itu memasuki jalanan yang tampak sepi, suasana menjadi sangat mencekam. Hingga tiba-tiba sopir taksi itu mengerem mobil tersebut secara mendadak.
"Astaga , kenapa sih Pak?" Tanya perempuan tersebut dengan dada yang berdetak sangat kencang. Jika saja dirinya tadi tak memakai seat belt, ia yakin kepalanya akan menjadi korban atas tingkah sopir taksi tadi.
"Maaf mbak, didepan ada seseorang yang tiba-tiba menghadang jalan kita," ucap sopir taksi itu dengan suara bergetar syarat akan ketakutan.
perempuan tersebut yang hampir memarahi sopir taksi tadi yang sudah membahayakan dirinya, ia urungkan dan kini ia mengalihkan pandangannya kearah depan. Dan benar saja jika didepan sana ada dua orang yang tengah menghadang jalan mereka.
Perempuan dan sopir taksi itu semakin di buat terkejut kala melihat jika kedua orang yang mencegat jalan mereka ternyata membawa senjata tajam.
"Keluar kalian!" Teriak salah satu dari laki-laki itu sembari menggedor kaca yang berada disisi sopir.
"Apa yang harus kita lakukan, Mbak? Saya tidak bisa bela diri untuk melawan mereka berdua," ucap sopir taksi itu.
"Saya juga tidak tau, Pak. Saya pun juga tidak bisa bela diri seperti bapak. Bagaimana kalau kita langsung tancap gas saja?"
"Lho kok disuruh tancap gas saja sih, Mbak. kalau saya tancap gas yang ada motor mereka atau kalau tidak salah satu dari mereka akan tertabrak dan terluka nantinya. Dan ujung-ujungnya saya yang nanti akan masuk ke penjara," balas sopir taksi itu yang tak ingin mengambil resiko tinggi.
"Ck, tapi kalau tidak begitu nyawa kita yang terancam Pak," ujar perempuan tersebut.
"Keluar kalian!" Teriak kedua laki-laki tadi yang semakin keras menggedor kaca taksi tersebut.
"Jika kalian tidak keluar segara, jangan salahkan kita jika kaca mobil ini akan kita pecah dan nyawa kalian akan melayang saat ini juga. Tapi jika kalian keluar sekarang dan serahin semua barang berharga kalian termasuk mobil taksi ini, nyawa kalian akan tetap aman," sambung salah satu pembegal itu yang membuat kedua orang yang ada didalam mobil taksi tersebut semakin panik saja.
"Gimana ini, Mbak? Saya masih mau hidup soalnya," ujar sopir taksi itu.
Perempuan yang sama bingungnya dengan sopir taksi itu, ia kini tampak menghela nafasnya sebelum akhirnya ia mengucapkan sebuah ide yang tiba-tiba terlintas didalam otaknya itu. Dimana ide itu satu-satunya jalan yang harus mereka berdua coba.
"Begini saja Pak. Kita berdua keluar sekarang, tapi sebisa mungkin kita tidak menyerahkan barang yang kita miliki saat ini ke mereka berdua. Nah saat kita sudah keluar nanti kita kabur saja dengan sedikit memberikan perlawanan ke mereka berdua. Bapak lawan laki-laki yang sekarang tengah menggedor kaca di sebelah bapak itu dan saya akan melawan laki-laki yang berada disamping pintu disebelah saya ini. Nah terus setelahnya kita kabur karena jika kita berniat melumpuhkan mereka berdua, saya jamin kita akan kalah, secara kan mereka bawa senjata tajam yang sekali tebas nyawa kita akan hilang. Jadi bapak paham kan apa yang saya katakan ini?" Jelas perempuan tersebut menjabarkan ide yang ia dapatkan tadi. Dimana ide itu berupa mereka berdua harus melarikan diri.
"Tapi gimana dengan mobil taksi ini? Saya hanya menyewanya soalnya."
"Untuk urusan mobil ini kita pikirkan lagi nanti Pak. Bapak save nomor saya dan saya minta nomor telepon bapak saja. Setelah kita berhasil kabur nanti, saya ataupun bapak bisa saling menghubungi nantinya. Intinya siapa yang dalam posisi aman saja yang memberikan kabar terlebih dahulu. Bagaimana? Apa bapak setuju? Dan bapak tenang saja setelah kita benar-benar bebas kita akan laporkan permasalahan ini kepada pihak berwajib yang otomatis akan membuat dua pelaku ini di tangkap juga mobil taksi ini akan kembali ke tangan bapak lagi nantinya," ujar perempuan tersebut panjang lebar.
Sopir taksi itu tampak diam, sepertinya ia tengah memikirkan tentang ide yang didapatkan boleh penumpangnya tersebut, sebelum terpaksa ia mengangguk kepalanya karena gedoran di mobil itu semakin lama semakin keras.
"Baiklah saya ikut ide mbak saja." Saat sopir itu sudah mensetujui ide tadi, sopir tersebut bergegas menuliskan nomor ponselnya begitu juga dengan perempuan itu. Dimana setelah mereka berdua saling bertukar nomor telepon, sopir taksi tersebut kembali angkat bsuata.
"Kalau begitu kapan kita akan bergerak?" Tanya sang sopir taksi.
"Pastikan dulu barang-barang berharga bapak sudah bapak bawa semua."
"Barang berharga saya hanya dompet serta ponsel ini saja mbak dan dua benda itu sudah ada didalam saku celana saya sekarang." Perempuan itu tampak menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu dalam hitungan ketiga kita siap untuk keluar."
Dua orang itu kini tampak bersiap dengan mata yang fokus kearahnya pembegal yang bisa mereka lihat lewat kaca mobil tersebut sebelum suara perempuan itu terdengar.
"Satu." Perempuan itu sudah mulai memberikan aba-aba. Dimana hal tersebut membuat tangan kedua orang itu berada di pintu mobil tersebut.
"Dua." Lanjutnya.
"Tiga."
Saat hitungan ketiga dua orang itu membuka pintu mobil tersebut yang membuat kedua pembegal tadi otomatis memundurkan tubuhnya.
Dimana saat keduanya telah keluar, dua pembegal tadi tampak tersenyum lalu mendekati keduanya.
Perempuan dan sang sopir taksi tadi saling pandang satu sama lain sebelum keduanya menganggukkan kepala mereka. Lalu tanpa aba-aba mereka berdua berlari, bukan mendekati dua pembegal tersebut untuk melawan mereka seperti yang keduanya telah rencana tadi, melainkan keduanya langsung lari terbirit-birit menjauh dari tempat tersebut untuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing.
Dan apa yang kedua orang itu lakukan membuat dua pembegal tadi tampak melongo tak percaya, sebelum keduanya tersadar jika mangsa mereka malam ini telah berhasil kabur dari tangan mereka berdua.
"Sialan, kita kecolongan. Kejar mereka sekarang juga!" Ucap salah satu dari pembegal tadi. Namun saat dirinya ingin menyusul perginya dua mangsanya itu, lengannya lebih dulu di cekal oleh teman satu profesinya tersebut.
"Bagaimana kita akan mengejar mereka berdua sedangkan keduanya lari beda arah dan kita hanya punya motor satu. Ya kali kita mengejar mereka motor kita, kita tinggal disini begitu saja yang ada kita yang berprofesi sebagai begal justru nanti kita yang akan menjadi korban dari begal lainnya yang juga tengah berkeliaran dan mencari mangsa disini. Kita juga tidak bisa membawa mobil ini karena mobil ini di tinggal tanpa kunci. Jika kita harus mensabotasenya terlebih dahulu akan percuma karena aku yakin mereka sudah tak akan bisa kita kejar lagi. Jadi lebih baik biarkan saja mereka berdua kabur yang penting kita sudah dapat mobil yang bisa kita jual nantinya," ujar temannya.
"Hah, benar juga apa yang kamu katakan tadi dan lebih baik kita urus mobil ini segara sebelum ada orang lain yang lewat nantinya," balasnya. Dan setelahnya, keduanya kini segera melakukan sabotase ke mobil taksi tersebut tanpa memikirkan lagi nasib dari dua orang yang mereka begal tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Mampir nih ,, awal dah kocak aja 😁😁
2023-04-06
1
Defi
kok jadi lucu pembegalnya 🤭
2023-02-24
1
Hany
wah yg di tunggu kisah bang et, akhirnya up juga
2022-12-10
2