Segala cara sudah Maura lakukan sedari tadi malam sampai pagi ini supaya dirinya bisa kabur dari acara pernikahan yang akan di adakan tepat di hari ini juga. Namun sayangnya segala upaya itu tak ada yang membuahkan hasil sama sekali. Dirinya benar-benar diawasi ketat oleh anak buah sang Papa yang menjaga pintu kamarnya dan beberapa titik yang kemungkin bisa membuat Maura kabur dari rumah tersebut. Sampai akhirnya Maura menyerah dan pasrah dengan takdirnya yang akan di mulai pagi ini dengan berubahnya status dia menjadi istri sah dari seorang laki-laki yang sangat menyebalkan untuknya.
Dengan ogah-ogahan Maura masih duduk santai di atas ranjang dengan balutan kebaya yang melekat di tubuhnya. Ia tau waktunya dia muncul saat acara ijab kabul telah terlaksana. Entah alasan apa sehingga membuat kedua orangtuanya menyembunyikan dirinya di dalam kamar terlebih dahulu padahal jika dirinya duduk disamping Erland saat laki-laki itu mengucapkan kata kabul, ia akan merecoki laki-laki itu agar salah berucap sehingga pernikahan itu akan gagal dengan sendirinya. Tapi mungkin karena orangtuanya tau niatan licik darinya itu, jadi mereka masih mengurungnya di dalam kamar walaupun dirinya sudah selesai di rias.
Padahal bukan itu alasan kedua orangtuanya masih mengurung Maura di kamar perempuan itu dan tak mengizinkan ikut serta dalam pengucapan ijab kabul, namun alasan yang tepat adalah karena mereka tidak mau Maura mendengar nama asli Erland dan ayah Erland yang tentunya akan di ucapkan ketika ijab kabul nanti.
Erland menghela nafasnya, ia masih tak percaya jika dirinya hari ini akan melepas masa lajangnya dan menjatuhkan pilihan ke Maura hanya demi ia tak di ejek lagi oleh teman-temannya.
"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau Ananda Erland Drake Abhivandya bin Aiden William Abhivandya dengan anak kandung saya Maura Queensy Louis binti Naufal Azhar Louis dengan mas kawin uang sebesar 10 juta 120 ribu rupiah dibayar tunai."
Kata ijab yang terlontar dari bibir Louis dan hentakan tangan yang dilakukan oleh laki-laki yang sedang berjabat tangan dengannya, menyadarkan Erland dari pikiran berkelananya tadi.
Dan dengan menarik nafas panjang Erland dengan lantang membalas, "Saya terima nikah dan kawinnya Maura Queensy Louis binti Naufal Azhar Louis dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
Satu kalimat panjang itu berhasil Erland ucapkan hanya dengan satu tarikan nafas. Dimana setelah dirinya menyelesaikan kata yang memang harus ia ucapan dan di sambut kata sah oleh beberapa saksi dari pernikahannya itu menandakan jika dirinya sekarang sudah menjadi kepala keluarga untuk istrinya, Maura. Ia bertanggungjawab lebih kepada gadis keras kepala mulai saat ini juga. Saat mengingat tanggungjawabnya kepada Maura, hal itu membuat Erland mendengus kasar tanpa memperhatikan pelafalan doa setelah ijab kabul terlaksana.
Sampai acara pelantunan doa itu selesai, Dian yang tadi mengikuti acara ijab kabul itu bergegas menuju ke kamar Maura, menjemput anaknya itu untuk ia serahkan sepenuhnya kepada Erland dengan harapan Maura yang berada di kendali Erland bisa merubah sisi jelek dari perempuan itu.
Wanita paruh baya yang membawa kunci cadangan kamar Maura, tanpa mengucapakan kata permisi atau sekedar mengetuk pintu pun ia langsung saja membuka pintu kamar Maura tersebut. Dimana suara kunci yang terbuka mengalihkan atensi dari perempuan yang tadi tengah duduk-duduk santai dengan umpatan dan dumelan di hatinya.
Saat pintu kamar itu terbuka lebar, Maura bisa melihat sang Mama tengah tersenyum lebar kearahnya yang membuat Maura memutar bola matanya malas.
"Uhhhh anak Mama cantik banget sih," puji Dian sembari memandangi tampilan putrinya itu. Ia tak berbohong atas pujiannya tadi, karena Maura benar-benar cantik dan anggun secara bersamaan dengan riasan natural di wajahnya.
"Yang udah berhasil ngelepas anaknya ke tangan orang lain lagak-lagaknya sangat bahagia ya," sindir Maura tanpa mengucapakan kata terimakasih setelah mendapat pujian dari sang ibunda tadi.
Tapi Dian bukannya marah dengan sindiran yang dilakukan oleh Maura tadi, ia sekarang justru terkekeh sebelum berucap.
"Ohhhh tentu saja dong. Siapa sih yang gak bahagia kalau orang yang suka menghambur-hamburkan uang akan menjauh dari sisi Mama." Maura berdecak mendengar balasan itu.
"Dan selamat setelah ini kamu akan hidup sederhana. Tidak lagi hidup bergelimang harta yang bisa kamu hambur-hamburkan lagi seperti dulu," sambung Dian yang semakin membuat Maura kesal setengah mati ditandai dengan wajahnya yang sudah tertekuk dan bibir mengerucut kedepan.
Dimana hal itu membuat Dian terkekeh sebelum tangannya kini bergerak, melingkar ke lengan Maura.
"Tapi perlu kamu tau Maura. Dengan kamu menikah bersama Erland, Mama harap kamu semakin dewasa dan kebiasaan burukmu itu akan segara hilang darimu. Mama mungkin setelah ini tidak bisa membantumu dalam bidang apapun tapi setidaknya Mama akan terus mendoakanmu semoga selalu bahagia dalam menjalin rumah tangga bersama dengan Erland," ujar Dian.
"Bahagia? In my dream," gumam Maura yang tentunya masih bisa di dengar oleh Dian yang kini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jika kamu tau siapa Erland sebenarnya, Mama yakin kamu pasti tidak akan mengucapakan perkataanmu itu. Dan mungkin kamu sekarang akan bersorak gembira karena sudah berhasil menjadi istri sah dari keturunan Abhivandya, keluarga yang di segani oleh semua orang di negara ini," batin Dian yang tak bisa mengutarakannya.
"Sudah lah jangan bahas tentang hidup kamu yang akan berubah itu karena lebih baik sekarang kita ke belakang rumah. Temui suami kamu dan sambut beberapa tamu undangan yang sudah datang." Dian melangkahkan kakinya yang otomatis membuat Maura juga ikut berjalan karena lengannya masih di pelukan sang Ibunda.
Namun baru saja Dian ingin membuka pintu kamar tersebut untuk keluar, wanita itu menghentikan niatannya tadi lalu menolehkan kepalanya kearah Maura yang wajahnya masih tak enak di pandang.
"Saat kita bergabung dengan para tamu di bawah dan Mama masih lihat kamu memasang wajah masam seperti ini, Mama tidak akan segan-segan buat cubit lengan kamu ini," ancam Dian.
"Ancam terus. Gak sekalian mau bunuh Maura saja?" ucap Maura.
"Untuk saat ini tidak tapi jika kamu sampai kurang ajar sama Erland maka ucapanmu itu akan berlaku." Maura yang mendengar penuturan dari Dian, ia melongo di buatnya. Ia benar-benar tak menyangka jika Erland sudah merebut posisinya didalam hidup kedua orangtuanya yang harusnya membela dia mati-matian malah justru berbalik membela bahkan melindungi laki-laki itu jika Maura berbuat macam-macam kepada Erland.
"Sialan, jampi-jampi apa yang sudah laki-laki itu berikan ke Mama sama Papa sampai-sampai mereka bertekuk lutut ke dia. Sialan! Awas saja kamu, Erland!" murka Maura didalam hatinya.
Ia berniat memberikan pelajaran ke Erland setelah acara sialan ini benar-benar selesai nanti dan tunggu saja pelajaran yang akan Erland terima darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
G@mbru_Afi
gak tau kenapa aku suka karakter cewek cerewet dan bandel seperti maura
2022-12-25
2
Hany
selamat bang er,semoga sakinah mawadah warohmah,bs membimbing Maura lebih baik lagi
2022-12-12
1
Indar
selamat bang erland akhirnya sold out jga dan semoga bahagia slalu dgn segala keriwehan yg akan terjadi🤗 😄
2022-12-10
2