"Jadi apa tuan Louis dan nyonya Dian menerima lamaran saya ini?" tanya Erland yang berhasil membuat kedua orang yang duduk di hadapannya itu tersadar dari keterkejutannya.
Louis dan Dian tampak saling adu tatapan sebelum mereka berdua kembali melihat kearah Erland dan kedua orangtuanya.
"Begini tuan Erland. Kita berdua sebagai orangtua dari Maura hanya bisa menyerahkan keputusan ini kepada Maura. Jika dia menerima tuan Erland menjadi suaminya maka kita berdua akan memberikan restu kita. Jadi lebih baik kita tanya ke Maura terlebih dahulu saja. Tapi sebelumnya, saya ingin memastikan apa tuan Erland benar-benar ingin menikahi anak saya? Saya bukan bermaksud apa-apa, hanya saya tidak percaya saja tuan Erland bisa menyukai anak saya yang sangat manja itu. Saya bukan mau menjelek-jelekkan anak saya, tapi Maura itu tipe perempuan yang bangun saja masih siang, suka sekali menghambur-hamburkan uang, manja jangan di tanya lagi, tidak bisa mengurus rumah apalagi memasak. Jadi daripada tuan Erland menyesali sudah menikahi Maura nanti, lebih baik tuan pikir matang-matang keputusan tuan ini. Saya benar-benar takut Maura hanya bisa menyusahkan tuan dan keluarga tuan saja nantinya," ucap Louis. Ia benar-benar takut Erland menyesal di kemudian hari.
Erland tampak tersenyum sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanpa di beritahu oleh Louis, Erland sudah tau kebiasaan Maura itu.
"Sebelum saya datang kesini saya sudah memikirkannya dengan matang. Saya tidak keberatan dengan perilaku Maura. Baik buruk Maura akan saya terima. Dan tanpa kalian tanya ke Maura apakah dia setuju untuk menikah dengan saya, saya rasa tidak perlu karena dia yang lebih awal mengajak saya untuk menikah. Jadi tidak perlu di tanya lagi karena dia akan sangat setuju."
Louis dan Dian kembali di buat terkejut kala mendengar fakta jika putri mereka lah yang mengajak Erland menikah. Mereka pikir Erland lah yang lebih dulu tertarik dengan Maura dan dengan diam-diam laki-laki itu suka dengan Maura jadi dengan gentle Erland datang menemui mereka berdua untuk melamar Maura. Tapi sayangnya semuanya itu terbalik. Maura lah yang ternyata mengajak Erland menikah. Ya Tuhan demi apapun, jika saja Erland menolak ajakan Maura itu, mau di taruh dimana muka Louis dan Dian. Tapi mereka bisa menghela nafas lega karena Erland ternyata mensetujui ajakan dari Maura itu. Entah apa yang dilakukan Maura untuk mendapatkan Erland, mereka berdua tetap akan mengapresiasi usaha Maura yang mereka rasa tak mudah itu.
"Baiklah kalau begitu kita tidak akan bertanya lagi dengan Maura. Dan jika tuan memang sudah benar-benar mantap dengan Maura, apa kalian memiliki ide untuk acara pertunangan kalian?" tanya Louis.
Erland menggelengkan kepalanya.
"Kita berdua telah sepakat tidak akan melakukan acara pertunangan. Bahkan kita berdua juga sepakat jika pernikahan kita diadakan secara tertutup hanya keluarga besar kita berdua saja yang perlu tau akan pernikahan saya dan Maura. Dan pernikahan kita berdua telah kita sepakati 6 hari lagi," ujar Erland yang untuk kesekian kalinya membuat kedua orangtua Maura shock.
"Apa diwaktu 6 hari ini, persiapan pernikahan itu bisa diselesaikan tepat waktu?" tanya Dian.
"Insyaallah, akan tepat waktu saya bisa menjaminnya," jawab Erland.
"Ya sudah kalau begitu kita berdua ikut apa yang telah tuan Erland dan Maura sepakati."
"Tapi ada satu hal yang perlu saya bicarakan lagi dengan tuan Louis dan nyonya Dian."
"Silahkan tuan Erland."
Erland tampak menatap kearah kedua orangtuanya yang duduk disamping kanan dan kirinya sebelum ia bersuara kembali.
"Jadi begini. Sebenarnya Maura tidak tau siapa saya sebenarnya. Dia tidak tau jika saya salah satu keturunan dari keluarga Abhivandya. Dia hanya tau jika saya seorang sopir di keluarga saya sendiri. Jadi saya mohon dengan sangat tuan dan nyonya bisa merahasiakan identitas saya yang asli dari Maura karena saya ingin kita hidup sederhana, sekaligus untuk melatih Maura agar tidak suka menghambur-hamburkan uang seperti dulu lagi. Saya sebenarnya tidak masalah jika Maura setelah menikah dengan saya, dia menghabiskan uang saya semau dia. Tapi yang saya takutkan, karena kita hanya manusia biasa yang tidak tau di masa depan akan seperti apa kehidupan kita. Bisa jadi perusahaan saya akan gulung tikar yang otomatis membuat saya tidak memiliki harta lagi. Dan pada saat itu terjadi, Maura yang sudah biasa bergelimang harta akan pergi meninggalkan saya. Jadi untuk menghindari hal itu terjadi, izinkan saya mengajak Maura untuk hidup sederhana saat kita menikah nanti. Apa tuan dan nyonya setuju dengan keputusan saya dan permintaan saya tadi?" jelas Erland panjang lebar.
Louis dan Dian yang sedari tadi mendengar perkataan dari Erland, mereka kini tampak mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Baiklah kita mensetujui untuk merahasiakan identitas asli tuan Erland dan kita mengizinkan tuan mengajak Maura untuk hidup sederhana. Dan saya berharap dengan tuan mengajak dia untuk hidup sederhana, dia bisa merubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang dia miliki selama ini."
Erland menganggukkan kepalanya.
"Akan saya usahakan untuk merubah Maura menjadi lebih baik lagi," ujar Erland.
Ucapan dari Erland tadi di balas dengan senyuman dan anggukkan dari Louis maupun Dian. Dan setelah semua percakapan penting yang Erland sampaikan ke kedua orangtua Maura, dirinya dan kedua orangtuanya berpamitan pergi dari kediaman calon istrinya itu.
Dimana kepergian Erland dan kedua orangtua laki-laki itu, membuat Louis dan Dian kini menghela nafas panjang.
"Sumpah demi apapun aku tidak menyangka jika kita akan menjadi besan keluarga Abhivandya. Tidak pernah terlintas di kepalaku hal itu akan terjadi," ucap Dian.
Ia tak munafik, saat ini ia sangat senang sekali dengan kejadian dipagi ini. Kejadian yang membuat moodnya semakin bagus.
"Aku pun juga sama tidak menyangka jika tuan Erland akan jadi menantu kita. Tapi aku penasaran, trik apa yang telah Maura lakukan sehingga tuan Erland mau menikah dengannya apalagi kata tuan Erland tadi jika Maura tidak mengetahui identitas asli tuan Erland yang otomatis Maura tidak tau kekayaan tuan Erland. Dia hanya tau jika tuan Erland hanya seorang sopir saja. Jika dipikir-pikir, ini bukan karakter Maura yang selalu pilih-pilih pasangan dilihat dari mantan pacar dia yang memiliki nama besar semua atau kalau tidak keturunan orang berada," ujar Louis penasaran.
"Mungkin Maura kita sudah dewasa sayang. Jadi dia tidak memikirkan tentang harta lagi tapi tentang kenyamanan. Buktinya dia mau hidup sederhana dengan tuan Erland," ucap Dian yang diangguki oleh Louis.
"Sepertinya benar apa katamu itu. Kalau memang dia sudah dewasa, aku bangga dengan keputusannya itu. Dan semoga dengan ia mau hidup sederhana merupakan awal dari hilangnya kebiasaan buruk dia," tutur Louis yang dibalas dengan kata aamiin oleh Dian tanpa melunturkan senyuman di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Hany
makin seru,lanjut💪😘
2022-12-11
2
Indar
lanjut kak, semangat 💪💪
2022-12-04
1
Entin Fatkurina
selamat menempuh hidup sederhana maura, lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut
2022-12-04
2