"Motor kamu mana?" tanya Maura kala dirinya dan Erland telah keluar dari dalam rumah tersebut.
"Aku hari ini tidak pakai motor tapi aku tadi sempat pinjam mobil tuanku," ujar Erland.
"Pinjam mobil?"
"Ya, kamu tidak suka?"
"Haishhhh mau pinjam atau punyamu sendiri aku tidak perduli. Karena yang lebih penting sekarang kalau kita berdua segara pergi dari sini sebelum emak-emak rempong satu itu nyusul kita disini. Dan lebih baik kita sekarang segera ke mobil kamu itu. Buruan!" Maura mendorong pelan tubuh Erland supaya laki-laki itu segera menuju ke mobil yang ia pakai.
Erland yang mendapat dorongan itu pun ia berdecak kesal. Namun tak urung dirinya melangkahkan kakinya menuju ke salah satu mobil yang terparkir di pekarangan rumah tersebut.
"Masuk," ucap Erland setelah dirinya sampai di samping mobilnya sembari tangannya membuka pintu mobil tersebut yang tentunya ia membuka pintu untuknya sendiri bukan untuk Maura.
Dan setelah mengatakan hal tersebut, ia memilih untuk masuk kedalam mobil, duduk di kursi kemudi. Sedangkan Maura, perempuan itu tampak melongo dengan mobil yang berada di depannya itu.
"Kali ini aku percaya jika dia memang pinjam mobil ini. Ya kali seorang sopir punya mobil Porsche sekeren ini," gumam Maura sebelum dirinya ikut masuk kedalam mobil yang tanpa ia ketahui mobil itu milik Erland pribadi bukan pinjam seperti yang laki-laki itu katakan tadi.
"Tuanmu sangat mempercayai kamu sekali ya. Sampai-sampai mobil semahal ini boleh kamu pinjam," ucap Maura kala dirinya telah duduk di kursi samping kemudi.
Dimana ucapannya itu dibalas dengan gedikkan di bahu Erland. Lalu setelahnya barulah laki-laki itu menjalankan mobilnya menuju ke butik milik sang Kakak.
Di dalam perjalanan itu tak ada yang buka suara, Erland yang fokus dengan jalanan di depannya sedangkan Maura, perempuan itu menyibukkan dirinya dengan ponselnya.
"Setelah fitting baju pengantin, antar aku ke cafe M&N," ucap Maura memecah keheningan didalam mobil tersebut.
"Ngapain?" tanya Erland.
"Kamu tidak perlu tau aku mau ngapain kesana karena itu bukan urusanmu," ujar Maura yang membuat Erland memutar bola matanya malas.
"Terserah," balas Erland. Dan untuk yang kedua kalinya tak ada lagi pembicaraan antara keduanya hingga mobil yang dikendarai oleh Erland telah berhenti di depan butik milik Vivian.
Tanpa di minta untuk turun terlebih dahulu, Maura sudah turun lebih awal dari Erland. Dan tanpa menunggu laki-laki itu terlebih dahulu, ia masuk kedalam butik tersebut. Dimana hal tersebut membuat Erland menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum dirinya ikut masuk, menyusul Maura.
Dimana kedatangan dirinya langsung di sambut oleh Vivian.
"Selamat datang di butik Dandelion," ucap Vivian yang berusaha sebisa mungkin untuk pura-pura tidak mengenal Erland karena ia sudah tau adiknya itu menyembunyikan identitas aslinya dari Maura.
Maura menganggukkan kepalanya sembari berucap, "Boleh antar saya ke tempat gaun pengantin," pinta Maura.
"Ke tempat kebaya saja jangan gaun," timpal Erland.
Maura yang mendengar ucapan dari Erland tadi ia memelototkan matanya kearah laki-laki itu.
"Maksud kamu, aku nikah pakai kebaya gitu?" Dengan santainya Erland menganggukkan kepalanya.
"Gak, gak mau aku tidak mau pakai kebaya aku maunya pakai gaun," tolak Maura mentah-mentah.
"Kalau kamu mau pakai gaun, beli gaun itu dengan uangmu sendiri." Maura melongo mendengar ucapan dari Erland tadi.
"Oke, kalau gitu aku pakai uangku sendiri." Tanpa menunggu persetujuan dari Erland, perempuan itu sudah lebih dulu pergi dari hadapan laki-laki itu dan Vivian yang sedari tadi melihat dan mendengar perkelahian diantara kedua orang di hadapannya tadi.
Dan saat Maura sudah pergi menjauh, ia kini bersuara.
"Apa kamu tidak salah memilih calon istri, Er? Dia kelihatan suka menghambur-hamburkan uang. Dan Kakak yakin dia tidak akan betah hidup sederhana seperti yang kamu mau," ucap Vivian.
"Aku tau kebiasaan jelek itu Kak. Dan doakan saja aku memang tidak menyesali keputusanku untuk menikahi dia," balas Erland yang membuat tangan Vivian kini bergerak untuk mengelus punggung sang adik.
Beberapa saat setelahnya, Erland yang tidak mengikuti Maura bahkan melihat gaun mana yang sudah di coba oleh Maura, laki-laki itu lebih baik menunggu Maura di salah satu tempat duduk di dalam butik tersebut dengan menikmati kopi yang di sajikan oleh sang Kakak tadi.
Tatapan mata Erland teralihkan kala ia melihat Maura telah berjalan menuju ke kasir dengan membawa satu gaun berwarna putih dan saat melewati Erland, ia memberikan tatapan tajamnya. Sedangkan Erland, ia membalas tatapan dari Maura tadi dengan senyum miringnya.
Maura berdecak kala mendapat senyum miring dari Erland tadi sebelum dirinya melanjutkan langkahnya kakinya ke hadapan kasir di dalam butik itu.
Dan dengan menaruh gaun yang berada di tangannya, ia menolehkan kepalanya kearah Erland. Bahkan saat dirinya mengambil kartu ATM, ia tersenyum dan dengan sengaja ia mengangkat kartu ATM premiumnya itu tinggi-tinggi agar Erland melihatnya dan agar laki-laki itu tidak meremehkannya lagi.
"Totalnya 30 juta mbak," ucap kasir tersebut setelah menota satu gaun yang di inginkan oleh Maura tadi.
"Ohhhh 30 juta ya mbak. Nih, bayar pakai kartu ini." Maura menyerahkan kartu ATMnya tadi dengan mata yang melirik kearah Erland yang masih tenang duduk di tempatnya itu.
Kasir tersebut mengambil kartu ATM dari tangan Maura dan mulai melakukan transaksi. Namun satu kali kasir itu ingin melakukan transaksi, kartu ATM milik Maura tak bisa digunakan. Hingga kasir itu mengulanginya sampai 3 kali, tapi hasilnya masih saja sama.
"Maaf mbak, kartu Atm-nya tidak bisa," ujar kasir tersebut.
"Hah apa mbak? Kartu ATM saya tidak bisa? Jangan bohong dong mbak. Didalam kartu ATM saya itu ada saldonya banyak. Jadi jangan bohong dan coba lagi," ujar Maura tak percaya. Dimana ucapannya itu di turuti oleh kasir tersebut.
"Tidak bisa mbak," ucap kasir itu dengan menyodorkan kartu ATM tersebut ke arah Maura yang melongo tak percaya.
"Sepertinya kartu ATM mbaknya sudah di blokir. Jadi mau seberapa banyak saldo ATM mbak, tetap saja tidak bisa di gunakan untuk transaksi," sambung kasir tersebut.
Erland yang sudah tau jika kartu ATM Maura sudah di blokir oleh Louis pun ia tersenyum penuh kemenangan. Lalu setelahnya ia berdiri dari posisi duduknya dan segera mendekati Maura dengan tangan yang membawa sepotong kebaya pengantin dan satu buah tuxedo.
"Untuk gaun itu tidak jadi kita beli mbak. Kita jadi belinya kebaya dan tuxedo ini saja," ucap Erland sembari meletakan pakaian pengantin itu di meja kasir.
"Baik. Tunggu sebentar ya." Erland menganggukkan kepalanya. Lalu setelahnya ia menolehkan kepalanya kearah Maura dan mendekatkan wajahnya sampai disamping telinga Maura. Kemudian ia berucap, "Jangan belagu kalau tidak punya uang. Malu sendiri kan jadinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Pak Yan
PEREMPUAN YG SUKA FOYA 2 , BOROS DN SUKA MENGHAMBUR - HAMBURKAN UANG DGN SESUKA HATINYA PADAHAL BUKAN IA YG MENCARINYA ..... JUGA UTK WANITA YG MATREALISTIS / MATRE.... MEMAMANG HARUS DIKERJAI SUPAYA IA TOBAT DN JERA ....... JGN KARENA ORG TUA ATW SUAMI KAYA BERLIMPAHAN MATERI....... KITA BISA HIDUP SEENAK - ENAKNYA..... TANPA KITA MEMIKIRKAN HARI ESOK DN MASA DEPAN LAGI..... HARI INI KITA KAYA DN MAMPU !!!!!! BESOK LUSA ?????? WALLAHUALLAM BINSAWAAB !!!!!!!!! BIJAKLAH DLM MENGELO UANG DN HARTA KITA DN MENGELUARKANNYA.....BER - HEMAT CERMAT DLM PEMASUKAN JUGA PENGELUARAN..... DN RAJINLAH MENABUNG.....
KELAK DIKEMUDIAN HARI ITU SEMUA AKAN BERGUNA !!!!!!! 🤔🤔🤔🤔😲😲😲😲😲👍👍👍👍👍👍👍👍👍👌👌👌👌👌👌👌
2022-12-26
3
Hany
hahaha...emang enak di kerjain Maura,Erland dan orang tua kamu Uda kerja sama tuk blokir ATM kamu😁😁😁
2022-12-12
2
pisces
😂😂😂
2022-12-08
1