"Oke, aku di sini akan langsung bicara to the point dengan kamu," ucap Erland kala ia merasa jika Maura sudah lebih enjoy.
Dan setelah mengucapkan hal tersebut ia mengeluarkan sebuah map yang membuat Maura kini mengerutkan keningnya.
"Map apa ini?" tanya Maura penasaran.
"Buka saja sendiri dan kamu akan tahu isi dari map itu."
Maura kini membuka map tersebut. Ia tampak terkejut saat baru membaca tulisan yang tercetak tebal di bagian atas kertas didalam map tersebut. Dimana tulisan itu terbaca, SURAT PERJANJIAN PERNIKAHAN.
"Maksud kamu apa memberiku surat ini?" tanya Maura.
"Sepertinya kamu tidak bodoh untuk mengetahui tujuanku memberikan kamu surat itu."
"Jadi maksud kamu surat ini berhubungan dengan perkataan yang tadi malam aku ucapkan itu?" Erland menganggukkan kepalanya.
"Kamu beneran mau menikah denganku?" Erland menjawab pertanyaan Maura itu dengan menggedikkan bahunya. Karena memang ia tak yakin menikahi perempuan di depannya saat ini tapi ia harus melakukannya karena dirinya sudah tidak kuat lagi di olok-olok oleh teman-temannya dengan sebutan jomblo bangkotan.
"Jangan bertanya lagi. Baca sekarang isi perjanjian itu," ucap Erland menghentikan Maura yang ingin bicara kembali.
"Tapi aku belum siap untuk menikah." Walaupun Erland tadi sudah sempat untuk mencegah agar perempuan itu tidak bersuara lagi, tetap saja Maura kembali berucap. Dan hal itu membuat Erland kini memutar matanya malas dengan berkata, "Itu bukan urusanku. Mau kamu siap atau tidak kita akan tetap menikah satu minggu lagi."
Maura semakin dibuat melongo tak percaya kala mendengar ucapan dari Erland itu. Menikah dengan laki-laki tanpa ada rasa cinta bahkan laki-laki itu baru ia temui semalam, sumpah demi apapun hal itu tidak pernah terbayang di otak Maura. Namun dia mau bagaimana lagi, laki-laki yang ia hadapi saat ini sepertinya memiliki sifat keras kepala dimana semakin ia menentang, maka laki-laki itu akan berbuat lebih kepadanya dan tidak akan pernah peduli dengan perasaannya yang entah setuju atau tidak dengan kemauan dirinya. Ini juga sebenarnya gara-gara dirinya. Jika saja bibirnya itu tidak sembarangan berbicara maka ia tak akan melewati masalah yang berurusan dengan masa depannya itu.
"Buruan baca isi surat perjanjian itu. Jangan bengong terus karena aku di sini tidak untuk menemani kamu untuk terus bengong seperti orang bodoh," ceplos Erland yang membuat Maura mencebikkan bibirnya.
Maura dengan kasar dan perasaan dongkol, ia membuka kertas surat perjanjian tersebut yang berisi, point pertama tentang tanggal pernikahan mereka yang memang akan diadakan satu minggu lagi seperti yang dikatakan oleh Erland sebelumnya. Point kedua tentang tempat tinggal mereka yang tentunya akan memiliki rumah sendiri tanpa ikut dengan orang tua Erland ataupun orang tua Maura. Point ketiga tentang mengurus rumah tangga yang akan diurus oleh Maura sepenuhnya tanpa bantuan satu orang art pun, di mana di point itu membuat Maura keberatan.
"Ini kenapa tidak ada art yang membantuku untuk mengurus urusan rumah tangga? Aku keberatan akan point yang ini," protes Maura.
"Apa kamu tahu pekerjaanku?" Maura menggelengkan kepalanya.
"Pekerjaanku hanya seorang sopir saja di keluarga Abhivandya. Dimana gajiku tidak akan mampu untuk membayar jasa art. Tapi jika kamu mau memiliki art di rumah, ya terserah tapi, gaji art itu dengan uangmu sendiri. Ingat uang kamu sendiri bukan uang dari kedua orang tuamu," ujar Erland yang membuat Maura berdecak. Tau saja Erland jika dirinya belum pernah bekerja sama sekali. Ia selama ini hidup hanya bergantung ke kedua orang tuanya.
Dia juga tadi cukup terkejut dengan perkataan Erland yang mengaku jika dirinya hanya seorang sopir saja yang membuat Maura kini terbayang-bayang bagaimana kehidupan dirinya setelah menikah nantinya. Dan apakah yang bisa hidup sederhana tanpa kemewahan lagi? Maura berharap dia bisa melakukannya.
Maura melanjutkan membaca setiap point di surat perjanjian pernikahan itu. Di mana point keempat berisi tentang uang bulanan yang akan diterima oleh Maura yaitu sebesar 2 juta rupiah yang membuat Maura kini menahan nafas sebelum helaan nafas panjang keluar dari hidungnya. Dan point terakhir berisi tentang berpura-pura seperti pasangan suami istri saat bersama dengan keluarga besar dari Erland maupun Maura.
Maura yang sudah membaca semua point dari surat perjanjian pernikahan itu, ia kini angkat suara kembali.
"Oke, 5 point ini aku terima. Tapi aku juga ingin menambahkan isi di surat perjanjian ini." Erland memincingkan alisnya.
"Apa yang ingin kamu tambahkan?" Maura kini tersenyum penuh arti dan dengan menyandarkan tubuhnya disandarkan kursi ia berucap.
"Pertama, setelah pernikahan, kita memang tinggal satu atap tapi tidak satu kamar dengan istilah lain kamu dan aku tidur di kamar yang berbeda." Erland yang sudah menebak jika hal itu akan diminta oleh Maura pun ia kini menganggukan kepalanya.
"Terus?"
"Yang kedua, aku ataupun kamu tidak ada yang boleh melakukan skinship sedikitpun. Apalagi sampai berhubungan badan jika sampai hal itu terjadi maka yang pertama kali memancing salah satu dari kita melakukan hal itu harus dihukum. Tapi ada pengecualiannya, skinship boleh dilakukan jika dalam masalah genting. Contohnya saat aku ataupun kamu terjatuh dan memang memerlukan bantuan satu sama lain karena yang ada di rumah hanya ada kita berdua. Pokoknya dalam masalah genting lah, skinship itu boleh dilakukan." Erland tampak menghela nafas namun tak urung ia menganggukkan kepalanya.
"Yang ketiga, pernikahan kita harus kita sembunyikan dari khalayak ramai. Hanya kita berdua dan keluarga kita saja yang tahu," ujar Maura yang lagi-lagi membuat Erland menganggukan kepalanya.
"Ada lagi?" tanya Erland.
"Tentunya ada dong dan ini yang terakhir yaitu, kita berdua tidak boleh mencampuri urusan masing-masing dengan istilah lain aku ataupun kamu bebas melakukan apa saja yang kita inginkan," ujar Maura yang membuat Erland mengerutkan keningnya.
"Termasuk saat kita berdua menemukan seseorang yang kita cintai berarti kita boleh menjalin hubungan dengan orang itu?"
"Ya, salah satunya itu," jawab Maura.
"Apa kamu sekarang sudah memiliki pacar?" tanya Erlan penasaran. Kenapa sampai Maura memberikan persyaratan tersebut jika bukan karena perempuan itu saat ini tengah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki di luar sana.
"Hmmm tidak. Aku masih free tapi kan tidak ada yang tahu ke depannya akan seperti apa. Siapa tahu kan kita berdua sama-sama mendapatkan sosok pendamping yang benar-benar kita inginkan." Erland tampak mengangguk-anggukan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu aku mensetujui persyaratan yang kamu berikan itu dan kamu tulis semua persyaratan yang kamu berikan tadi. Dan tambahkan juga satu poin lagi yaitu tidak ada kata cerai di dalam pernikahan kita ini," ucap Erland yang membuat Maura terpaku di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Rita Mahyuni
lawak x erland n muara....point terakhir tidak boleh cerai...wkwkwk...22 akan susahin diri tu...xixixi
2023-02-27
2
SaSa🐕
aku tunggu bucinmu er😆
2023-01-07
2
Hany
betulan bang er mau nyamar jadi sopir😅
2022-12-11
1