Pagi harinya Erland sudah siap dengan baju rapinya, kini ia berjalan mendekati kedua orangtuanya yang sudah menunggu di ruang tamu. Seperti yang dia ucapan ke Mommy Della kemari, tepat hari ini juga dia dan kedua orangtuanya akan berkunjung ke rumah kedua orangtua Maura.
"Kamu yakin ingin menikahi putri dari klienmu sendiri?" tanya Daddy Aiden yang sudah tau tentang niat Erland itu dari cerita Mommy Della juga sebuah pesan yang sempat di kirimkan oleh Erland.
"Tentu saja Dad," jawab Erland. Tak ada keraguan sama sekali yang terpancar di wajah laki-laki itu.
"Kamu tidak akan menyesali keputusanmu ini?" tanyanya kembali.
"Tidak. Erland tidak akan menyesalinya." Daddy Aiden yang mendengar jawaban mantap dari anak laki-lakinya itu, ia tersenyum dengan tangan yang kini menepuk-nepuk pundak Erland.
"Jika kamu sudah yakin sepenuhnya, kita berangkat sekarang," ujar Daddy Aiden.
Ketiga orang itu berjalan beriringan keluar dari dalam rumah tersebut dan segara masuk kedalam satu mobil yang sama.
Dan bertepatan dengan mobil yang di kendarai oleh sopir pribadi Daddy Aiden, Erland sibuk dengan ponselnya untuk mengirimkan sebuah pesan kepada ayah dari Maura.
Dimana saat pesan itu masuk kedalam ponsel Louis, Ayah Maura, bertepatan saat laki-laki itu baru masuk kedalam mobilnya untuk menuju ke kantor.
Laki-laki paruh baya itu, kini mengambil ponselnya yang sempat berdering itu. Dan saat ia melihat nama Erland, ia dengan cepat membuka pesan tersebut yang berisi,
📨 From : Mr Erland
"Selamat pagi tuan Louis. Saya harap tuan masih di rumah pagi ini karena saya sekarang tengah berada di perjalanan menuju ke kediaman anda."
Louis menegakkan tubuhnya yang tadi sempat bersandar di kursi penumpang setelah dirinya membaca isi pesan dari Erland tadi.
"Ini beneran tuan Erland mau kerumah?" tanya Louis tak percaya. Walaupun didalam otaknya itu kini bertanya-tanya, ada apa Erland repot-repot untuk datang ke kediamannya? Apa ada masalah besar tentang proyek yang mereka jalankan? Apa ada masalah lain yang lebih besar dari hal itu?
Sang sopir yang mendengar ucapan dari Louis tadi, ia menatap majikannya itu dari kaca spion di atasnya.
"Ada apa tuan?" tanya sopir tersebut.
Dimana hal tersebut membuat Louis tersadar dari lamunannya.
"Kita putar balik mobil ini dan kembali ke rumah sekarang juga. Cepat!" perintah Louis tanpa menjawab pertanyaan dari sang sopir tadi.
Sopir yang sebenarnya masih penasaran dengan apa yang tengah terjadi dengan majikannya itu terlebih ia harus putar balik kembali kerumah yang semakin membuat kekepoannya itu naik sampai ubun-ubun. Namun ia tak bisa bertanya lebih dalam lagi dan ia hanya bisa menjalankan perintah dari Louis.
Hanya butuh waktu 5 menit saja karena mereka belum pergi jauh dari kediaman keluarga Louis, laki-laki itu bergegas turun dari mobilnya kala mobil tersebut sudah berhenti.
"Sayang!" teriak Louis saat dirinya sudah masuk kedalam rumah itu.
Teriakan menggelegar dari Louis tadi membuat wanita paruh baya yang merasa dirinya di panggil pun ia berlari menghampiri Louis berada.
"Ada apa? Dan kenapa kamu pulang kembali? Apa ada yang ketinggalan?" tanya wanita tersebut setelah keduanya saling bertemu.
"Tidak. Tidak. Aku kembali ke rumah, bukan karena barangku ketinggalan. Tapi aku kembali kerumah karena tuan Erland akan datang kesini."
"Tuan Erland?" beo wanita paruh baya tersebut yang memiliki nama Dian.
"Iya. Itu lho, laki-laki yang aku ajak kerjasama dalam sebuah proyek besar dan karena beliau juga perusahaan kita yang hampir gulung tikar terselamatkan," ujar Louis yang membuat Dian terkejut dengan tangan refleks menutup mulutnya yang terbuka lebar tersebut.
"Kamu yakin, sayang?" tanya Dian.
"Iya. Makanya aku balik lagi kesini. Dan beliau sekarang lagi di dalam perjalanan. Kamu siap-siap sekarang dan jangan lupa bangunkan Maura. Kita harus menyambut kedatangan beliau."
"Baiklah. Aku akan siap-siap dan membangunkan Maura sekarang," ucap Dian yang membuat Louis menganggukkan kepalanya.
Dian yang melihat anggukkan dari sang suami pun ia bergegas menuju ke lantai dua. Tapi saat dirinya ingin menginjakkan kakinya ke anak tangga, suara bel rumah tersebut berbunyi yang membuat ia mengurungkan niatnya tadi dengan mata yang kini tertuju kearah pintu utama rumahnya. Menunggu siapa orang yang baru menekan bel tadi. Tak hanya Dian saja yang menantikan siapa orang yang berada di belakang pintu utama itu, melainkan Louis pun sama dengan isterinya itu.
Dimana saat pintu itu dibuka oleh salah satu art, mereka berdua dibuat semakin terkejut karena ternyata orang yang berada di balik pintu tersebut bukan hanya Erland saja melainkan ada dua orang lainnya yang tentunya Louis dan Dian tau siapa dua orang tersebut.
"Selamat pagi tuan Louis dan nyonya Dian," sapa Erland setelah dirinya dipersilahkan masuk oleh art yang membukakan dirinya pintu tadi.
Dimana ucapannya itu membuat Louis maupun Dian tersadar dari keterkejutannya.
"Ahhh selamat pagi juga tuan Erland dan tuan Aiden juga nyonya Della. Silahkan duduk." Ketiga orang tersebut tersenyum kearah Louis sebelum mereka duduk di sofa ruang tamu.
Dimana setelah ketiganya duduk, Louis melirik kearah sang istri untuk segera membangunkan Maura agar ikut menyambut kedatangan ketiga tamu besarnya itu.
Dian yang paham akan maksud dari lirikan itu pun ia kini menganggukkan kepalanya. Namun lagi-lagi saat dirinya ingin naik keatas anak tangga, suara Erland menghentikan langkah kakinya itu.
"Nyonya Dian, apa boleh saya meminta waktu nyonya Dian sebentar?" tanya Erland yang membuat Dian tersenyum canggung sembari melirik kearah suaminya yang hanya bisa menganggukkan kepalanya, agar sang istri mengikuti perintah dari Erland tadi.
"Ahhh tentu saja boleh tuan." Dian kini berjalan mendekati mereka berempat yang sudah berada di ruang tamu itu. Lalu setelahnya ia mendudukkan tubuhnya disamping sang suami.
"Berhubung tuan Louis dan nyonya Dian sudah berada di hadapan saya. Saya akan menyampaikan niat kedatangan saya dengan kedua orangtuanya saya kesini. Jika saya, Erland Drake Abhivandya berniat melamar putri tunggal kalian yang bernama Maura Queensy Louis untuk saya jadikan istri saya," ucap Erland dengan lantang.
"Apa?!" kaget Louis dan Dian secara serempak.
"Sebentar, apa saya tadi salah dengar? Tuan Erland mau melamar putri saya, Maura?" tanya Louis untuk memastikan jika apa yang ia dengar tadi tidak salah.
"Apa yang anda dengar tadi tidak salah sama sekali tuan Louis. Saya memang berniat menjadikan Maura sebagai istri saya," jelas Erland yang semakin membuat Louis dan Dian terkejut. Sumpah demi apapun kebaikan apa yang telah keduanya lakukan sampai orang terhormat seperti kelurga Abhivandya itu ingin melamar putrinya yang sangat-sangat manja itu. Bahkan jika mereka sekarang tengah bermimpi, mereka meminta untuk terus saja tidur dan tak bangun. Tapi sayangnya, mereka sekarang bukan tengah bermimpi. Semua yang terjadi pagi ini adalah sebuah kenyataan yang tak mereka sangka-sangka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Hany
seakan mendapat durian runtuh ya tuan Louis😅
2022-12-11
3
Entin Fatkurina
tetap semangat semangat semangat semangat semangat semangat
2022-12-04
1
evi
lanjut
2022-12-03
1