Perempuan itu terus berlari tak tentu arah dengan koper yang sedari tadi ia sederet kesana kemari dengan sesekali ia menolehkan kepalanya ke belakang, memeriksa apakah dua orang laki-laki tadi mengikutinya atau tidak.
Setelah ia rasa dua pembegal tadi tak mengejar dirinya, ia kini menghentikan aksi larinya tadi dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Huh, aku rasa aku sudah aman sekarang," ujarnya yang tampak lega karena nyawanya yang tadi sempat terancam akhirnya bebas juga.
Namun sesaat setelahnya rasa lega di hatinya itu hilang saat dirinya menatap ke arah depan dan menyadari jika dirinya saat ini tengah tersesat.
"Aku ada di mana?" gumamnya pada dirinya sendiri dengan mengedarkan pandangannya menatap ke sekelilingnya yang tampak sepi tak ada satu orang pun yang terlihat di jalan itu bahkan ia tak melihat ada pemukiman warga di sekitarnya.
"Jangan-jangan aku tersesat lagi?" Ia kini memutar tubuhnya untuk melihat ke arah sekitarnya dan dari situ ia baru sadar jika dirinya benar-benar tersesat saat ini.
"Ya Tuhan. Kenapa bisa tersesat sih? Mana aku di sini cuma sendirian lagi. Dan Sumpah demi apapun ini benar-benar sangat menakutkan." Ia mengelus kedua lengannya yang tampak merinding.
"Aku harus segera menghubungi orang rumah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan yang namanya surprise yang penting aku sekarang keluar dari sini," gumamnya dengan menahan rasa takut yang semakin lama semakin menguasai dirinya.
Dengan cepat perempuan itu mencari ponselnya yang ia taruh di tas selempang. Di mana saat dirinya telah menemukan ponselnya dan baru jari lentiknya ingin meluncur ke kontak telepon, layar ponselnya itu mati.
"Arkhhhh! Sialan, aku lupa kalau bateraiku tadi saat sampai di bandara tinggal 2% saja dan sekarang aku harus gimana? Aku tidak bisa menghubungi siapapun. Tapi aku juga tidak bisa di sini terus menerus. Mana ini sudah pukul 12.00 malam tepat. Disini juga terlihat sangat horor. Jadi sebaiknya aku harus cepat pergi dari sini jika aku tidak mau ada makhluk astral menggangguku. Tapi aku harus melangkahkan kaki ke mana? Apa aku harus kembali ke arah begal tadi ya? Tapi aku juga lupa lupa ingat jalannya. Haishhhh, sudahlah aku akan mencoba dulu siapa tahu nanti di jalan ketemu seseorang yang baik hati ingin mengantarku pulang ke rumah," ucap perempuan tersebut. Kemudian setelahnya ia bergegas pergi dari tempat berdirinya saat ini untuk menelusuri jalanan yang sekiranya ia ingat tadi.
Semakin lama ia melangkahkan kakinya, semakin ia tak tahu arah. Jalanan yang tadi dia yakini jika jalan yang ia pilih akan mengantarkan dirinya ke jalan saat dia di begal tadi, namun ternyata keyakinannya itu salah besar. Ia justru masuk jalanan yang hanya ada pohon besar di sisi jalan dan sedikit pencahayaan di sana. Ditambah suara hewan malam juga sesekali angin berhembus menambah kesan horor yang semakin membuat perempuan itu ingin menangis saat ini juga.
"Mama, Papa jemput Maura sekarang juga," gumam perempuan yang bernama Maura itu dengan mata yang berkaca-kaca, mungkin sebentar lagi air mata yang dari tadi ia tahan akan keluar juga.
"Ma, Pa, Maura takut," sambungnya yang tak berani menatap ke arah depan. Ia terus menundukkan kepalanya.
Hingga saat dirinya tengah melewati pohon beringin besar, hembusan angin terasa sangat kencang hingga membuat beberapa ranting berjatuhan dan bertepatan dengan itu, terdengar suara burung hantu yang benar-benar sangat ia benci. Dan tak berselang lama terdengar suara…
"Hihihi." Tawa cekikikan dari Mbak Kun yang membuat kaki Maura langsung lemas seketika. Ia sudah tak bisa melangkahkan kakinya kembali dan berujung ia berjongkok dengan kedua tangannya menutup kedua telinganya.
"Aku tidak mengganggu kalian. Aku hanya menumpang lewat saja hiks," ucap Maura yang berhasil meloloskan air matanya.
Namun setelah ia mengucapkan perkataannya seperti itu, suara tawa tadi bukannya menghilang justru semakin jelas ia dengar.
"Aku sudah bilang, aku hanya lewat saja bukan untuk mengganggu kalian. Jadi menjauh lah sekarang hiks," ucapnya lagi. Tapi lagi-lagi suara itu semakin nyaring bahkan ia merasakan jika makhluk yang mempunyai tawa itu sekarang telah berada di belakangnya. Apalagi saat ia merasa ada tiupan angin yang menerpa leher jenjangnya.
"Huwaaaaa! Sumpah aku tidak kuat lagi. Siapapun tolong aku. Jika orang yang menolongku hari ini berjenis kelamin perempuan akan aku jadikan saudara. Tapi jika yang menolongku adalah seorang laki-laki akan aku jadikan suami!" sesumbar Maura yang membuat seseorang berada tepat di belakang Maura mengerutkan keningnya.
Ya, suara tawa dan angin sepoi-sepoi yang Maura rasakan tadi bukan berasal dari makhluk astral namun dari seseorang yang tentunya sudah memiliki niat jahil kala dirinya pertama kali melihat Maura berjalan sendirian.
"Coba ulangi apa yang kamu katakan tadi," bisik orang tersebut tepat di samping telinga Maura yang masih perempuan itu tutupi dengan kedua tangannya. Namun walaupun telinganya sudah tertutupi dengan tangan, Maura tetap bisa mendengar suara bisikan tersebut.
Dengan sesenggukan Maura menjawab, "Perkataan yang mana hiks?" tanyanya dengan suara bergetar, rasanya ia ingin pingsan saat ini juga kala suara yang ia anggap dari makhluk astral itu terdengar.
"Yang terakhir tadi." Maura tampak mengangguk-anggukkan kepalanya sebelum dirinya kini mulai mengulangi ucapannya tadi.
"Siapapun tolong aku. Jika orang yang menolongku hari ini berjenis kelamin perempuan akan aku jadikan saudara. Tapi jika yang menolongku adalah seorang laki-laki akan aku jadikan suami!" ulang Maura yang membuat seseorang di belakangnya itu memperlihatkan senyum liciknya. Dan dengan menghentikan pemutaran suara Mbak Kun itu dan menghentikan kipasan di belakang kepala Maura, seseorang itu berkata, "Tepati ucapanmu itu."
"Iya. Aku akan menempati ucapanku itu jika memang ada yang menolongku, hiks. Jadi aku mohon sekarang kamu kembali ke asalmu. Jangan ganggu aku lagi. sudah cukup sampai di sini kita komunikasinya ya Mbak Kun. Pergilah sekarang juga dan biarkan aku melanjutkan perjalanan malamku yang tak tentu arah ini," pinta Maura yang benar-benar sudah tak kuat menahan rasa takutnya lagi.
Dimana ucapannya itu membuat seorang laki-laki yang tadi menjahilinya kini memutar bola matanya malas.
"Berdiri sekarang!" perintah laki-laki tersebut yang membuat Maura tampak terdiam sesaat.
"Apa makhluk yang menggangguku beda lagi? Tadi Mbak Kun dan setelah pergi diganti dengan Mas Hulk yang siap menculikku. Huwaaa tidak mau, Aku tidak mau diculik Mas Hulk. Ya Allah ya Tuhanku, mama, papa help me please!" jerit Maura di dalam hatinya dengan pikiran yang sudah kemana-mana dan sudah tak bisa ia ajak untuk berpikir positif lagi.
Ia bahkan menganggap jika di hari ini adalah hari sial baginya. Sudah dibegal, tersesat, bertemu Mbak Kun dan terakhir ia akan diculik oleh Mas Hulk yang nantinya ia tak bisa kembali ke dunia ini lagi. Lengkap sudah deritanya hari ini, pikir Maura yang terus memutar di otak pintanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
yani
efek kelelehan lari jd ngracau ya maura hahahaha
2023-02-27
2
Rita Mahyuni
ya elllah maura....sangking takutnya jadi ngawurrr.....🤣🤣🤣
2023-02-27
1
Defi
Ternyata kunti jadi2an, kasian Maura 🤭🤣
2023-02-24
1