Di pagi harinya tepat pada pukul 09.30, Maura masih saja tidur dengan nyenyak hingga terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya yang berhasil membuat tidurnya itu terusik.
Tok tok tok!!!
"Enghhh," lenguh Maura hanya bergerak untuk berpindah posisi tanpa membuka matanya.
Tok tok tok!!!
Untuk ya kesekian kalinya pintu kamar itu diketuk oleh art yang tadi malam membukakan pintu untuknya. Dimana saat ketukan pintu itu tak kunjung dibuka oleh Maura membuat art Itu tampak khawatir, mengingat tadi malam ia melihat wajah tak mengenakan yang diperlihatkan oleh Maura. Hingga karena hal itu membuat pikirannya langsung mengacu ke hal-hal yang negatif. Bahkan ia takut jika Maura sampai bunuh diri karena tak sanggup menghadapi masalah yang ia sendiri juga tahu masalah apa yang Nona mudanya itu hadapi saat ini.
"Nona, apa Nona baik-baik saja di dalam?" tanya art tadi dengan khawatir.
Satu detik hingga 2 menit, tak ada sautan dari dalam yang membuat art tadi semakin khawatir saja. Dan karena dirinya sudah tidak tahan lagi untuk menahan kekhawatirannya, ia mengesampingkan kesopan santunannya itu. Lalu ia membuka pintu kamar tersebut yang kebetulan tak di kunci.
Dan saat dirinya telah masuk ke dalam kamar, mendekati sang Nona muda dan memeriksa keadaan nonanya itu, ia kini menghela nafas lega kala sang Nona muda masih menghembuskan nafas tanpa demam ataupun luka di tubuhnya.
"Huh aman," gumamnya. Dan karena ia sudah memastikan jika Nona mudanya itu dalam keadaan baik-baik saja, ia memutuskan untuk keluar kembali dari dalam kamar tersebut. Niatannya tadi yang menyuruh nonanya untuk segera turun ke bawah dan sarapan, ia urungkan dan ia memilih untuk membiarkan Maura istirahat terlebih dahulu saja.
Sedangkan Maura yang mendengar suara pintu tertutup membuat ia kini mengerjakan matanya dengan sedikit mengucek matanya itu hingga akhirnya matanya terbuka lebar.
"Apa tadi ada orang yang masuk ke sini?" tanyanya pada dirinya sendiri sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan tersebut. Namun ia tak menemukan ada seorang pun yang masuk ke dalam kamarnya.
"Haishh mungkin hanya perasaanku saja," ujarnya sembari mendudukkan tubuhnya dengan meregangkan otot-otot tubuhnya sebelum tangannya kini meraih ponselnya yang semalaman sudah ia charger.
"Ya ampun ternyata ini sudah jam 10.00 kurang 20 menit, pantas saja matahari Sudah terang begini," ujar Maura yang sepertinya melupakan sesuatu. Sampai saatnya dirinya baru saja meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula, ia baru mengingat sebuah janji yang sebenarnya sangat ia tak inginkan.
"Tunggu, jam berapa tadi?" Maura menyalakan kembali ponselnya yang menunjukkan pukul yang sama seperti yang ia lihat terakhir kalinya.
"10 kurang 20 menit? Mati sudah, aku melupakan janjiku dengan laki-laki tadi malam. Sialan," ucap Maura dengan memukul pelan kepalanya tersebut sebelum ia dengan terburu-buru turun dari atas ranjang dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dengan secepat mungkin agar dirinya tak telat datang dan berakhir rumahnya nanti akan didemo oleh Erland.
Sedangkan di sisi lain, Erland yang sudah rapi pun ia kini turun dari lantai 2 di rumahmu sembari memutar-mutarkan kunci motor di tangannya.
Dimana saat dirinya telah sampai di lantai 1, ia tak sengaja bertemu dengan sang Ibunda yang telah membawa banyak cemilan di tangannya.
Keduanya kini berhenti dan saling pandang lebih tepatnya Mommy Della yang menatap anak laki-lakinya itu dari atas sampai bawah. Sedangkan Erland, ia menampilkan senyumannya kepada sang Ibunda.
"Mau kemana kamu? Kenapa tidak pergi ke kantor?" tanya Mommy Della dengan penuh intimidasi.
"Hari ini Erland sudah izin sama Daddy, Mom untuk tidak berangkat ke kantor dulu Karena hari ini Erland harus bertemu dengan seseorang dan membicarakan hal penting dengannya." Mommy Della semakin dibuat penasaran. Siapa orang yang sudah membuat anaknya itu sampai mau meliburkan diri dari aktivitas kantornya itu, karena Erland menuruni sifat sang Daddy waktu muda yaitu menghabiskan waktunya di kantor dan enggan untuk meliburkan dirinya.
"Siapa orang yang sudah berhasil membuat kamu libur dari aktivitas kantor? Padahal kamu saja selalu tak mau jika Mommy atau Daddy menyuruh kamu untuk meliburkan diri sampai saat usiamu sudah 28 tahun masih jomblo sejati begini." Erland mencebikkan bibirnya. Ia tahu jika dirinya seorang lah yang masih single di keluarganya itu sedangkan saudara-saudaranya yang lain sudah berkeluarga semua. Ia sangat tahu akan hal itu jadi please lah jangan dibahas lagi hal tersebut, minta Erland di dalam hatinya.
"Ck, Mommy mah gitu ihh. Jomblo-jomblo kini sebentar lagi Erland juga mau menikah. Tunggu saja tanggal mainnya. Mommy siap-siap aja saat Erland meminta Mommy sama Daddy nanti untuk menawarkan anak gadis orang untuk Erland. Tunggu saja oke mungkin sekitar satu minggu lagi hal ini akan terjadi. Ya sudah kalau begitu Erland pergi dulu, mau ketemu calon menantu Mommy. Bye Mom. Assalamualaikum." Erland mengecup pipi kanan sang Mommy sebelum dirinya pergi dari hadapan wanita paruh baya tersebut.
Sedangkan Mommy Della yang tadi sempat terkejut dengan perkataan Erland pun ia kini berlari mengejar kepergian Erland tadi. Dan saat dirinya sudah keluar dari rumah tersebut bertepatan dengan Erland yang sudah melajukan motor matic yang sama dengan yang ia pakai semalam. Dimana hal tersebut membuat diri yang masih penasaran siapa orang yang dimaksud oleh Erland itu, ia kini berteriak untuk bertanya, "Erland! Siapa orang yang kamu maksud sebagai calon menantu Mommy?"
"Erland!" teriknya kembali. Namun sayang seribu sayang, teriakannya itu tak didengar oleh Erland, karena laki-laki tersebut sudah keluar dari area rumah itu.
Dimana hal tersebut membuat Mommy Della kini berdecak sebal.
"Ck, awas aja saat dia nanti pulang akan aku cerca dengan 1000 pertanyaan," gumam Mommy Della sebelum ia masuk kembali ke dalam rumah.
Erland terus melajukan motor matic tersebut hingga akhirnya ia kini telah sampai di tempat yang sudah ia sepakati dengan Maura tadi malam.
Dan setelah memarkirkan motornya itu, dengan langkah santai ia masuk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Cafe tersebut untuk mencari keberadaan Maura. Namun sejauh mata memandang ia tak menangkap sosok perempuan yang semalam ia temui.
"Oke tak apa jika dia belum sampai karena waktu perjanjian kita tadi malam jam 10.00 dan sekarang masih ada waktu 10 menit lagi. Tapi jika dia telat jangan salahkan aku jika aku melakukan seperti yang aku ucapkan tadi malam," ujar Erland sebelum dirinya melangkahkan kakinya menuju ke salah satu tempat duduk yang masih kosong di cafe tersebut. Namun sebelumnya ia memesan satu gelas minuman yang akan menemani dirinya kala menunggu kedatangan Maura yang akan tepat waktu atau malah telat dari waktu perjanjian yang mereka buat, lebih tepatnya yang Erland buat tadi malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
SaSa🐕
ampun baru ngeh ini erland si triple 🤭
2023-01-07
2
Hany
semangat bang er,jemput masa depanmu,buat dia menerima semua yg kamu inginkan
2022-12-10
3
Entin Fatkurina
tetap lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut
2022-11-27
1