"Huwaaaaa, aku mohon jangan culik aku mas Hulk. Jangan jadikan aku sebagai istrimu karena yang aku katakan tadi hanya untuk manusia sepertiku bukan makhluk lain seperti dirimu! Jadi pergi sana hus hus. Jangan culik aku!" teriak Maura histeris.
Laki-laki yang dianggap sebagai makhluk astral oleh Maura kini memelototkan matanya tak terima. Dan dengan kesalnya, tangannya kini bergerak untuk menyentil kening Maura dengan cukup keras.
"Aduh, sakit mas Hulk," rintih Maura. Namun walaupun ia kesakitan, ia tak membuka matanya sama sekali.
"Mas Hulk, mas Hulk your eyes!" kesal laki-laki tersebut.
"Berdiri sekarang juga!" perintahnya untuk kedua kalinya.
"Gak mau, nanti aku diculik sama mas Hulk lagi," tolak Maura yang membuat laki-laki itu berdecak kesal. Dan dengan terpaksa ia menarik lengan Maura hingga perempuan itu berdiri dan menghadap kearahnya.
"Mas Hulk, jangan culik aku. Huwaaa!"
Happ!
Laki-laki itu kini membungkam mulut cerewet dari Maura sembari berkata, "Berisik. Aku kasih tau ke kamu jika aku ini manusia sama seperti dirimu. Jadi hentikan jangan panggil aku dengan sebutan mas Hulk lagi sebelum mulutmu ini aku sumpel pakai kaos kaki," ucap laki-laki itu yang berhasil membuat Maura yang sempat memberontak kini terdiam. Ia rasa ucapan yang barusan ia dengar itu benar, karena jika yang bersamanya saat ini adalah mas Hulk tidak mungkin dia bisa memegang dirinya. Ditambah harum yang ia cium, bukan bau aneh melainkan bau parfum maskulin.
"Jadi sekarang buka matamu itu. Sebelum aku tinggal kamu biar kamu sendirian lagi disini," ujar laki-laki tersebut
Maura yang sebenarnya masih takut pun akhirnya perlahan ia memberanikan diri untuk membuka matanya. Dan saat matanya itu terbuka lebar, ia melihat ada seorang laki-laki yang kini tengah menatapnya tanpa ada senyum di bibirnya.
"Sekarang kamu sudah lihat kan kalau aku ini sejenis denganmu," ucap laki-laki itu dengan melepaskan bungkamannya tadi dari mulut Maura.
Dimana hal tersebut membuat Maura menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia juga sudah membuktikan sendiri jika orang yang ada di hadapannya itu benar-benar seorang manusia dengan melihat kearah kaki laki-laki itu yang ternyata menapak tanah. Dan hal tersebut membuat Maura kini menghela nafas lega. Setidaknya ia sekarang sudah tidak sendiri lagi dan mungkin ia akan meminta pertolongan ke laki-laki itu agar mengantar dirinya ke kediaman kedua orangtuanya.
"Hmmm maaf aku tidak tau jika kamu adalah manusia sama sepertiku. Ya lagian sedari tadi aku yang berada disini sendirian tiba-tiba kamu datang entah dari mana tanpa permisi terlebih dahulu. Dan juga sebelum ada kamu, aku tadi juga bertemu dengan Mbak Kun. Jadinya aku tidak salah dong kalau menganggap kamu sebagai mas Hulk," ucap Maura tak mau di salahkan.
Laki-laki itu tampak memutar bola matanya malas.
"Terserah kamu," ucapnya sembari melengos pergi dari hadapan Maura. Dimana apa yang dilakukan oleh laki-laki itu membuat Maura dengan cepat mengikuti langkah kaki laki-laki tadi.
"Heyyy kamu mau kemana?" tanya Maura kala dirinya telah menyamakan langkah kaki laki-laki tadi.
"Pulang," jawab laki-laki tersebut dengan singkat.
"Ehhhh kalau kamu pulang bagaimana denganku? Masa kamu tega ninggalin aku disini sendirian sih. Minimal kamu anterin aku sampai rumah lah."
Laki-laki itu yang mendengar perkataan dari perempuan menyebalkan yang berada di sampingnya tersebut, ia kini menghentikan langkah kakinya. Ia memang berniat meninggalkan perempuan itu di tempat sepi tersebut karena dirinya sudah terlalu sebal dengannya.
"Maaf apa kita saling kenal sebelumnya sampai aku harus mengantar kamu ke rumahmu? Dan kamu tau aku tidak sebaik yang ada di pikiranmu," ujar laki-laki itu dengan bersedekap dada.
"Kalau begitu kita kenalan dulu. Namaku, Maura Nauvalia Kaille. Panggil saja Maura. Kalau kamu?" Maura memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangannya kehadapan laki-laki itu.
Dimana tangannya itu ditatap lekat oleh laki-laki tersebut sembari berucap, "Itu tangan bersih kan?"
Maura melongo saat mendengar ucapan dari laki-laki itu sebelum ia berdecak sebal. Hingga tangan kanannya itu kembali ia tarik kemudian bergerak untuk mengambil tisu basah yang berada di tas kecilnya untuk mengelap tangannya itu.
"Kamu lihat sendiri aku mengelap tanganku tadi, jadi sudah aku jamin tanganku ini terhindar dari yang namanya bakteri," ujar Maura kembali mengulurkan tangannya.
Laki-laki itu tampak mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tangannya bergerak memelas uluran tangan dari Maura
"Erland Drake."
Maura menganggukkan kepalanya saat ia mendengar nama laki-laki tersebut.
"Oke, karena berhubung kita berdua sudah saling mengenal satu sama lain. Maka kamu anterin aku sekarang juga. Let's go." Tanpa mendengar persetujuan dari Erland, Maura lebih dulu berjalan. Tapi baru beberapa langkah, ia menghentikan langkahnya itu dan segera menolehkan kepalanya kearah Erland yang berada di belakangnya.
"Ehh tunggu sebentar, mobil kamu mana?" tanya Maura sembari menatap ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan alat transportasi itu. Namun ia tak menemukan sebuah mobil pun disekitarnya.
"Aku tidak punya mobil. Dan hanya punya motor," ujar Erland yang tentunya berbohong. Dan setalah mengucapakan hal tersebut ia kini mendahului langkah Maura menuju ke sebuah motor matic yang terparkir tidak jauh dari posisi mereka berdiri saat ini.
Dimana hal tersebut membuat Maura terdiam tempatnya dengan mata yang terus tertuju kearah Erland dan motor laki-laki tersebut.
"Sumpah demi apapun tampilan dia yang keren begitu pakainya pakai motor matic. Aku kira saat dia bilang tidak punya mobil minimal dia punya motor sport lah. Aku sih tidak mempermasalahkan tentang kendaraan yang dia pakai, mau dia pakai sepeda onthel sekalipun selagi bisa di gunakan tidak masalah buatku. Tapi mbok ya stylenya harus menyesuaikan lah. Masa stylenya keren banget kaya anak moge ehhh taunya malah pakai motor begitu. Hadeh." Maura menepuk keningnya sendiri.
Sedangkan Erland, ia mengerutkan keningnya kala melihat aksi Maura tadi. Sebelum dirinya kini angkat suara.
"Jadi gimana? Mau aku antar?" tanya Erland yang membuat Maura tersadar dari pikirannya itu.
"Ya mau dong," ujar Maura. Ya kali dia tidak jadi ikut dengan Erland, bisa-bisa dirinya saat ditinggal Erland sendiri, ia bisa mati kaku di tempat sepi dan menyeramkan itu.
Maura kini berlari kecil mendekati Erland. Namun saat laki-laki itu sudah naik keatas motor tersebut, Maura masih berdiri di samping motor itu yang lagi-lagi membuat Erland berdecak sebal.
"Kenapa bengong disitu? Naik sekarang!" perintah Erland.
"Tunggu sebentar. Koperku mau ditaruh dimana?" tanya Maura bingung
"Buang saja." Maura memelototkan matanya.
"Enak saja. Gak mau. Banyak barang berharga didalam sini." Erland menghela nafas, sepertinya ia harus banyak-banyak bersabar menghadapi perempuan tersebut.
"Sini."
"Kamu mau apa? Aku tidak akan membiarkan kamu membuang koperku ya."
"Tidak ada yang mau membuang koper kamu. Aku mau menaruh koper itu didepan sini. Jadi buruan kasih aku sekarang juga," geram Erland yang membuat Maura kini memperlihatkan cengirannya.
"Ngomong dong dari tadi kalau mau ditaruh disitu. Ya sudah nih." Maura menyerahkan koperasinya itu ke Erland dan setelah benda tersebut berpindah tangan, Maura segera naik keatas motor tanpa aba-aba hingga hampir saja membuat Erland kehilangan keseimbangannya jika dia tadi tidak reflek memegang kedua stir motor tersebut. Dimana hal itu membuat Erland untuk yang kesekian kalinya mendengus kasar. Dan setelah semuanya siap barulah Erland menjalankan motor milik temannya yang ia pinjam tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Rita Mahyuni
maura rada2 somplak kayaknya...🤣🤣🤣
2023-02-27
1
Defi
Bar2 benar sikap Maura 😂
2023-02-24
1
Hany
semangat thoor,pingin lihat tingkah Maura calonya bang et😅
2022-12-10
2