Pedang Dan Cinta Sang Pangeran
Istana bukit Malaikat, istana kediaman Pangeran Hasyeem, raja jin yang menguasai hutan larangan dan sekitarnya tampak sepi. Di sekitar istana, hanya terlihat beberapa penjaga istana yang semuanya berasal dari golongan jin. Wujud mereka tampak bermacam - macam dan terlihat mengerikan. Andai saja ada manusia biasa yang nyasar ke tempat itu, sudah tentu dapat dipastikan, mereka akan shock dan ketakutan saat melihat para penjaga itu.
Di pojok istana Bukit Malaikat, tampaknya seseorang sedang duduk termenung seorang diri. Keindahan taman yang membentang dan tarian - tarian indah yang dibawakan dengan lemah gemulai oleh para penari cantik hadapannya seolah hanya ilusi baginya.
Dialah pangeran Khalied. Pangeran ke empat, Putra pangeran Hasyeem dan Asmi rupanya itu sedang merasakan kebosanan hidup dalam lingkungan istana yang menurutnya amatlah tidak menarik..
Pangeran Khalied juga bosan berada di negeri Jin. Ayahnya selalu saja menerapkan aturan dan mencoba mengekangnya dengan berbagai macam larangan yang menurutnya sangat sangat tidak menyenangkan.
Hanya satu yang bisa menghiburnya adalah pergi ke padepokan Ki Anom, atau ke istana Kakaknya Pangeran Alyan dan bermain atau berlatih ilmu pedang bersama Pangeran Arkana.
Sama seperti dirinya, Pangeran Arkana juga merasakan kebosanan hidup di lingkungan istana. Namun, keponakannya itu sedikit lebih beruntung, dia masih bisa pergi ke rumah sakit tempat Putri Arryan, bibinya tinggal dan bermain - main di sana sesuka hati. Kakaknya Pangeran Alyan tidak terlalu mengekang Pangeran Arkana seperti ayahnya mengekang dirinya.
" Maaf Tuanku, Tapi anda hendak kemana-mana... " tanya Zamura, pengawal pribadi Pangeran Khalied.
" Zamura, aku ingin pergi, tapi kamu tak boleh melaporkan kemana aku pergi. Kamu harus tetap di sini menggantikan diriku sampai aku kembali, mengerti..! "
" Tapi, Tuanku. Bagaimana jika ayahanda Tuanku datang mencari Tuanku... apa yang harus saya katakan..? " tanya Zamura kebingungan. Tuannya itu memberi tugas yang menurutnya teramat pelik. Dia lebih baik di tugaskan bertempur melawan seratus musuh daripada di suruh menggantikan Pangeran Khalied.
"Katakan saja bahwa kau tidak tahu.. " jawab Pangeran Khalied.
Pangeran tampan itu kemudian melesat pergi meninggalkan Zamura yang masih kebingungan dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya, Zamura pun pergi diam - diam menyusul Tuannya. Dia takut, jika terjadi sesuatu terhadap tuannya, lehernya yang jadi jaminannya.
Sementara itu, di tempat lain seorang pemuda sedang asyik berlatih ilmu pedang seorang diri. Pemuda yang baru menginjak usia sembilan belas tahun itu tampak serius berlatih ilmu pedang Halilintar hingga dia tak menyadari sekelebat bayangan memperhatikan dirinya yang sedang asyik berlatih.
"Huh, gerakanmu terlalu lamban. Seperti wanita saja... " kata orang itu.
Dia langsung menyerang pemuda itu dengan serangan beruntun dan bertubi-tubi.
"Paman Khalied..! " seru pemuda itu. "Kapan paman datang... " tanyanya sambil terus memainkan pedangnya. Sesekali, dia berkelit menghindari serangan pedang dari orang yang di panggilnya Paman itu.
Orang yang dipanggilnya Paman itu menghentikan serangannya sejenak. "Aku baru saja tiba, anak muda..." jawab Sang Paman yang tak lain adalah Pangeran Khalied.
Setelah itu dia kembali lagi melancarkan serangan ke arah Pangeran Arkana. Dia menyerang pangeran muda itu dengan ayunan pedangnya yang membabat ke sana ke mari. Gerakannya lincah menyambar - nyambar ke arah sasaran mirip lidah Halilintar. Tajam dan mematikan.
Dua buah pedang beradu. Ujung mata pedang bertemu hingga memercikkan bunga api. Demikian, keduanya terus saja saling menjajal kepandaian ilmu pedang masing-masing.
Sudah berpuluh-puluh jurus pedang yang dikeluarkan oleh keduanya. Namun nampaknya belum juga ada tanda - tanda pertarungan akan segera berakhir.
Berkali-kali, ujung pedang Pangeran Khalied menyentuh dan menggores kulit lembut pangeran Arkana yang putih. Pangeran Muda itu memang terluka, tapi kemudian luka itu kembali menutup dengan sendirinya. Rupanya pangeran Arkana mewarisi ilmu kebal ayah dan kakeknya, Pangeran Alyan dan Pangeran Hasyeem.
" Paman, bagaimana permainan ilmu pedangku..!" tanya Pemuda itu lagi.
" Ah.., kau payah sekali, Pangeran Arkana. Ilmu pedang Halilintar, menyatukan kekuatan Inti bumi dan Langit, jika kau tidak konsentrasi, maka yang ada, ilmu pedang itu akan berbalik menyerang kamu... "
" Iya, akhir - akhir ini aku memang sedikit kehilangan fokus, paman..?" kata Pangeran Arkana.
"Mengapa, apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu...? " tanya Pangeran Khalied.
Pangeran Arkana terdiam mendengar pertanyaan sang paman. Apakah ada sesuatu yang menggangu pikirannya?
Angan Pangeran Arkana untuk sejenak melayang. Wajah seorang gadis manis hadir Berkelebat di dalam ingatannya.
Kania Wulandari...
" Paman, apakah makhluk seperti kita boleh mencintai manusia? " tiba-tiba pertanyaan itu tercetus begitu saja dari mulut Pangeran Arkana.
" Apa..., kamu mencintai seseorang manusia. Hahaha, Pangeran Arkana, apa aku tidak salah dengar...? " ejek Pangeran Khalied.
" Paman,....! " kesal Pangeran Arkana karena diledek oleh sang paman.
" Iya, maafkan aku. Tapi....., serius kamu suka sama manusia..? " tanya Pangeran Khalied pada keponakannya.
" Entahlah, Paman. Tapi aku tak pernah bertemu dia lagi." kata Pangeran Arkana dengan wajah lesu.
" Kenapa..? Apa karena ayahmu yang melarangnya? "
" Bukan itu. Hanya saja aku terlalu takut jika dia akan lari menjauh setelah melihat diriku. Tengoklah aku paman.. Apakah ada bangsa manusia yang mau berteman dengan diriku.? " kata Pangeran Arkana sedih.
Pangeran Khalied menatap iba pada keponakannya. Wajah Pangeran Arkana sama tampannya dengan dirinya. Hanya saja, sama seperti dirinya, mereka berdua sama - sama memiliki taring yang menyembul dari kedua sudut bibir mereka. Sehingga wajah tampan mereka akan mengerikan jika tersenyum apalagi tertawa. Selain itu, mata pemuda itu bersinar kuning sangat terang. Itu karena Pangeran Arkana berhasil menguasai ilmu mata malaikat.
Ilmu mata Malaikat mengharuskan pemiliknya untuk bertapa di dalam kawah gunung berapi dengan menatap pijar yang berpijar terus menerus selama seratus hari.
" Ada,.. wanita yang mencintaimu dengan tulus...! " jawab Pangeran Khalied.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-05
1
Mr.VANO
baru mampir thor,,,
masih suka baca pangeran hasyeem
2023-06-13
1
Kasirun Retno
salam kenal Thor & semua temen pecinta novel online
saya mampir habis baca suami kedua dari alam jin langsung pindah kemari 🙏🙏🤗🤗
2023-05-23
1