Pangeran Khalied menjadi gusar. Dia tidak bisa menemukan tanda - tanda keberadaan Zahra di tempat itu. Sadarlah Pangeran Khalied, bahwa Zahra raib bersamaan dengan raibnya Ratu siluman ular itu.
Kegusaran hati Putra bungsu Pangeran Hasyeem itu semakin besar bertambah saat memikirkan nasib Zahra yang tersesat di dimensi ini, seandainya saja gadis itu tak berhasil dia temukan.
"Zahra, dimana kamu...? " Pangeran Khalied berteriak frustasi sambil mengayunkan pedangnya ke sana ke mari dengan marah. Pangeran tampan itu benar-benar kehilangan kendali karena merasa gagal melindungi gadis itu. Dia gagal menjaga Zahra. Gadis yang mati - matian dia lindungi itu kini menghilang entah kemana. Dan sialnya, gadis itu menghilang di dimensi ini. Dimensi yang tidak sepantasnya dihuni oleh manusia.
****
****
Sementara itu, jauh di sana, di tempat yang berbeda namun masih di dimensi ke empat. Sepasang anak muda yang berbeda dunia, sedang berjalan beriringan menyusuri kegelapan dimensi ke empat yang tak pernah ada terangnya. Sepasang anak muda itu adalah Pangeran Arkana dan Kania.
Memanglah, dunia di dimensi ke empat adalah dunia tanpa cahaya matahari. Walaupun siang hari, keadaan di tempat itu selalu gelap. Karena cahaya matahari terhalang oleh semacam tabir gelap di langit yang membuat cahaya matahari tak sampai menembus masuk ke dalam tempat ini. Hanya di satu titik saja cahaya matahari bisa mencapai tempat itu. Tempat itu bernama Edenna.
Edenna adalah sebuah tempat kecil yang hanya berupa sebuah taman bunga yang maha luas. Edenna di jaga oleh seorang makhluk yang bernama Bluma. Bluma adalah seorang peri berwajah cantik namun memiliki sifat yang jahat. Seluruh tubuhnya berwarna merah seperti bunga mawar.
"Arka, kita akan kemana...?" tanya Kania. Dia lelah dan juga putus asa karena sudah beberapa hari dia dan Pangeran Arkana berada di tempat ini. Namun tak juga mereka menemukan tanda - tanda adanya kehidupan di tempat itu. Mereka tak menemukan sepotong manusia pun di sana.
"Entahlah, Kania. Aku juga tak tahu. Tempat ini begitu asing. Aku sana sekali belum pernah ke tempat ini. Aku hanya berharap kita bisa menemukan kembali portal itu dan keluar dari tempat ini, atau kita selamanya kita akan di tempat ini. "
"Maksudmu kita akan terkurung terus selamanya di sini..? "
Pangeran Arkana mengangguk. Kania menarik nafas dalam - dalam. Otaknya mendadak saja pusing memikirkan perkataan Pangeran Arkana. Dia dan pemuda itu akan terkurung di negeri tiada bertuan ini. Astaga, yang benar saja.
"Apakah tidak ada jalan keluar yang lain lagi, Arka.. " tanyanya kemudian.
"Aku tak tahu pasti. Tapi ku rasa kemungkinan itu ada. Hanya saja, kita belum mengetahuinya."
"Baiklah, mungkin sebaiknya kita terus berjalan. Tapi aku sangat lapar dan haus. Bagaimana caranya kita bisa menemukan air dan makanan di tempat ini."
Pangeran Arkana menatap Kania dengan pandangan sedih. Dirinya sangat iba melihat Kania yang tampaknya begitu sangat kepayahan sekali.
Mereka berdua pun akhirnya kembali melanjutkan perjalanan. Sampai suatu ketika, mereka tiba di suatu tempat. Tempat itu mirip seperti sebuah desa. Hanya mungkin sedikit lebih kecil lagi.
Ada yang aneh dengan desa tersebut. Rumah di desa itu semuanya tak memiliki pintu. Sekilas, rumah - rumah itu terlihat seperti tak berpenghuni. namun sebenarnya, semua rumah itu berpenghuni. Para penghuninya seperti enggan untuk keluar rumah, walaupun hanya sekedar untuk berkomunikasi dengan teman yang lain.
Namun ada yang lebih aneh lagi dari semua hal yang ada di tempat tersebut.. Pada saat mereka melewati pasar, Kania dan Pangeran Arkana melihat mereka melakukan jual beli tanpa menggunakan uang. Kania dan Pangeran Arkana bingung karena mereka berdua juga ingin membeli makanan dan barang seteguk air untuk menghilangkan rasa haus dan lapar yang kini sedang dirasakan oleh keduanya.
Akhirnya Pangeran Arkana mendekati salah seorang dari mereka yang sedang berbelanja di pasar itu.
"Assalammualaikum. Pak, boleh kah saya bertanya. " sapa Putra Pangeran Alyan dan putri Aluna itu santun.
"Walaikum salam..Boleh saja, anak muda. Apa yang ingin kamu tanyakan? " jawab orang itu.
"Bagaimana cara membeli makanan di tempat ini, Pak. Kami melihat sejak tadi kalian semua hanya mengambil makanan lalu pergi begitu saja tanpa membayarnya. Apa mereka tidak menggunakan uang untuk membayar semua.."
"Uang, apa itu..? Kami tak membenal uang di tempat ini.. "Kata Lelaki itu.
" Lantas, bagaimana Caranya agar kami bisa juga menemukan air dan makanan. "
"Dengan kalimat ini.... " Lelaki itu menyodorkan sebuah kertas. Mirip seperti daftar menu. Hanya saja, pada daftar menu, ada tarif yang tertera di bawah menu dengan nominal angka yang bervariatif.
Sedangkan yang tertulis di sini adalah....
"Hah, satu Surah Al-Fatihah.. untuk paket makanan dan minuman ini. Apa maksud nya ini, Pak...?
" Iya, semua makanan dan minuman di tempat ini di beli hanya dengan Surah - Surah itu, nak..? " kata Bapak itu seraya kembali melanjutkan perjalanan.
?????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Mr.VANO
baru kali ini ak baca novel yg unik,,,jd penasara ak dg othorny,,,,apakah othor,,,Q,,,ini masih muda apa sdh tua,,,🤔🤔🤔
2023-06-14
2
Feisya Caca
Jadi penasaran kehidupan dimensi😁😁
2023-05-08
1
Berdo'a saja
ya udah baca buruan biar cepat makan dan kenyang
2023-02-03
0