Tujuh bulan berlalu, dan benar saja rencanaku berjalan sangat lancar, Fanxing dan Yuuta benar-benar melupakan kehadiranku, setiap istirahat mereka berdua akan pergi dengan Reina. Jun dan Yibo pun begitu, namun terkadang mereka masih ingat padaku.
Semakin hari aku jadi lebih sering bersama Ikeoka dibanding ke empat pemuda itu.
Kondisiku benar-benar sangat drop, dan sering batuk darah. Namun hanya ketika aku bersama Ikeoka, dan saat bersama Fanxing dan Yuuta atau bersama para senior lain aku akan terlihat baik-baik saja. Kelihatannya seperti aku sudah sembuh namun sebenarnya sisa hidupku semakin hari semakin berkurang. Hanya Ikeoka, dr. Ryo dan Bibi Yui yang tau tentang kondisiku saat ini.
“kak Ryosuke, Fanxing dan Yuuta sudah melupakan eksistensiku, artinya tinggal keluarga Ueda, Yibo ge dan Zhan ge, menurut kakak bagaimana ya cara aku bisa terlupakan dari hidup mereka juga?” tanyaku pada Ikeoka
Saat ini kami sedang berada di taman belakang. Fanxing dan Yuuta sedang bersama Reina, sedangkan Zhao Lei dan Xujia akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan jam istirahat di kelas mereka masing-masing.
Ikeoka, “kau... benar-benar ingin seperti ini Risa?”
“iya, aku tidak mau mereka sedih, jadi lebih baik mereka mengacuhkanku saja. Reina benar-benar melakukan tugas sebagai pengalih perhatian yang bagus. Hmm apa aku buat rencana seolah-olah aku membully nya saja? Dengan begitu kak Jun pasti akan benci padaku, untuk Yibo ge bisa difikirkan nanti.”
Ikeoka, “jika rencananya begitu bukan hanya mereka saja, yang ada seluruh sekolah juga akan membencimu. Saat ini Reina sangat populer dan bahkan tidak ada satupun orang yang tidak mengenalnya. Kau bisa jadi musuh satu sekolah jika membully nya.”
“hmm benar juga, tapi itu lebih bagus lagi. Baiklah akan aku lakukan seperti itu saja”
“hhh kau ini dibilang jangan malah memantapkan diri untuk melakukan hal itu” ucap Ikeoka dengan nada frustasi.
Sedangkan aku hanya tersenyum bodoh mendengar ucapannya itu, ‘ya maaf saja aku ini semakin dilarang malah semakin ingin melakukan’ batinku
Kriing
“ahh bel nya sudah berbunyi, kak aku kembali ke kelas dulu ya, sampai nanti saat pulang sekolah”
Ikeoka hanya membalas ‘ya’ sambil melambaikan tangan, lalu aku masuk ke gedung sekolah sebelum kembali ke kelas aku pergi ke kamar mandi sebentar, saat ini tempat loker aku melihat seseorang yang sedang memasukan sebuah kantung kedalam loker. Aku menghentikan langkahku dan bersembunyi dibalik tembok. Sosok yang sepertinya seorang gadis itu sedang mengeluarkan isi kantung tersebut ke dalam loker dan membuang kantung ke tempat sampah di samping deretan loker.
Tanpa memikirkan hal itu aku melanjutkan langkah ke kamar mandi. Setelah selesai aku kembali melewati deretan loker. Ada seorang pemuda yang sedang membuka loker namun mematung setelahnya. Aku mendekat untuk melihat apa yang terjadi. Pemuda itu ternyata adalah Yibo, aku melirik isi lokernya dan seketika merasa ngeri. Bagaimana tidak? Di dalam loker pemuda berzodiak Leo itu penuh dengan serangga yang menggeliat dan bergerak-gerak.
“Yibo ge” ucapku sambil menepuk pundaknya.
“!!” Yibo dengan panik langsung menoleh kebelakang, lalu menghela nafas lega. Lalu tanpa diduga Yibo langsung bersembunyi dan memelukku dari belakang, tubuhnya bergetar. Sepertinya dia sangat ketakutan.
Yibo, “Risa, to-tolong buang serangga-serangga itu...” nada suaranya bergetar ketakutan.
‘ish aku juga takut serangga Yibo! tapi dia sangat kasian jika tidak dibantu, yasudahlah nekat saja dulu’
Aku berbalik dan sedikit merenggangkan pelukan Yibo. “baiklah sebentar aku akan membuang serangga-serangga itu, lepaskan dulu pelukan gege ya?” reflek aku mengelus rambut Yibo agar pemuda itu lebih tenang.
Dengan polos Yibo mengangguk dan melepaskan pelukannya, lalu secepat kilat segera menjauh sekitar 3 meter. Aku terkekeh melihat kelakuannya, lalu kembali memperhatikan loker Yibo, ternyata semua serangga itu hanya mainan, dengan sedikit perasaan geli aku mengambil mainan serangga yang berjumlah 15 buah itu dan membuangnya ke tempat sampah.
“serangganya sudah aku buang Yibo ge” ucapku sedikit keras.
Secara perlahan Yibo kembali mendekatiku, “terima kasih Risa karena sudah membuang serangga-serangga itu”
“Yasudah aku kembali ke kelas dulu ya ge, sampai nanti”
***
Beberapa jam pun terlewati. Kini sudah waktunya jam pulang sekolah. Setelah ini aku berjanji bertemu dengan dr. Ryo untuk menjalani check up bulanan.
“Risa/Fanxing”
‘eh?’ batinku bingung.
Aku dan Fanxing tidak sengaja saling memanggil nama masing-masing secara bersamaan, “emm kau saja dulu Risa” ucap Fanxing
“ohh baiklah... Emm hari ini jadwalnya aku check up bulanan, bisakah kau mengantarku? Zhao Lei dan Xujia tidak bisa karena ada kerja kelompok” tanyaku.
Sejak kedatangan Reina beberapa bulan lalu, Zhao Lei atau Xujia yang akan mengantarku karena Fanxing dan Yuuta selalu sibuk dengan Reina di setiap jadwalku hingga tidak bisa menemaniku seperti biasa.
“ah! Jadwalmu hari ini? Astaga maaf Risa aku lupa dan sepertinya aku tidak bisa mengantarmu, karena Reina minta diajari tentang pelajaran Sejarah. Tadinya aku ingin mengajakmu karena kau kan sangat mengusai pelajaran itu jadi mungkin kau bisa lebih baik dalam menjelaskan, hmm bagaimana jika–”
“Fanxing kita jadi belajar bersama kan? Tadi aku cerita pada Yuuta dan dia bilang ingin ikut juga” Ucapan Fanxing terpotong, kami serentak menoleh ke arah Reina, Fanxing terlihat bingung, ‘hh lagi-lagi seperti ini, yasudah lah aku mengalah saja. Bahkan aku tidak diberi tahu sama sekali tentang rencana ini’
“sepertinya setelah ini kalian sibuk ya, yasudah aku pulang duluan ya, sampai jumpa besok” pamitku, setelah itu aku langsung berlari keluar kelas, bahkan panggilan Fanxing tidak aku hiraukan. ‘padahal aku yang merencanakan hal ini tapi kenapa rasanya sangat sakit saat mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan seseorang yang baru’
Setelah menjauh dari kelas aku berjalan menuju kelas Ikeoka, tapi aku tidak menemukan sosoknya sama sekali. ‘Mungkin dia masih di kelas’ pikirku.
“Risa, sedang mencari Ikeoka ya?” aku menoleh ke arah suara. Dua pemuda sedang berjalan menghampiriku, mereka adalah Miura Hiroki dan Takano Akira, dua orang idolaku juga di dunia sebelumnya.
Beberapa hari belakangan ini kami bertiga sering bertemu dan mengobrol karena mereka berdua sekelas dengan Ikeoka. “ah Senior Hiroki, Senior Takano, iya aku sedang mencari Kak Ryosuke. Apa Senior melihatnya?”
“sepertinya Ikeoka masih di kelas, sebentar lagi juga –nah itu dia keluar” ucap Hiroki. Aku menoleh “ahh benar, baiklah aku akan menghampirinya, terima kasih karena Senior Hiroki dan Senior Akira sudah menemaniku”
“tidak perlu berterima kasih” ucap Akira sambil mengelus rambutku, sedangkan Hiroki hanya tersenyum. Sebenarnya Hiroki tadi ingin mengelus rambutku tapi kurang cepat hingga keduluan oleh Akira.
Setelah itu aku memanggil Ikeoka dan berlari kecil ke arahnya. “Risa kenapa kesini? Hari ini jadwalmu untuk check up kan?”
‘lihat! Bahkan Ikeoka mengingat jadwalku dengan baik, tapi kenapa Fanxing dan Yuuta bisa lup—, ah kenapa aku kesal? padahal rencananya memang membuat mereka lupa padaku kan? Risa kau bodoh’
“iya aku baru saja ingin pergi ke rumah sakit, tapi tidak ada yang mengantar, kakak bisa mengantarku?”
“baiklah tunggu sebentar, Sunya! Nanti aku menyusul ke rumah mu, sekarang aku mau mengantar Risa dulu ya!”
“baiklah! Kami akan menunggu di rumahku, hati-hati Ryosuke” jawab pemuda yang di panggil ‘Sunya’ itu.
“ehh Kakak ada kegiatan setelah ini?” tanyaku
“hanya ada janji bermain bersama, tidak terlalu terburu-buru kok, ayo aku antar kau ke rumah sakit, aku harap ada sedikit keajaiban agar kau bisa sembuh” jawabnya sambil merangkul bahuku dan mengajakku ke parkiran.
“hmm maaf aku jadi mengganggu,” ucapku agak lirih
“tidak apa-apa, aku kan kakakmu jadi aku harus mengutamakanmu terlebih dulu. Lagipula Sunya juga tidak keberatan kok” balasnya dengan nada santai
Sedangkan aku hanya menghela nafas, dan Ikeoka malah terkekeh.
...つづく...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Ricka Monika
kayaknya Raina itu orangnya manipulatif
2024-12-03
0