Chapter 16

Pemuda yang memanggilku ternyata adalah Zhao Lei, ia pun langsung menghampiriku menghampiriku, “ada apa denganmu? Lalu siapa pemuda yang tadi?” ucapnya setelah duduk di sampingku.

Aku menatap Zhao Lei dengan heran, kini ia sedang mengenakan pakaian khas seorang pelayan, “apa yang kau lakukan disini?” tanyaku balik

“Apa yang aku lakukan? Tentu saja bekerja, kau tidak lupa kan jika ini kafe milik keluarga senior Ikeoka?”

Mendengar jawabannya membuat aku reflek mengamati kafe, “oh iya, aku tidak sadar jika ternyata aku masuk ke kafe ini. Tapi sepertinya jumlah pelayan disini bertambah ya? Bahkan ada banyak yang tidak aku kenal?”

“iya sejak beberapa bulan lalu senior Ikeoka merekrut banyak orang baru, karena kafe semakin ramai. Kau belum menjawab pertanyaanku. Ada apa sebenarnya tadi?”

‘aku harus memberitahu Zhao Lei atau tidak ya?’

Aku berfikir beberapa saat, “pemuda tadi adalah Senior Xiao.”

“senior Xiao?! Kenapa dia menggebrak meja di depanmu? Sepertinya dia sedang marah ya?”

Aku menggaruk pipiku, “ehm.. sebenarnya aku sengaja membuatnya marah. Oh ya, Zhao Lei apa pekerjaanmu masih banyak?”

“kebetulan sudah selesai, ada apa?”

“ada yang ingin aku ceritakan, apa Xujia juga sudah selesai bekerja?”

Zhao Lei menatapku dengan curiga, “iya dia juga sudah selesai, kalau begitu tunggu sebentar ya. Aku akan memanggilnya sekalian berganti pakaian”

“baiklah” pemuda itu pun melangkah pergi.

Beberapa menit kemudian Zhao Lei datang kembali bersama Xujia, pakaian mereka sudah berganti menjadi pakaian kasual. Mereka duduk di hadapanku.

“jadi, ada apa? tadi kau bilang sengaja membuat Senior Xiao marah? Kenapa?”

“astaga satu-satu bertanya nya Zhao Lei” protes Xujia pada Zhao Lei yang tiba-tiba memborong semua pertanyaan.

“habisnya aku terlalu penasaran, kau tau kan selama ini Senior Xiao itu sangat baik dan memanjakan Risa, apa tidak aneh jika tiba-tiba hubungan mereka jadi begini?”

Setelah itu perdebatan kecil terjadi diantara mereka, aku menghela nafas lelah, “sudah selesai belum berdebatnya? Jika belum aku tidak jadi bercerita nih”

“eh maaf maaf, baiklah silahkan lanjutkan hehehe” ucap Xujia dengan cengiran khas nya.

Aku menarik nafas sebentar lalu menghembuskannya lagi, “iya aku sengaja karena aku akan pergi dan aku tidak ingin membuat Senior Xiao dan juga yang lain sedih karenanya”

“pergi?/pergi?” ucap Xujia dan Zhao Lei bersamaan

“apa maksudmu dengan ‘pergi’?, memangnya kau akan kemana? Dan berapa lama?”

Aku menatap Zhao Lei dan Xujia bergantian, “kalian ingat kan jika aku mengidap sebuah penyakit?”. Kedua pemuda itu mengangguk. “penyakit itu kini sudah menyebar di tubuhku dan bahkan sampai ditahap tidak bisa di sembuhkan sama sekali... sebentar lagi aku akan mati, entah kapan tapi tidak akan lama lagi”

Zhao Lei dan Xujia mematung, tidak ada respon dari mereka, yang ada hanya tatapan terkejut dan tidak percaya. Lagi-lagi aku menghela nafas.

“oleh karena itu, aku ingin menjaga jarak dari semua orang yang menyayangiku. Fanxing, Yuuta, Senior Xiao, Senior Wang dan bahkan keluarga Ueda. Aku sedang menjalankan rencana yang membuat mereka membenciku. Lalu setelah itu aku akan diam-diam keluar kota agar mereka tidak lagi mendengar kabar atau bisa melihatku lagi”

Yang pertama bereaksi adalah Xujia, sedangkan Zhao Lei masih terlihat mencerna apa yang aku ceritakan, “tapi Risa jika rencanamu berhasil dan kau bisa pergi lalu meninggal dalam diam, apa kau pikir rahasiamu itu akan tersimpan selamanya? Bagaimana jika orang-orang itu mengetahui kebenarannya? Bukankah yang ada mereka akan merasakan perasaan bersalah? Kau sudah menderita sendirian karena sakit itu dan mereka pun menambahkan penderitaan padamu, yang ada mereka akan selalu mengingatmu karena rasa bersalah itu” ucap Xujia.

Aku tertegun, ‘benar juga, lalu aku juga tidak yakin apa Kak Ryosuke akan menyimpan rahasia ini atau malah dengan sengaja memberitahu Fanxing dan yang lain’

“lalu apa yang harus aku lakukan? Jika memberi tahu yang sebenarnya sekarang itu sudah terlambat, Fanxing dan Yuuta sudah membenciku karena aku mengaku sudah membully Reina. Lalu Senior Wang dan Senior Xiao juga membenciku karena foto-foto editan itu” ucapku frustasi

“beritahu keluarga Ueda, jalan satu-satunya adalah keluarga angkatmu atau setidaknya salah satu dari orang yang bisa kau percaya” saran Zhao Lei yang sepertinya sudah paham dengan apa yang aku ceritakan

“ta-tapi aku takut jika sudah terlambat juga memberi tahu mereka” lirihku

“tidak ada salahnya mencoba, lebih baik sekarang kau pulang dan ceritakan pada mereka. Jika, ini hanya ‘jika’ ya. Jika mereka juga tidak percaya padamu maka aku dan Zhao Lei akan memberi tahu pada Fanxing dan Yuuta. Aku yakin mereka akan percaya.”

“itu benar Risa, lagi pula bagaimana bisa mereka percaya jika orang sebaik dirimu membully Reina? Seharusnya mereka lebih percaya padamu dibanding orang baru itu”

Aku terkekeh mendengar komentar dari Zhao Lei, ‘benar, keluarga Ueda sangat menyayangi ‘Risa’ kini. Keisuke pasti akan percaya padaku’

“terima kasih Zhao Lei, Xujia. Baiklah aku akan cerita pada keluarga Ueda. Kalau begitu aku pulang dulu ya bye... sampai jumpa besok. Mungkin besok adalah hari terakhir kita akan bertemu” ucapku dengan senyuman

“huss.. besok bukan yang terakhir. Kami akan selalu mengunjungimu dan juga menemanimu hingga akhir. Ya sudah sana segera selesaikan urusanmu” ucap Xujia sambil mengelus suraiku.

Aku mengangguk dengan semangat, setelah membayar pesananku dan Xiao Zhan tadi aku bergegas pulang ke rumah Ueda.

“aku pulang” sesampainya di rumah Ueda aku langsung masuk dengan riang.

“wah.. masih berani kau kemari?”

Tubuhku menegang. ‘kenapa nada bicara Jun kembali sinis? Jangan bilang aku sudah terlambat?! Apa lagi yang dibuat Reina kali ini?’

“k-kak Jun?”

“berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikan itu! dari awal memang lebih baik jika ibu tidak bertemu denganmu, benar ucapan Yibo kau itu pembawa sial!”

Aku meneguk ludah, ada apa ini? Padahal baru tadi siang Jun masih berbicara manis dan menghiburku tapi kenapa sekarang dia jadi membenarkan perkataan Yibo?

“masuk sana jika kau penasaran, ayah ingin memberimu sesuatu.”

Setelah mengucapkan itu Jun langsung melenggang menuju ruang keluarga. Aku mengikuti dengan diam. Sesampainya di ruang keluarga aku bisa melihat Yuuki dan Keisuke. Raut wajah keduanya benar-benar dipenuhi kebencian. Dan kebencian itu tertuju pada ‘Risa’

Keisuke tiba-tiba melempar dua berkas berisi file ke arah kakiku, satu berwarna biru dan satu lagi merah. Aku menatap heran ke arah kedua berkas itu

“buka dan lihatlah” ucap Keisuke dingin

Entah kenapa tanganku tiba-tiba bergetar. Aku berlutut dan meraih satu berkas berwarna merah. Isinya adalah surat yang menyatakan bahwa Keisuke mencabut hak adopsinya terhadapku, yang artinya kini aku bukan lagi bagian dari keluarga ini. Aku menghela nafas. ‘benar. Sepertinya sudah terlambat untuk memberitahu mereka. Pada akhirnya rencanaku berjalan sesuai rancangan awal’

Setelah itu aku membuka berkas yang satu lagi, isinya adalah biodata ‘Risa’, juga informasi-informasi lain. Tapi anehnya tidak ada satupun yang benar kecuali bagian yang menjelaskan bahwa ‘Risa’ pernah diculik saat berusia 6 tahun. bahkan nama kedua orang tua kandung ‘Risa’ saja salah. Di berkas tertulis Tomoru dan Noguchi, padahal orang tua ‘Risa’ kan Mario dan Ryuugi ‘ternyata Tomoru dan Noguchi juga ada disini? Bahkan aku belum pernah sekalipun bertemu dengan aktor Mankai Stage itu’

Selain itu ada informasi bahwa Tomoru adalah ketua mafia yang kekuasaanya sangat besar dan memiliki musuh dimana-mana. Salah satunya adalah orang yang menculik ‘Risa’ dan yang menyebabkan kematian Nyonya Ueda.

Mataku terbelalak melihat kalimat itu. ‘pantas saja mereka sangat marah, di informasi ini diberitahu jika kecelakaan yang menewaskan Nyonya rumah ini adalah rencana dari musuh-musuh Tomoru yang mengetahui jika ‘Risa’ masih hidup dan ingin membunuhnya untuk menghilangkan jejak dan menghindar dari amukan Tomoru yang dikatakan sangat mencintai putri satu-satunya. Astaga dari mana Reina bisa mendapat ide seperti ini?’

“tu-tuan, se-semua info ini palsu bahkan na—”

“diam! Aku menyesal sudah merawat dan menyayangimu, ternyata mobil itu memang menargetkanmu tetapi kenapa malah istriku yang meninggal! Mulai detik ini kau bukan lagi bagian dari keluarga ini. Cepat kemasi barangmu dan pergi dari hadapan kami sejauh mungkin!”

Ucapanku terpotong dengan bentakan Keisuke. Jun dan Yuuki pun hanya melihat. Tatapan mereka yang sebelumnya sangat lembut jika melihatku kini menghilang dan digantikan dengan tatapan sinis seperti awal mulai aku berada di dunia ini.

Masih dalam posisi bersimpuh aku menghela nafas. ‘ternyata tiga hari adalah prediksi yang salah, bahkan dalam waktu yang tidak sampai satu hari rencanaku sudah berhasil dengan sukses. Mereka kembali membenciku.’

Secara perlahan aku berdiri, “baiklah tuan. Ah iya, ini kartu kredit yang anda berikan pada saya. Saya ingin mengembalikan ini, saya sudah mengganti beberapa uang yang sempat saya pakai. Jadi secara tidak langsung saya tidak memakai sepeser pun uang anda. Be-berkas ini bisa kah saya membawanya?”

Aku menaruh kartu itu diatas meja, namun tidak ada balasan dari Keisuke. Saat aku menatap ke arahnya ternyata Keisuke juga sedang menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti ada perasaan bersalah dan tidak rela tersirat dari tatapannya itu.

“tuan?”

Keisuke terlihat agak tersentak saat aku memanggilnya, “bawa saja semua benda itu, termasuk kartunya. Aku tidak butuh” ucapnya dengan nada yang tidak setegas tadi.

“tidak, saya hanya akan membawa berkas-berkasi ini. Kalau begitu saya pamit undur diri tuan. Terimakasih karena telah merawat saya selama ini, dan... maaf karena sudah menghancurkan kebahagiaan keluarga anda. Permisi”

“Risa tunggu. Kau tidak ingin membereskan barang-barang yang ada dikamarmu?” ucapan Yuuki membuatku menghentikan langkah. Aku menatapnya lalu bergantian menatap Jun. Mereka berdua menunjukan raut wajah yang hampir sama dengan Keisuke. Tida tega dan merasa bersalah.

“tidak perlu tuan muda, dari awal itu bukan milik saya. Saya merasa tidak tau diri jika membawa barang itu. kalau begitu saya permisi, selamat tinggal. Semoga setelah ini kalian mendapat kebahagiaan setelah kepergian saya,” setelah itu aku melangkah dengan mantap keluar. Tidak ada lagi yang menghentikanku.

Setelah sampai di pekarangan, tiba-tiba aku batuk darah dan kepalaku terasa pening. Rasa sakit yang diakibatkan benturan saat Yibo membantingku tadi siang tiba-tiba kembali terasa. Dengan susah payah aku meraih ponsel di sakuku, dengan masih berjalan menjauh dari rumah keluarga Ueda aku menelpon Mario.

“Risa? Ada apa sayang”

“pa-papa, to-tolong... kepalaku sakit.. ak-aku berada di kediaman ke-keluarga Ueda. Ugh, se-sepertinya ak-aku...”

“Risa? Risa?! Tu-tunggu sebentar, pertahankan kesadaranmu, papa akan segera menjemputmu”

“ba-baik, aku mo-hon ce-pat pa”

Ditengah rasa sakit yang terasa aku masih memaksakan diri untuk berjalan sejauh mungkin dari kediaman Ueda, hingga tiba-tiba tubuhku lemas dan tidak sanggup lagi. Aku hampir terjatuh, namun ada sebuah tangan yang entah dari mana dan menangkap tubuhku sebelum terjatuh ke tanah.

Hal terakhir yang aku lihat adalah siluet seseorang dan suara wanita memanggil-manggil namaku dengan panik. Lalu tidak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti dengan tiba-tiba, setelah itu semua gelap dan sunyi.

...つづく...

Terpopuler

Comments

Ricka Monika

Ricka Monika

ceritanya semakin seru dan sedih

2024-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!