Aku tiba-tiba rindu dengan kak Alex, apa kabarnya ya, waktuku di dunia ini hanya sampai hari kelulusan nanti, hh ironis sekali, setelah itu Keisuke juga akan mengusirku dari keluarga Ueda, kenapa waktunya bisa kebetulan begitu, apa memang keinginan terakhir ‘Risa’ hanya ingin disayang oleh Keisuke, Jun dan Yuuki?’
Pemeriksaan sudah berakhir 15 menit yang lalu, tapi Fanxing belum datang tapi dia sudah memberitahuku jika dia sudah diperjalanan. Kini aku sedang berada di taman yang berada di sebrang rumah sakit. Selama menunggu aku hanya bermain game yang ada di ponsel ‘Risa’.
‘apa aku harus memberi tahu Yuuta dan Fanxing tentang kondisiku saat ini? Tapi aku tidak mau membuat mereka sedih, jika saja ada seseorang yang mengganti posisiku sebagai sahabat mereka apa mereka bisa melupakanku?’
Puk
“?!”
Aku menoleh saat ada seseorang yang menepuk pundakku, “ehh Senior Ikeoka? Sedang apa disini?”
Ikeoka menatap heran padaku, “harusnya aku yang bilang itu, dari tadi aku memanggilmu tapi kau tidak menjawab, bahkan kau juga tidak memainkan game itu, apa kau sedang banyak pikiran? Ayahku bilang kau tidak boleh terlalu depresi atau itu akan berdampak buruk bagi kesehatanmu” ucap Ikeoka sembari mendudukan dirinya tepat disampingku.
‘huh ayah? Memang siapa ayah nya Ikeoka disini sampai beliau tau keadaanku?’ aku terdiam memikirkan siapa yang menjadi ayahnya di dunia ini dengan berpatok pada siapa yang tau mengenai kondisiku saat ini.
“jangan bilang kau tidak tau siapa ayahku?” aku dengan polos menggeleng, Ikeoka menghela nafas, “kau tidak tau marganya Dokter Ryo, dokter yang sudah merawatmu sejak kecil?”
“marganya dokter Ryo, bukan Mitsuya?”
‘hmm setelah diingat-ingat sejak aku masuk ke tubuh ini aku selalu memanggil dokter Ryo dengan sebutan itu, aku tidak pernah berfikir bahwa marganya tidak sama seperti di kehidupanku yang lalu’
“tentu saja bukan, dari mana kau dapat kesimpulan itu?, dokter Ryo itu ayahku dan marganya Ikeoka. Bagaimana bisa kau tidak tau?”
‘memangnya kau pikir aku bisa terpikirkan hal itu, semua kejadian ini membuatku telalu malas memikirkan hal lain selain cara agar aku bisa fangirlan dengan mulus’
Aku hanya bisa mengutarakan perkataan itu dalam hati, pasti Ikeoka tidak akan percaya tentang apa yang aku alami.
“jadi apa yang membuatmu melamun sendirian disini, kemana dua sahabatmu itu?”
'Percayalah Ikeoka aku bahkan mempertanyakan hal yang sama saat ini'. Sebenarnya Fanxing kemana sih kenapa lama sekali, aku sudah lelah menunggu.
“Fanxing bilang dia sedang dalam perjalanan, tapi entah kenapa sampai saat ini dia belum sampai. Oh ya Senior, ada yang ingin aku tanyakan, karna kebetulan Senior anak dari dokter Ryo jadi apa Senior tau kondisiku saat ini? Apa dokter Ryo cerita?”
Ikeoka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk lemah, aku menghela nafas, entah sudah berapa kali aku menghela nafas hari ini. “Senior, bisa rahasiakan ini dari teman-temanku yang lain? Aku tidak ingin membuat mereka sedih, apalagi kini keluargaku sudah menyayangiku. Aku akan cari cara agar mereka tidak sadar jika aku pergi, bisakah Senior membantuku?” ucapku menatap penuh harap pada Ikeoka.
“tentu saja aku akan membantumu, tapi sebagai gantinya jangan pernah rahasiakan kondisimu dariku, ya walau aku bisa tau dengan mudah jika bertanya pada ayah tapi akan lebih baik jika aku tau dari dirimu” jawab Ikeoka dengan mantap. Tidak ada keraguan sama sekali dalam perkataannya seolah memang dia terbiasa melindungi ‘Risa’
“tapi memangnya apa yang ingin kau rencanakan kedepannya? Jika mereka semua menyayangimu bukankah artinya akan sulit lepas dari pandangan mereka? mana bisa mereka tidak menyadari kematianmu?”
“tadinya aku berfikir untuk membuat mereka membenciku, untuk Fanxing dan Yuuta mungkin akan susah tapi untuk keluarga Ueda harusnya sangat mudah, karena awalnya mereka memang tidak menyukaiku, tinggal lakukan hal yang tidak mereka suka saja”
“lalu jika rencana itu berhasil dan akhirnya kau malah diusir bagaimana? Yang ada kau akan mati dalam kesendirian”
Aku terkekeh, “aku rasa mati dalam kesendirian juga tidak buruk, aku kan memang sebatang kara di dunia ini, ayah dan ibu kandungku entah dimana dan aku tidak berfikir jika aku masih memiliki saudara. Sama seperti seekor kucing yang akan menyendiri jika ia tau hidupnya sudah tidak lama, hal itu kan ia lakukan demi kebaikan sang majikan agar tidak bersedih melihat hewan peliharaannya mati di depan matanya”
Ikeoka menggenggam telapak tanganku, “aku akan menjadi saudaramu, aku akan jadi kakak yang selalu menyayangi dan melindungimu, jangan pernah berfikir jika kau sendirian, ayahku juga sudah menganggapmu sebagai anaknya aku yakin itu. jika ada masalah kau harus cerita padaku, oke?”
‘aish jangan seperti ini dong nanti aku jadi tidak mau meninggalkan dunia ini’ batinku berteriak. Aku hanya mengangguk dan mengiyakan ucapannya, “baiklah, terimakasih Senior”
“hmm panggilan itu tidak cocok, jika kau menganggapku saudara harusnya kau memanggilku dengan sebutan lain dong” ucapnya dengan nada menggoda
Aku mengernyitkan dahi, “maksudnya aku harus memanggil Senior dengan sebutan ‘kakak’ begitu?”
Ikeoka mengangguk-angguk lucu, ‘wah jika ini di dalam komik aku yakin di kepalanya akan ada kuping puppy saat ini’. “baiklah, kalau gitu mohon bantuannya selama satu tahun kedepan ya kak~”
“Risa maaf aku terlambat, tadi jalanan sangat ramai”
Aku menoleh kearah suara, Fanxing terlihat terengah-engah. “kenapa kau terlihat lelah?” tanyaku
“aku mencarimu kedalam rumah sakit karena tidak ketemu jadi aku berkeliling, mana aku tau kau akan berada di taman ini.. eh ada Senior Ikeoka, maaf tidak melihatmu termakasih ya karena menemani Risa”
Ikeoka menggangguk, “tidak perlu berterima kasih, aku melakukannya karena ingin kok”
“yasudah kak Ryosuke aku pulang dulu ya sampai jumpa besok di sekolah” ucapku
“iya baiklah, cepat pulang dan beristirahatlah” balas Ikeoka sambil mengusap rambutku, aku tersenyum lalu pergi bersama Fanxing ke arah mobilnya, sebelumnya Fanxing juga berpamitan dengan Ikeoka.
“sepertinya kalian mulai akrab ya?” tanya Fanxing saat kami sudah berada di dalam mobilnya
“iya sepertinya begitu, oh ya Fanxing apa ada hal yang kau benci di diriku? Atau hal apa yang akan membuatmu membenciku jika aku melakukannya” jawabku sekaligus mengajukan pertanyaan padanya.
Fanxing, “apa maksudnya pertanyaanmu itu, aku akan selalu menyayangimu dan tidak akan pernah bisa membencimu, kenapa tiba-tiba bertanya begitu sih? Lalu bagaimana dengan pemeriksaannya? Semua baik-baik saja kan?”
Aku terkekeh, “aku hanya asal bertanya lupakan saja, dan ya pemeriksaannya lancar. Kata dokter Ryo kondisi tubuhku sehat walau agak melemah tapi tidak berdampak buruk.” Ucapku santai ‘lihatlah bagaimana dengan lancarnya aku berbohong, maafkan aku Fanxing’
“Syukurlah, aku sempat khawatir hasilnya buruk karena akhir-akhir ini kau jadi lebih sering pingsan dan muntah darah” ucap Fanxing sambil menghela nafas lega.
Aku hanya bisa tersenyum miris tanpa bisa membalas ucapannya itu.
***
“terimakasih ya Fanxing” ucapku. Kami kini sudah sampai di kediaman Ueda, sekarang sudah jam lima sore, sama persis seperti jam disaat aku pulang dari kafe.
Fanxing mengelus suraiku dengan lembut, kentara sekali jika dia benar-benar menyayangi ‘Risa’, “sama-sama, yasudah masuk dan istirahatlah”
Aku mengangguk, Fanxing pun menjalankan mobilnya dan pergi menjauh dari kediaman Ueda, setelah ia menghilang di balik tikungan aku melangkah masuk ke dalam rumah.
“aku pulang” ucapku lesu sambil membuka pintu
“ah Nona sudah pulang, selamat datang,” suara Bibi Yui menimpali, aku melihatnya baru saja dari lantai atas.
“Bibi Yui, dimana kak Jun dan kak Yuuki?”
“kedua Tuan Muda sedang ada dikamar Tuan Muda Jun, Tuan Muda Yibo dan Tuan Muda Zhan baru saja datang beberapa menit sebelum Nona datang, Bibi baru saja mengantar jus dan cemilan untuk mereka” jawab bibi Yui
Aku hanya manggut-manggut, “yasudah kalau begitu aku ke kamarku dulu ya bi”
“eh iya Non bagaimana hasil pemeriksaannya? Semua baik kan?”
Belum sempat aku melangkah ke kamar tiba-tiba tubuhku menegang mendengar pertanyaan bibi Yui, ‘apa yang harus aku katakan?! Selama ini aku tidak pernah bisa berbohong pada Bibi Yui, entah kenapa bibi Yui selalu tau jika aku berbohong’
Aku berpikir beberapa saat sebelum akhirnya menghela nafas pasrah, “emm bibi bisakah kita bicarakan hal itu dikamarku nanti, aku takut jika dibicarakan sekarang nanti kak Jun dan kak Yuuki tiba-tiba muncul”
Raut wajah bibi Yui seketika berupah pucat dan ada sedikit gurat ketakutan diwajahnya. ‘sepertinya bibi Yui bisa menebak apa yang akan aku bicarakan’
Aku pun melanjutkan langkahku menuju kamar, bergegas mandi dan berganti pakaian lalu meminum obat baru yang tadi diberikan dokter Ryo. Setelah rapih aku lalu turun untuk makan malam, Yuuki dan Jun sudah ada di meja makan begitu juga Yibo dan Zhan. Keisuke belum pulang, ‘mungkin masih ada kerjaan di kantor’ pikirku.
Karena kami berlima sudah akrab, suasana makan malam sangat ramai, penuh dengan celotehan Jun dan Yibo dan sesekali Xiao Zhan atau Yuuki akan menegur. Hatiku menghangat melihat hal itu, terkadang mereka juga bertanya tentang keseharianku, bagaimana pekerjaanku dan lain sebagainya.
...つづく...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments