Chapter 7

Waktu tempuh dari sekolah ternyata hanya butuh beberapa menit hingga sampai di tempat kerja mereka. Sebuah kafe bertema beruang yang bahkan namanya pun ‘Bear’s Land’. Seluruh kafe ini bercat coklat muda, ada beberapa boneka beruang beragam warna di etalase toko yang memajang beberapa jenis cake.

Saat masuk kedalam, suasana kafe masih sepi, Xujia bilang kafe biasa buka jam 3 sampai jam 9, karena sekarang masih pukul 1 jadi jelas kafe masih sepi. Di dalam juga dominan warna coklat, dengan beberapa kursi yang diisi oleh boneka beruang setinggi orang dewasa. ‘sepertinya kafe ini biasa di kunjungi oleh orang-orang single ya?’ pikirku

Xujia membawa aku, Fanxing dan Yuuta ketempat Owner kafe, sedangkan Ryuji, Zhao Lei dan Xia Zhiguang berganti pakaian mereka dan bersiap-siap untuk membuka toko.

Tok tok tok

Xujia mengetuk pintu,setelah mendengar seseorang mempersilahkan kami masuk, Xujia pun membuka pintu dan kami berempat pun masuk kedalam ruangan berukuran 4x6 itu, “tumben kau disini ge, oh ya ada temanku ada yang ingin bekerja disini, kebetulan kita butuh maid lagi karena akhir-akhir ini kafe selalu ramai” ujarnya

Aku, Fanxing dan Yuuta terkejut melihat pemuda yang ada di depan kami, “Senior Ikeoka? Jadi kau pemilik kafe ini” tanya Fanxing

Ikeoka, “ya bisa dibilang begitu, sebenarnya ini usaha keluarga... jadi ...yang ingin bekerja itu kalian bertiga?”

“tidak senior, hanya aku... Fanxing dan Yuuta menemaniku kemari karena mereka ingin tahu tempat ini,” Jawabku.

Fanxing dan Yuuta mengangguk, “aku khawatir jika bocah-bocah itu membawa Risa ketempat aneh, tapi jika ada senior disini kurasa tidak masalah, yakan Fanxing?”

“dari awal aku setuju-setuju saja asal Risa tidak terlalu lelah, tapi karena ada Senior Ikeoka disini jadi aku bisa lebih tenang lagi” jawab Fanxing membalas ucapan Yuuta

“heh jadi kalian tidak percaya pada kami?! Kami tulus kok ingin membantu Risa, lalu sekali lagi aku tegaskan, kami tidak pernah terlibat dalam kasus pembullyan yang terjadi padanya” sanggah Xujia.

“kalian tidak terlibat tapi juga tidak membelanya, ya apa bedanya kalian dengan orang yang membully Risa hah?” Fanxing dan Yuuta menjawab bersamaan.

“aih kenapa kalian berdebat lagi, jadi deal ya aku akan bekerja disini... mohon bantuannya senior Ikeoka”

“baiklah selamat bergabung Risa, mohon bantuannya juga semoga kau betah disini... senangnya bisa di percaya oleh kedua ‘bodyguard’mu itu” ucap Ikeoka sambil tersenyum manis.

Aku terkekeh, benar kata Ikeoka, Fanxing dan Yuuta memang terlihat sangat protektif padaku. Mungkin akan sangat menyenangkan jika Jun dan Yuuki juga seperti ini. Hem ya aku akan berusaha untuk mewujudkan hal itu sih, baiklah jika dihitung artinya sekarang sudah ada tujuh orang idolaku yang menyayangiku.

***

Pukul 7 malam aku baru sampai rumah, keadaan rumah terlihat hangat, dari dalam aku mendengar suara gelak tawa. ‘sepertinya ada tamu ya?’ pikirku. Karena ada ada sebuah mobil terparkir di halaman yang aku tahu jika itu bukan salah satu mobil milik keluarga Ueda.

Ceklek

Aku membuka pintu, tanpa melihat siapa yang ada didalam aku langsung berjalan kearah tangga. “darimana kau jam segini baru pulang?”

Langkahku terhenti saat suara Jun sampai di telingaku, sebenarnya aku ingin mengabaikannya saja tapi sepertinya tidak bisa dan tidak boleh atau konsekuensinya aku akan semakin di benci olehnya. “aku tadi mencari pekerjaan dan rumah baru, puas kau?” jawabku jujur, tidak ada gunanya berbohong.

“Risa kenapa kau bekerja?”

‘hah ini kan suara Zhan ge?!’ aku yang awalnya tidak peduli siapa yang datang dengan reflek membalikan badan. Dan benar ternyata ada Xiao Zhan disana, oh ya Yibo juga.

‘aih gawat... ehh tapi sepertinya ini adalah kesempatan bagiku, siapa tau aku bisa menarik perhatian simpati mereka disini’

“emm a-aku hanya ingin menambah pengalaman saja Zhan ge, dan aku pikir bekerja adalah pilihan yang bagus, selain bisa menambah tabungan aku juga bisa kenal orang baru”. Jun, Yibo, dan Xiao Zhan agak mengernyit. ‘loh? respon mereka sama dengan ayah dan kak Alex, kenapa ya?’

“memangnya uang yang ayah berikan kurang? Seboros apa gaya hidupmu itu?,” ucap Jun ketus

“bu-bukan begitu, memangnya menurutmu sampai kapan uang itu akan bertahan? Walau Tuan Ueda memberikan uang yang sangat banyak, jika aku hanya bergantung pada uang itu tanpa mengerti bagaimana cara mencari uang maka uang itu akan habis pada waktunya, dan menurutmu bagaimana aku bisa hidup nanti?”

Suasana diruang tamu ini seketika menjadi hening, aku merasa Jun dan Yibo memandangku dengan tatapan tidak percaya. Sedetik kemudian ada sebuah tangan yang mengelus kepalaku, aku mendongak, tangan itu ternyata milik Xiao Zhan. ‘yaah tidak mungkin Jun, Yibo, atau Yuuki –yang bahkan belum pulang– akan mengelus kepalaku’

Xiao Zhan tersenyum lembut, tapi aku malah ingin tau ekspresi Yibo. Aku pun melirik kearahnya, dan ajaibnya tidak ada tatapan cemburu darinya. Sama seperti Xiao Zhan, Yibo pun tersenyum ke arahku. ‘aduh duh kenapa tiba-tiba Yibo jadi kelihatan ramah begitu?’

“uhuk... uhuk”

“Risa!” Xiao Zhan memekik, kentara sekali dari nadanya jika dia sedang khawatir

Aku merasakan cairan berbau amis ditanganku, ‘aih kenapa harus sekarang’ . “Risa kau baik-baik saja?!” ini bukan suara Xiao Zhan tetapi Yibo yang entah sejak kapan sudah ada di depanku tepat di samping Xiao Zhan, tersirat kekhawatiran di dalam tatapannya.

Aku hanya tersenyum dan membalas “a-aku baik Senior Wang, uhuk... tapi maaf, sepertinya aku harus ke kamar, pe-permisi.. uhuk uhuk” ‘sial batuknya tidak mau berhenti, aku harus cepat minum obat’

Sesampainya di kamar aku bergegas mengambil obat yang berada di laci nakas. Setelah meminumnya batuk yang sebelumnya sangat parah perlahan mulai mereda hingga akhirnya berhenti. Aku menghela nafas sejenak lalu memutuskan untuk berganti pakaian, karena seragam yang tadi aku pakai penuh dengan darah.

Tok tok tok

“Risa.. kau yakin tidak apa-apa? bolehkah kami masuk?”

‘Yibo?! eh tunggu –apa katanya tadi ?‘kami’ ?’

Aku bergegas memasukan obat kembali ke dalam laci dan berjalan membuka pintu,

“astaga Risa wajahmu pucat sekali!” sesaat setelah membuka pintu aku langsung mendapat pekikan yang berasal dari Yibo.

“aku baik-baik saja Senior, tidak perlu khawatir” ucapku dengan lirih, efek dari batuk darah tadi.

Xiao Zhan tiba-tiba menarik tanganku dan menuntunku ke arah kasur lalu mendudukanku di sana, setelah itu Ia berlutut tepat di depanku begitu juga Yibo. Jelas sekali jika mereka berdua sedang khawatir. ‘ish kenapa mereka jadi perhatian seperti ini, walau ini awal yang bagus tapi untuk saat ini aku lebih suka di abaikan saja!’

“Risa... jujur apa yang terjadi padamu? Apa kau sedang sakit saat ini?” ucap Xiao Zhan, matanya menatap lurus langsung kearahku.

Aku bergerak gelisah, ‘apa aku harus bilang?atau tidak ya’ setelah berpikir cukup lama aku pun memilih menjelaskan semuanya, mulai dari alasan kenapa aku bisa terjatuh dari atap dan tentang alasan kenapa aku bekerja. Namun aku tidak bercerita tentang penyakit yang aku derita, aku hanya bilang jika fisikku memang lemah dan hal seperti ini sudah sering aku alami. Yibo dan Xiao Zhan terlihat terkejut, entah karena alasan yang mana.

“kenapa kau tidak pernah memberitahu kami?” tanya Xiao Zhan

Aku tersenyum miris, ‘pada siapa ‘Risa’ bisa memberitahu tentang hal ini? Keluarganya tidak peduli, teman saja hanya ada Fanxing dan Yuuta, pada Bibi Yui pun tidak bisa karena ‘Risa’ takut membuat beliau khawatir’

“menurut Zhan ge aku bisa bilang pada siapa? Aku sudah sering ingin memberitahu Zhan ge tapi Senior Wang selalu membawa Zhan ge kabur sebelum sempat aku bercerita, eeh ta-tapi aku tidak menyalahkan Senior Wang ha-hanya saja itu kenyataan....”

Aku menunduk sambil meremas jari-jariku, entah kenapa rasanya seperti sedang berhadapan dengan ayah dan kak Alex yang baru saja memergokiku pulang larut tanpa kabar.

Suasana di kamarku hening untuk beberapa saat. Tiba-tiba sebuah tangan terulur mengelus kepalaku, karena masih gugup aku tidak berani menengok untuk melihat siapa pemilik tangan itu.

“maafkan aku, aku tidak menyangka alasanmu sangat manja pada Zhan ge karena hal seperti itu...” mendengar suara Yibo aku reflek mendongak menatap kearahnya. ‘semudah itukah membuat Yibo percaya padaku? ‘Risa’ ‘Risa’ mungkin seharusnya dibandingkan bersikap manja lebih baik kau menunjukan saja kesusahanmu selama ini’

Senyum ramah terpatri di wajah Yibo, Xiao Zhan pun sama, sepertinya dia lega karena Yibo tidak lagi menunjukan sikap permusuhan pada ‘Risa’. “oh ya berhenti memanggilku dengan sebutan ‘Senior Wang’... mulai saat ini panggil aku dengan ‘Ge’ oke? ‘Yibo Ge’” lanjut Yibo.

“benarkah?! Baiklah terimakasih Yibo ge” balasku dengan ceria.

“seperti ini kan bagus, Yibo kenapa kau tidak seperti ini dari dulu? Sudah aku bilang Risa ini tidak berniat mencuri diriku darimu... ya kan Risa?”

Aku terkekeh mendengar ucapan Xiao Zhan, ‘aku’ memang tidak berniat merebut dirinya dari Yibo, tapi jelas ‘Risa’ memiliki niat itu. Karena tidak mungkin aku berbicara seperti itu jadi aku hanya mengangguk dan tersenyum manis untuk membalas perkataan pemuda yang memiliki mole dibawah bibir itu.

Setelah menceritakan semua hal yang aku alami dan mengakrabkan diri dengan Yibo. Xiao Zhan dan Yibo pun pamit pulang, Jun dan Yuuki tidak terlihat selama aku bersama dengan Yibo dan Xiao Zhan.

... ...

...つづく ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!