“aah aku kekenyangan, kenapa juga kau harus memesan begitu banyak makanan tadi huh?” aku dan Egi baru saja selesai makan, dan sedang berjalan menuju parkiran.
Egi sedikit merotasikan matanya, lalu menghela nafas, “dimana banyaknya? Aku kan hanya memesan 3 porsi makan, dua untukmu dan satu untukku”
“tapikan itu te—“
“salah sendiri siapa tadi yang sengaja tidak makan siang hanya karena malas?”
Aku mempoutkan bibir, “uhh iya iya maafkan aku”
Tiba-tiba aku merasakan tanda bahaya, entah karena apa tapi perasaanku menjadi tidak enak, aku mengingat perkataan ibu tadi siang.
‘jangan-jangan firasat ibu benar?!’
Kami sudah berada di dalam mobil dan Egi pun sudah siap menjalankan mobil, tapi kami mendengar ada suara tubrukan keras yang datang dari belakang mobil. Lalu setelah itu kami mendapat sebuah tabrakan dari belakang, Egi berusaha melindungi kepalaku, namun agak sedikit terlambat karena kepala ku sudah terbentur dashboard.
Mobil yang kami naiki sempat terlempar beberapa meter, bahkan sempat berguling beberapa kali. Dengan kesadaran yang mulai menipis aku melihat Egi yang sudah tidak sadarkan diri. Darah segar mengalir deras dari kepalanya, aku berada dalam pelukannya saat ini. Namun badan kami terhimpit di dalam mobil ditambah lagi kendaraan yang baru saja menambrak kami pun menambah kerusakan mobil kami lebih parah lagi.
Samar-samar aku mendengar suara keributan. Sepertinya warga sekitar terbangun karena suara tabrakan yang sangat keras.
Lalu beberapa menit kemudian aku mendengar suara sirine, syukurlah para warga berinisiatif menelpon petugas medis.
Aku kembali melihat wajah Egi lalu membenamkan wajah ke dada nya menunggu hingga petugas medis menyelamatkan kami. Aku masih merasakan jantungnya berdetak yang artinya ia masih hidup.
Diambang batas kesadaran yang semakin menipis terlintas semua kenangan yang aku alami bersamanya, lalu berganti saat aku bersama kedua orang tuaku, setelah itu saat aku bertengkar dengan kakak, berganti lagi saat aku bermain bersama teman-teman dan juga saat aku menonton StagePlay walau hanya dari laptop.
“nak bertahanlah! Jaga kesadaranmu!!”
Terdengar suara seorang petugas medis mencoba membuatku untuk menjaga kesadaran, namun mataku terasa berat. Hingga akhirnya kegelapan berhasil menyelimutiku.
Semua gelap, tidak ada cahaya sedikit pun. Aku berada disebuah tempat yang sangat asing. Namun secercah cahaya muncul, dan mulai menyebar keseluruh tempat. Aku memejamkan mata dan menaruh tangan didepan mata, bermaksud menghalau cahaya yang sangat menyilaukan itu.
Setelah cahaya menghilang kegelapan kembali menyeruak, tubuhku sepertinya sedang berbaring. Samar-samar aroma obat memasuki indra penciumanku, dan ada sebuah tangan yang menggenggam erat tanganku. Isakan tangis pun terdengar, meski samar-samar tapi aku tahu ini suara tangis seorang wanita.
‘sepertinya aku ada di rumah sakit. apa aku berhasil selamat dari kecelakaan itu? jika iya maka syukurlah, ehh tunggu bagaimana dengan Egi?!’
“hiks... Nona, sadarlah... apa anda akan pergi menyusul nyonya?.. hiks”
‘hah? Nona? Siapa perempuan ini? Kenapa dia memanggilku nona?’
Aku tidak mungkin bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang bangsawan atau sejenisnya itu kan?
Aku sedikit menggerakan tangan, dan berhasil, secara perlahan namun pasti jari-jari tanganku berhasil bergerak. Selanjutnya aku berusaha membuka mata. Hal yang aku lihat pertama kali adalah sebuah atap putih khas rumah sakit.
“nona! Anda sudah sadar!”
Astaga, tolong kecilkan suaramu bibi. Baru juga sadar aku sudah mendapat sebuah pekikan. Aku mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina mataku.
“syukurlah, Nona Risa anda sudah sadar.. bibi akan panggil Dokter Ryo sebentar ya”
“e-eh seben-tar Bi... emm bibi ini siapa ya? Kenapa bibi ada disini, dimana orang tua saya. Dan bagamana kondisi kekasih saya?”
Wanita paruh baya itu menunjukan reaksi terkejut, ia bahkan menutup mulutnya dengat tangan. Tapi sebentar, aku sepertinya tidak asing dengan wajah wanita ini, dimana aku pernah melihatnya ya.
“nona... Nona tidak mengenal bibi? Ini Bibi Yui Ito nona...”
Aku membelalakan mata, terkejut saat wanita itu menyebut namanya. Yui Ito?! Itu kan nama salah satu aktris ‘StagePlay Naruto Live Stage’ !! jika diperhatikan lagi, wajah nya memang mirip dengan Yui tapi tidak mungkin kan?!
“Nona tunggu sebentar bibi akan memanggil dokter Ryo”
“eehh...”
Belum sempat aku bertanya lebih lanjut, Bibi Yui sudah keluar ruangan. Sebenarnya apa yang terjadi disini? Mata ku menyapu ke seluruh ruangan. Ini adalah kamar rumah sakit, ukurannya cukup luas, sepertinya kamar ini adalah sebuah kamar VIP terlihat dari interior kamar ini. Ada beberapa sofa dengan meja kecil ditengahnya. Lalu ada juga sebuah televisi.
‘perabotan disini sama seperti rumah sakit biasa artinya aku masih di dunia modern, tapi ini dimana sih? Bibi yang bernama Yui tadi bilang akan memanggil dokter Ryo kan ya?’
Mendengar nama Ryo, ada satu orang yang terlintas dibenakku. Orang itu adalah Mitsuya Ryo, salah satu aktor Stageplay TeniMyu dan juga salah satu aktor yang aku suka. Jika benar ini adalah Ryo yang sama artinya aktor kesukaanku yang lainnya kemungkinan besar juga ada di dunia ini.
“dasar anak tidak tau diuntung!! Kami sudah merawatmu dan menjagamu tapi kau malah membalas dengan membuat istriku kehilangan nyawanya!!”
“kau bukan adikku!! Aku tidak akan pernah memaafkanmu karena kau telah merebut ibu dariku!!”
“aku membencimu!!”
“gadis tidak tau diri, sudah bagus Zhan ge masih berlaku baik padamu.... tapi kau malah membuatnya repot”
“Risa, ayo makan bersama di atap sekolah”
“lebih baik kau mati saja dari pada menyusahkan orang lain”
‘apa ini?! Kenapa banyak ingatan muncul dikepalaku?! Atau jangan-jangan ini ingatan terakhir dari gadis ini?’
Semua ingatan muncul bertubi-tubi membuat kepalaku terasa mau pecah. Dalam ingatan itu ada beberapa orang yang aku kenal diantaranya Ueda Keisuke, Oogoe Yuuki, Shison Jun, Wang Yibo dan Xiao Zhan. Tapi dilihat dari ingatan gadis ini sepertinya hubungan sang gadis dengan orang-orang tadi sangat buruk. Baru saja aku senang karena berfikir hidup di dunia yang penuh dengan idolaku tapi ternyata hubunganku dengan mereka sangat buruk. Dan sepertinya semua orang ini mengharapkan kematiannya, bahkan sampai ada yang berani mendorongnya dari atas gedung.
Aku menghela nafas, lalu terdengar suara pintu dibuka.
Ceklek
Aku spontan menoleh ke arah pintu, selain Bibi Yui ada sekitar tiga pemuda yang berjalan dibelakangnya, aku sedkit menelengkan kepala untuk melihat siapa ketiga pemuda itu.
‘waah beneran Mitsuya Ryo! Bahkan dibelakangnya juga ada Zhen Fanxing dan Koseki Yuuta’
“Nona kenapa anda melamun?”
Ehh, astaga sepertinya tanpa sadar aku melamun karena asik membayangkan apa idolaku yang lain juga ada disini
“a-ah tidak bi, ngomong-ngomong kalian siapa ya?,” tanyaku. Padahal jelas-jelas aku tahu siapa mereka, tapi apa salahnya memastikan sebentar?
“hah Risa kau melupakan aku?! Aku sahabatmu sejak kita masuk Junior High School?!”
‘aww aww, iya iya maafkan aku jika lupa tapi bisa tidak kau berhenti menggoyangkan tubuhku hah?!’
“Yuuta berhenti, kau akan membuat Risa sakit, jangan lupa dia baru saja kecelakaan kemarin”
Mendengar suara Fanxing aku langsung menatap kearahnya, Yuuta pun sudah melepaskan pegangannya pada bahuku dan berhenti mengguncang tubuhku.
Mitsuya Ryo –yang saat ini dikenal dengan dokter Ryo –menghampiriku, senyuman teduh dan tulus mengembang di wajahnya, tanpa sadar wajahku terasa panas dan sepertinya agak memerah
“sepertinya benturan di kepalamu sangat keras, apa kau tidak ingat aku siapa?”
Aku menjerit dalam hati, ‘aku tau!! Aku tau siapa kau, hanya saja kau berbeda dengan orang yang aku kenal!’. Aku melirik ke arah Yuuta, Fanxing dan Yui –atau mungkin yang dipanggil bibi Yui oleh gadis pemilik tubuh ini.
Aku sedikit berbisik “a—ku ingat, eeh tapi agak samar.... Fanxing, Yuuta, Bibi Yui dan Dokter Ryo.. benarkan?”
Fanxing, Yuuta dan Bibi Yui serentak menghela nafas lega. Dokter Ryo pun tersenyum sangat manis.
‘astaga, pemandagan ini tidak baik bagi jantungku, tiba-tiba saja jantungku berdetak dengan cepat.’
Aku memang tidak mengingat banyak hal, untuk saat ini aku hanya tau tubuh yang aku tempati ini siapa dan alasan kenapa dia bisa berada dirumah sakit dengan hanya seorang pengasuh dan teman-temannya yang menungguinya. Gadis ini bernama Ueda Risa –bahkan nama kami pun sama entah kebetulan macam apa ini –putri angkat keluarga Ueda. Risa diangkat anak oleh keluarga itu saat ia berusia 10 tahun dan kini usianya sudah 16 tahun, yang artinya sudah 6 tahun Risa tinggal di kediaman Ueda. Namun naas sang ibu angkat meninggal setahun yang lalu karena menggantikan Risa yang hampir tertabrak mobil.
Risa kecil sangat syok saat itu, Nyonya Ueda dinyatakan meninggal ditempat kejadian, tanpa bisa diselamatkan. Tuan Ueda, Keisuke sangat marah saat mendengar kabar itu, ia yang dari awal tidak menyukai Risa pun semakin membencinya, begitu juga dengan kedua putranya, Jun dan Yuuki. Selama setahun setelah kematian Nyonya Ueda, Risa dirawat oleh Bibi Yui, tidak pernah ada perlakuan hangat untuknya dikeluarga Ueda.
Teman pun ia tidak memilikinya, hanya beberapa orang yang sudi berteman dengannya dan tidak memikirkan statusnya yang hanya anak angkat yang berasal dari jalanan. Diantaranya adalah Yuuta dan Fanxing, orang yang saat ini berada didepan Risa. Bahkan disekolah Risa pun mendapat bully an, jika saja Yuuta dan Fanxing tidak berada di sisinya entah apa yang akan terjadi pada gadis ini.
Alasan kenapa Risa bisa ada di rumah sakit, dari sekilas ingatan sepertinya karena dirinya yang di jebak oleh teman-temannya, saat itu ada seorang gadis yang memanggil Risa dan mengajaknya makan siang di atap, Fanxing dan Yuuta tidak ada bersamanya dan jadilah dia meng iya kan ajakan itu, sesampainya dia di atap ternyata sudah ada 5 orang yang menunggu nya. Kelima orang itu memukul dan menendang Risa lalu mereka mendorong Risa dari atap. Pasti karena insiden itu ‘Risa’ yang asli sudah meninggal, dan akhirnya jiwaku yang mengisi tubuh ini.
Selain Yuuta dan Fanxing, sepertinya ada satu orang lagi yang peduli pada gadis ini, orang itu adalah Xiao Zhan.
‘Zhan ge memang selalu baik entah di kehidupan baruku ini atau di kehidupan lamaku, aku tidak sabar untuk bertemu dengannya’
Yuuta, “Risa!! Dari tadi kau melamun terus? Apa lukamu ada yang sakit?”
Aku tersentak dan reflek melihat ke arah Yuuta. Kepalaku tiba-tiba pusing, mungkin karena ingatan dari pemilik tubuh ini yang datang tiba-tiba. Aku berusaha menghilangkan pusing itu lalu bertanya pada Ryo, “a-ah ti-dak kok, aku hanya pusing karena aku mulai mengingat semua, ehm dok bisakah aku pulang hari ini?”
Raut wajah terkejut tercetak jelas di wajah keempat orang ini, entah apa yang membuat mereka terkejut. Apa karna ucapanku yang meminta untuk pulang atau ucapanku yang bilang bahwa aku sudah ingat semua.
Fanxing, “tapi Risa kau baru saja sadar”
Ryo, “benar, dan satu lagi, lukamu cukup parah, ditambah lagi kau mempunyai riwayat penyakit gagal jantung, kecelakaan kemarin membuat keadaan jantungmu semakin parah. Lagipula kenapa kau ingin mengakhiri hidupmu hah?!”
Aku tersenyum miris, yang semua orang tau kecelakaan itu adalah perbuatan Risa yang berniat bunuh diri, padahal bukan. Tetapi ada satu hal yang harus aku pastikan dan untuk itu aku harus keluar secepatnya dari sini. Aku memasang wajah memelas, ‘oh ayolah aku ingin bertemu Yuuki dan Jun, juga Keisuke, Zhan ge dan Yibo...’
“aku mohon dok, aku akan hati-hati dan akan selalu chek up jadi izinkan aku pulang ya? Ya~ ya~”
...づつく...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments