Setelah sempat berdebat selama hampir dua jam akhirnya Ryo membiarkan aku pulang dengan syarat setiap bulan aku harus chek up ke rumah sakit minimal dua kali. Tentu saja itu hal yang mudah untuk disanggupi. Kini aku dan Bibi Yui sedang ada di mobil milik Fanxing, awalnya aku sempat menolak tapi Fanxing dan Yuuta sangat keras kepala dan memaksa untuk mengantar, karena tidak ingin ada perdebatan sesi kedua akhirnya aku meng iya kan saja.
Tapi pikiranku masih tidak tenang, bagaimana keadaan Egi sekarang? Apa dia selamat dari kecelakaan itu atau tidak? Atau apa dia juga ikut kedunia ini?
‘hhh padahal sebentar lagi kami akan bertunangan kenapa lagi-lagi Tuhan memisahkan kami begini?! Sebenarnya kesalahan apa yang aku buat hingga mendapat cobaan begini beratnya?!’
“...na, Nona Risa!”
“e-eh i-iya bi?”
‘astaga terkejut aku, bisa tidak sih kalian berhenti mengagetkanku? Lupa ya jika jantungku agak lemah?!’
“kita sudah sampai rumahmu, Risa.... sampai kapan kau akan melamun hah?”
“o-oh begitu ya?”
Aku menatap ke arah Yuuta, lalu Bibi Yui pun membuka pintu mobil dan menuntunku keluar. Begitu juga dengan Fanxing, dia langsung merangkul bahuku, sedangkan Yuuta membantuku membawa tas yang sebelumnya dibawa Bibi Yui. Kami berjalan bersama kedalam rumah.
‘bahagianya bisa dirangkul idola~...maafkan aku Egi sepertinya aku akan betah tinggal di dunia ini, kapan lagi kan aku bisa merasakan hal ini? Tunggu sampai aku bisa bertemu Zhan ge nanti’
Rumah Ueda terlihat sepi, bahkan pekerja rumah pun hanya ada seorang satpam, seorang tukang kebun dan dua orang pelayan, mungkin dihitung menjadi tiga jika ditambah Bibi Yui.
“Risa kau besok jangan sekolah dulu, pulihkan tenagamu dulu” ucap Fanxing yang dengan perlahan menuntunku untuk duduk di sofa, kami sudah masuk kedalam rumah. Bibi Yui membereskan barang-barangku berupa beberapa pakaian dan obat dari Dokter Ryo.
“hmm tidak... aku mau sekolah besok, lagipula sayang kan jika aku ketinggalan pelajaran” ucapku sambil duduk di sofa, Fanxing dan Yuuta mendudukan diri mereka masing-masing di kanan dan kiri ku. Lalu Bibi Yui keluar dengan dua gelas jus jeruk dan segelas teh hangat juga beberapa cemilan kecil seperti biskuit dan makanan ringan.
“hah sejak kapan kau perduli dengan pelajaran?” tanya Yuuta dengan wajah terkejut
Oh ya aku lupa, dari ingatan gadis ini, ‘Risa’ bukanlah seorang gadis yang peduli tentang pendidikan atau apapun itu, di sekolah ia hanya ingin mencari kesenangan dan perhatian dari orang-orang, selama beberapa tahun dia belajar dengan giat hanya untuk membuat ayah dan kedua kakak angkatnya menyayangi dan bangga padanya, sama seperti sang ibu yang selalu memujinya jika mendapat nilai bagus dan menyemangatinya jika mendapat nilai buruk. Namun semenjak kematian sang ibu membuat Risa menjadi malas belajar dan berubah menjadi gadis yang menjengkelkan, karena sangat manja dan mengganggu –bagi sebagian orang.
“sejak hari ini, karena aku sadar bahwa tidak ada yang akan menyayangiku lagi semenjak kepergian ibu, jadi lebih baik aku berusaha agar aku tidak kesulitan di masa mendatang bukan?” aku menjawab sambil menunduk, berpura-pura sedih –ya walau kuakui bahwa aku sungguhan sedih dan hampir menangis saat ini. Suara ku agak bergetar karena menahan tangis.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah pelukan. Yuuta dan Fanxing sama-sama memelukku. Bahkan Fanxing pun membelai lembut rambutku. “kami ada untukmu dan akan selalu menyayangi dan melindungimu, kau tenang saja” ucap Fanxing.
Air mata yang tadinya ingin aku tahan tiba-tiba mengalir tanpa henti, isakan-isakan kecil berubah menjadi tangisan, aku menangis di pelukan kedua idolaku, aku agak heran sebenarnya, ini tangisan karena sedih atau malah karena bahagia?.
‘Risa kau tenang saja aku akan membuat semua orang di sekitar mu akan menyayangi mu, serahkan saja padaku’ tekadku dalam hati. Akan aku buat semua orang ini menjadi budak cinta seorang Ueda Risa.
***
“huh aku lelah menangis, mataku jadi bengkak begini”
Fanxing dan Yuuta sudah pulang sejak tadi, kini aku berada dikamar milik ‘Risa’. Kamar bernuansa putih biru ini benar-benar menunjukan sisi feminim ‘Risa’. Seluruh bagian mulai dari dinding yang perabotan didominasi warna biru muda dan putih.
Ruangan berukuran 8x8 ini berisi sebuah kasur berukuran Queen size dua nakas kecil di sisi kiri dan kanan tempat tidur, lalu ada sebuah lemari baju berwarna putih yang terletak menghadap kasur, di pintu lemari pun terdapat sebuah cermin full body. Lalu tepat di depan kasur ada sebuah meja belajar dengan beberapa buku tergeletak diatasnya.
Aku menatap pantulan diriku di depan cermin, lebih tepatnya tampilan dari tubuh Ueda Risa.
Tampilan fisikku saat ini tidak jauh berbeda dari penampilanku di kehidupan lalu, mata hitam besar dan wajah bulat, bibir tipis berwarna pink alami serta hidung mancung yang mungil. Hanya saja Ueda Risa ini memiliki rambut hitam panjang sepinggang sedangkan rambutku di kehidupan lalu hanya sebatas bahu, hanya itu saja yang membedakan penampilan kami.
‘hmm cantik juga aku jika berambut panjang begini, kenapa aku tidak pernah mencoba memanjangkan rambut dulu ya?’ ucap ku sembari mengelus dan mengikat rambut panjangku menjadi twin tail .
Tok tok tok
“Nona, Tuan dan kedua Tuan Muda sudah pulang, dan Tuan bilang Nona harus ikut makan malam sekarang,” sejenak tubuhku menegang saat mendengar ucapan Bibi Yui.
‘hah apa?! kenapa mereka ingin makan malam bersama?! Biasanya kan mereka akan makan tanpa Risa kenapa sekarang harus bersama’
“nona? Apa anda sedang tidur?”
“a-ah tidak Bi.. ba-baiklah aku akan keluar, tunggu sebentar”
“baik nona”
Aku bergegas menyelesaikan kegiatan menata rambutku, kini rambut panjangku sudah rapih, sejenak aku menarik nafas dan merapikan penampilanku. Sekali lagi aku memeriksa penampilanku di depan cermin, lalu bergegas menuju ruang makan.
‘tenang Risa, paling nanti mereka hanya mengacuhkan mu, sekejam apapun mereka pasti Keisuke tidak akan tega mengusirmu dari sini’
Aku berjalan dibelakang Bibi Yui sambil mengelus dada, sejak keluar kamar jantung ku sangat berdebar-debar. Entah karena alasan aku akan bertemu dengan orang-orang yang merupakan idolaku atau karena alasan lain.
Aku pun sampai diruang makan. Jun, Yuuki dan Keisuke sudah ada disana. Mereka duduk saling berdekatan di meja makan yang berukuran persegi panjang itu. Namun tempat ku duduk malah berjauhan dengan mereka, hanya aku sendiri. Aku sedikit menghela nafas sebelum duduk ke tempatku, tatapan Jun sangat tajam hingga aku merasa aku bisa mati hanya karena tatapan itu.
“se-selamat malam Tuan dan Tuan Muda”
“uhuk uhuk” aku melirik Jun dan Yuuki yang tiba-tiba saja tersedak.
‘hah kenapa mereka?’ lalu aku melirik ke arah Keisuke, tubuhnya sepertinya sedikit tersentak? Apa karena panggilanku pada mereka?
“ekhem... Risa ada yang ingin aku beri tau padamu” Suara Keisuke memecah keheningan di meja makan. Aku mengangguk sambil memakan makanan ku.
“setelah ulang tahunmu yang ke 18 aku akan mencabut hak adopsiku padamu, dan saat itu kau harus keluar dari rumah ini” lanjut Keisuke.
“uhuk uhuk .. ehh kenapa Tuan?” oke sekarang gantian aku yang tersedak, ayo lah baru tadi aku mencoba berfikir positif bahwa Keisuke tidak akan mengusirku, tapi kenapa yang terjadi malah kebalikannya.
“heh dasar tidak tau diri!, kau benar-benar tidak tau alasannya hah?!” tubuhku tersentak saat Jun membentakku. Ini pertama kalinya ada yang membentakku, bahkan keluargaku tidak pernah ada yang berkata dengan nada tinggi padaku.
Aku menunduk semakin dalam, ingatan ‘Risa’ tentang kematian nyonya Ueda pun terlintas di pikiranku. ‘apa karena kejadian itu? tapi itukan juga bukan kesalahan ‘Risa’ kenapa kalian sangat membenci gadis ini?’
“ma-maaf... ba-baiklah Tuan saya akan menurut”
Seketika suasana hening, hingga Yuuki berbicara “ka-kau bilang apa tadi? maaf? Kau pikir dengan maaf mu itu Ibuku akan kembali hah?!” suaranya agak bergetar, dia benar-benar terlihat emosi.
“saya tau itu tidak akan merubah apapun Tuan Muda, tapi setidaknya izinkan saya untuk mengatakan hal itu... maaf karena sudah membuat kalian kehilangan orang yang sangat berharga... dan maaf karena saya sudah merusak keluarga kalian...” aku sedikit menjeda karena ragu untuk mengatakan hal selanjutnya namun aku berusaha memberanikan diri, ini adalah langkah awal untuk membuat mereka jadi bucin padaku.
“ta-tapi Tuan, masih perlu dua tahun lagi sampai aku berumur 18, emm sampai saat itu tiba saya masih berada di bawah tanggung jawab Tuan kan?”
Aku menatap lurus kearah Keisuke dan meilirik sekilas ke arah Jun dan Yuuki, ‘rasanya aku lebih suka melihat mereka di layar laptop dibanding melihat aslinya begini, tolong kembalikan Jun, Yuuki dan Keisuke ku yang lucu dan imut... kenapa mereka jadi menyeramkan begini?!’
Membayangkan betapa berbedanya sifat mereka di dunia ini dengan dunia ku membuat air mata menggenang di pelupuk mataku, saat aku berkedip air mata itu langsung jatuh. Sesaat aku melihat Keisuke kembali menegang saat melihatku. Entah apa yang dia pikirkan tapi dia langsung menoleh ke samping, seperti terlihat menghindari tatapan mataku.
“cih kau ini memang gadis yang tidak tau diri ya!” ucapan Jun tidak aku indahkan, ‘sabar Risa sabar, tunggu sampai mereka benar-benar menjadi bucinanmu nanti dan kau bisa membalas mereka’
“iya tentu saja, selama dua tahun kedepan aku akan memberi uang padamu tiap bulan, dan masih akan menanggung biaya sekolah mu hingga lulus sekolah menengah atas, tapi hanya sampai sana, setelah itu kau harus pindah dari rumah ini dan tidak boleh lagi menampakan wajah mu di sekitar kami”
Stab
Rasanya ada panah imajiner yang menusuk hatiku, sebenci itukah kalian pada ‘Risa’?!... hhh setidaknya aku masih akan mendapat uang saku, akan aku tabung dan kubelikan rumah nanti.
Jun dan Yuuki tersenyum, ahh tidak lebih tepatnya mereka sedang mengejekku dengan dalih tersenyum. Dengan berat hati aku menjawab, “baiklah terima kasih atas kebaikan Tuan”
......づつく......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments