Chapter 15

“Risa kau baik-baik saja?” tanya salah satu pemuda.

“aku baik Yibo ge, tapi aku tidak tau kenapa mereka begitu”

Setelah cengkraman para gadis itu terlepas aku langsung berdiri dan berlindung di belakang Yibo dan Jun. Jun masih menatap tajam pada para gadis yang aku tau jika mereka adalah orang-orang yang mengship YiZhan, ‘mereka ini ada masalah apa sih, tidak tau ya jika aku juga mengship CP yang sama dengan mereka?!’

“jadi, ada apa dengan kalian? Berani-beraninya mengganggu putri bungsu keluarga Ueda. Jangan mentang-mentang kalian ini fans nya Yibo jadi mengira aku tidak bisa membalas kalian. Kau tidak keberatan kan Bo?”

“tidak, perilaku mereka salah. Aku tidak akan membela mereka. Apalagi perbuatan mereka membuat Risa terluka seperti ini”

“dengarkan? Lain kali jika aku melihat kalian mengganggu adikku lagi kalian akan mendapat hukuman”

Para gadis tadi langsung terdiam. Tidak ada yang berani berbicara, padahal aku sudah menyiapkan mental jika saja salah satu dari mereka mengadu tentang kejadian semalam saat aku berjalan bersama Zhan ge pada Yibo, tapi sepertinya mereka terlalu takut dengan aura yang dikeluarkan baby lion nya Xiao Zhan itu.

Jun merangkulku dan mengajakku ke UKS, Yibo mengikuti dengan tenang di sampingku. Sesekali mereka bertanya apa aku baik-baik saja, dan bagaimana kondisi kesehatanku. Semua aku balas dengan kata baik-baik saja, dan sebentar lagi aku tidak akan lagi merasakan sakit ini. Tanpa tau yang sebenarnya mereka terlihat lega dengan jawabanku.

Setelah mengobati lukaku, Jun mengantarku ke kelas. Saat masuk kelas seluruh murid menatapku dengan sinis dan tajam. Bahkan Fanxing dan Yuuta –ah apa?—. ya garis bawahi kata tadi, bahkan Fanxing dan Yuuta pun menatap tajam padaku. ‘sebenarnya ada apa sih?’

“Fanxing? Ada apa ini? Kenapa semua menatap tajam padaku?” tanyaku pada Fanxing setelah duduk disampingnya. Hanya Reina yang tidak menatapku tajam. Bahkan gadis itu tidak menatapku sama sekali.

“apa kau lupa dengan perilakumu sendiri?!” ucap Fanxing dengan nada sinis.

Aku terkejut, ini pertama kalinya Fanxing menggunakan nada ini padaku. Sebelumnya dia hanya menggunakan nada halus, lembut atau tegas, bukan nada sinis dan terkesan dingin seperti ini.

“me-memangnya aku melakukan apa? aku tidak merasa melakukan hal yang salah”

“kau bilang menggertak dan mengancam Reina bukan hal yang salah?! Kau ini kenapa sih? Jika marah padaku dan Yuuta jangan melampiaskan amarah itu pada Reina hanya karena kami lebih memilih bersamanya. Bukannya kau sudah mendapat perhatian senior Ueda dan senior Wang?

"Kau sudah mendapat apa yang kau mau apa salahnya jika aku dan Yuuta berteman denga Reina dan mendahulukannya?! Kau tidak boleh egois dengan menahan semua orang untuk selalu ada disampingmu!”

“huh? Apa maksudmu? Kap—..”

“Risa, aku minta maaf jika kehadiranku membuat persahabatan kalian renggang, jika kau keberatan dengan itu aku akan menjauh dari kalian mulai sekarang” ucapan Reina memotong kalimat pembelaanku. Aku langsung menatap curiga padanya.

‘huh? Apa-apaan dia? Mencoba memfitnahku? baiklah akan aku ikuti ceritamu, kebetulan hal ini bisa membantuku agar rencana kepergian ku bisa berakhir dengan cepat’ batinku.

“aku tidak paham dengan situasi ini, tapi memangnya kapan aku pernah mengancammu? Dari mana kalian tau info itu?”

“Reina yang mengadu padaku” ucap Yuuta

“hmm... Baiklah, jadi tidak ada gunanya lagi aku mengelak jika begitu” aku berjalan menuju meja Reina. Gadis itu menunduk terlihat agak gemetar. ‘aktingnya bagus juga,’ pikirku

Brak!

“kau anak pengadu rupanya!, padahal sudah kubilang jauhi mereka diam-diam, tapi kau malah berani bilang pada mereka tentang semalam?! Yang berhak di manja oleh mereka hanya aku, orang luar sepertimu lebih baik enyah saja!”

Plak

“!!”

“Fanxing, kau? Kau berani menamparku?” lirihku, tanganku memegang pipi. Tamparannya sangat keras bahkan hampir saja aku memuntahkan seteguk darah.

“kenapa kau menyudutkan Reina begitu? Astaga ternyata sifatmu egoismu memang tidak pernah berubah”

Aku terdiam. Dari awal rencanaku memang ingin membuat Fanxing dan Yuuta membenciku, tapi kenapa mereka dengan mudahnya mempercayai sandiwara ini? Padahal kukira mereka akan jadi orang yang paling sulit untuk dibuat membenciku, namun siapa sangka hanya dengan sedikit rumor sudah membuat mereka berpaling dari ‘Risa’?

Tepat setelah aku ingin menjawab perkataannya, wali kelas kami datang dan langsung memulai pembelajaran. Meminta seluruh murid untuk duduk di kursinya masing-masing. Tidak sengaja aku melirik ke arah Reina. Gadis itu sedang tersenyum penuh kemenangan.

‘akting yang bagus! Tapi jika respon Fanxing dan Yuuta saja seperti ini, bagaimana dengan respon Yibo dan Xiao Zhan nanti?!’ batinku

***

Seperti dugaanku, saat jam istirahat aku yang awalnya ingin berbicara pada Fanxing harus mengurungkan niat itu. Karena Yibo tiba-tiba datang ke kelas dan langsung menyeretku ke taman belakang sekolah.

“akh! Uhuk!”

Setibanya di sana Yibo langsung membantingku ke tembok, seteguk darah yang sebelumnya aku tahan langsung keluar. Kepalaku seketika pening. Bahkan Yibo juga mencengkram leherku.

‘ketika di dunia lamaku, aku pernah lihat Yibo marah tapi aku tidak membayangkan jika kemarahannya akan semengerikan ini. Bahkan berani bermain fisik. Ya Tuhan tolong aku semoga bisa melewati hal ini dengan selamat’

“sepertinya aku tau kenapa para fansku tadi mengganggumu! Coba jelaskan arti dari foto-foto ini! Semalam kau bersama Zhan ge dan bahkan memeluk juga menciumnya?!”

Yibo melemparkan lima lembar foto kearahku, lalu setelah itu melepaskan cengkramannya membuat aku langsung terjatuh. Aku mengambil foto yang dia lemparkan. Semuanya adalah fotoku bersama Xiao Zhan tadi malam saat ke mini market bersama. Namun karena efek sudut foto yang pas dan beberapa editan membuat pose yang ada foto terlihat sangat intim.

Bahkan entah bagaimana, ada satu foto yang menunjukan seolah-olah aku sedang mencium Xiao Zhan tepat di bibir. ‘astaga editannya level dewa, padahal kami berdekatan hanya saat Xiao Zhan menangkapku ketika aku akan terjatuh dan saat aku membisikan jika ada yang mengikuti kami, selebihnya ada jarak yang cukup jauh diantara kami saat berjalan bersama,apa ini perbuatan Reina? jika iya, Aku bingung harus berterima kasih padanya atau mengutuknya’

“ternyata dari awal kau memang memiliki niat untuk merusak hubungan kami ya?! Padahal aku sudah percaya padamu!” bentak Yibo yang membuatku kembali tersadar dari lamunan. Punggungku sangat sakit karena benturan tadi, kakiku juga sudah seperti jeli yang bahkan tidak bisa menahan tubuhku.

‘disaat seperti ini lebih baik aku tidak memprovokasinya, kan?’

Karena aku merasa sakit disekujur tubuh aku hanya bisa bersimpuh di depan Yibo, “Yibo ge.. se-semua ini palsu, aku akui semalam aku memang bersama Zhan ge tapi aku tidak me-melakukan hal-hal yang ada di foto itu. A-aku bersumpah, jika tidak percaya Yibo ge bisa tanya Zhan ge” jawabku dengan terbata-bata, sesekali meringis karena saat aku bicara rasa sakit itu semakin terasa.

Alis Yibo mengernyit, “jangan pakai kata ‘ge’ lagi untuk memanggil kami. Lagipula untuk apa aku bertanya pada Zhan ge, kau pasti memanfaatkan kebaikannya dan meminta dia untuk menyembunyikan perilakumu ini kan? Dasar anak pungut, keluarga Ueda sangat sial karena bertemu denganmu.”

Deg

‘perasaan sakit apa ini? Kata-kata terakhirnya seperti menusuk jantungku dan membuatku sesak bahkan untuk bernafas pun sangat sulit’

Aku memejamkan mata lalu menarik nafas, berharap semoga sakit yang aku rasa bisa berkurang. Yibo berlutut di hadapanku, ia mencengkram daguku dan memaksaku untuk menatapnya.

“mulai detik ini enyahlah dari kehidupanku dan Zhan ge!” ucapnya dengan penuh penekanan. Lalu dengan kasar melepaskan cengkramannya. Setelah itu dia pergi tanpa melihatku kembali, mengabaikanku yang sedari tadi meringis.

‘tanpa kau minta sekalipun aku juga akan tetap pergi’

***

Waktu sekolah sudah berakhir namun aku sengaja membolos dan tidak masuk kelas dari sejak jam istirahat berakhir. Kini aku berada di atap, tempat yang sering ‘Risa’ datangi jika sedang merasa muram. ‘padahal aku diberi waktu tiga bulan tapi entah kenapa sepertinya semua ini akan berakhir hanya dalam tiga hari. Hhh apa aku harus bersyukur atau meratapi nasibku’

Kriett

“sudah kuduga kau ada disini? Ada apa? kenapa kau tidak berada dikelas?”

Aku menoleh kearah suara pintu, Jun sedang berdiri disana. Dia membawa tasku yang sengaja aku tinggalkan. Sepertinya dia menjemputku ke kelas. Namun karena tidak menemukanku jadi dia mencari hingga kesini.

Aku bangkit dari dudukku dan langsung memeluknya. “kak, apa kakak tau rumor yang beredar tentangku dengan Senior Wang dan Senior Xiao?”

Jun mengelus rambutku, dengan nada lembut ia menjawab, “eum, aku tau, tapi aku percaya padamu bahwa kau tidak akan melakukan itu. aku yakin jika itu hanya kesalahpahaman. Tadi Yibo cerita padaku. Apa kau baik-baik saja? Yibo bilang dia sempat membanting dan mencengkrammu tadi?”

“maafkan aku kak, apa aku membuat persahabatan kalian jadi hancur? sepertinya benar kata Senior Wang, aku hanya anak pungut pembawa sial” pelukanku mengendur dan aku mulai menjaga jarak dengan Jun.

Tanpa diduga Jun kembali memelukku, “apa-apaan perkataan itu, kau adikku. Lagipula Yibo hanya emosi sesaat, persahabatan kami baik-baik saja. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Sudahlah ayo kita pulang, ayah dan kak Yuuki pasti sudah pulang. Kami akan membantumu menghilangkan rumor itu”

“terima kasih kak Jun” seketika aku terisak karena mendengar perkataanya.

Kami pun pulang bersama. Lingkungan sekolah sudah mulai sepi. Namun orang-orang yang masih ada di sana melihatku dengan tajam. Membuatku semakin mengeratkan peganganku pada Jun. Kami menunggu jemputan di depan gerbang. Keisuke belum mengizinkan Jun membawa mobil sendiri, lagi pula Jun masih tahap belajar dan belum lancar.

Beberapa menit menunggu jemputan kami belum juga sampai. Hingga tiba-tiba seseorang yang sangat aku kenal menghampiri kami.

“Risa...”

Aku dan Jun menoleh ke arah suara. Seketika tubuhku menegang dan secara reflek aku bersembunyi di belakang Jun.

“se-senior Xiao? A-apa kau juga ingin be-bertanya tentang sebuah foto ya-yang berisi aku dan Senior Wang?”. Suaraku sangat terbata-bata, padahal aku yakin jika Xiao Zhan tidak akan bermain fisik, tapi sepertinya tubuh ini trauma dengan apa yang terjadi saat bersama Yibo tadi.

Xiao Zhan menatap heran padaku, “kenapa kau tiba-tiba memakai panggilan formal lagi? Lalu dari mana kau tau apa tujuanku?”

“i-itu ta-tadi...”

“Zhan ge bagaimana jika kita bicarakan ini dirumah kami saja? Sepertinya Risa masih Shock”

“tidak usah kak.. a-aku tidak apa-apa.. kakak pulang duluan saja aku akan bicara berdua dengan Senior Xiao”

“tapi Risa?”

Aku tersenyum, “tidak apa-apa kak. Nanti aku akan pulang kok”

“emm baiklah, kalau begitu kakak duluan ya. Hati-hati saat akan pulang nanti”

Aku mengangguk, jemputan kami sebenarnya sudah datang sejak Jun mengajak untuk bicara di rumah Ueda. Tapi aku ada rencana lain untuk Xiao Zhan. Pemuda dengan mole dibawah bibir itu pasti akan percaya jika aku mengatakan jika foto itu hanya editan dan rencanaku untuk menjauh darinya akan terancam gagal.

Kami agak berpindah tempat mengobrol dan memilih sebuah kafe yang berada tak jauh dari sekolah. Untuk mencairkan suasana yang sebelumnya sangat tengang masing-masing dari kami memesan cake dan minuman pendamping.

“jadi? Kau belum menjawab dua pertanyaanku tadi” ucap Xiao Zhan dengan aura mendominasi yang kentara

“e-em untuk pertanyaan yang pertama, a-aku hanya merasa tidak pantas lagi memanggil senior Xiao dengan panggilan akrab.. –tolong jangan tanya alasanya” ucapku cepat ketika melihat Xiao Zhan yang hampir membuka mulut. Setelah itu ia kembali terdiam.

“untuk pertanyaan yang kedua, itu karena aku yang mengirim foto itu,” suaraku yang tadinya sangat gugup menjadi agak tenang setelah mengatakan kalimat itu. “aku sengaja mengirim foto itu untuk merusak hubungan kalian, dari awal aku memang tidak ada niat merebut senior Xiao karena yang aku incar adalah senior Wang”

‘Ya Tuhan tolong hambamu ini agar bisa menghadapi bunny yang sebentar lagi akan mengamuk’ batinku ketika melihat ekspresi Xiao Zhan yang mengeras.

“lalu bagaimana bisa kau membuat Yibo memelukmu seperti ini?,” sama seperti Yibo sebelumnya, Xiao Zhan juga mengeluarkan lima lembar foto. Satu yang menunjukan pose ketika aku mengusap kepala Yibo, tiga lembar foto Yibo yang memelukku dari belakang, dan satu lembar foto yang memperlihatkan aku sedang menciumnya.

‘lagi-lagi adegan ciuman, gadis itu dapat dari mana sih? Eh salah, seharusnya ‘bagaimana dia mengeditnya’. Bisa mati aku, Xiao Zhan sepertinya sangat marah’

Di duniaku belum pernah aku melihat Xiao Zhan marah, tapi biasanya marahnya orang sabar lebih mengerikan dari orang yang kelihatan sering marah-marah. Xiao Zhan memang jarang marah jika hal itu menyangkut dirinya, tapi tidak jika hal yang disinggung adalah orang-orang yang disayanginya.

“kenapa kau begitu? Dari awal sepertinya Yibo benar, seharusnya aku tidak pernah bersikap baik padamu. Kau bahkan memanfaatkan kepercayaanku begini. Lalu bagaimana kau memaksa Yibo melakukan hal ini? Aku yakin dia pasti menolak dengan keras”

Diam-diam aku meneguk ludah dengan susah payah, aura Xiao Zhan terasa sangat berat dan menyesakkan. “aku memasukan banyak serangga ke dalam lokernya, dan aku bilang tidak akan membuangnya sebelum Senior Wang mengiyakan keinginanku”

Brak!

‘mati aku, mati aku’

Xiao Zhan tiba-tiba menggebrak meja, beruntung kafe ini sedang sepi hingga tidak ada yang memperhatikan kami. Lagi-lagi aku meneguk ludah. Keringat dingin sudah mengalir deras sejak pertama kami masuk ke kafe.

Xiao Zhan berdiri. Pemuda itu menatapku dengan tajam, meski aku sudah sangat tidak tahan tapi aku membalas tatapannya dengan sinis. ‘tolong seseorang berikan aku sebuah penghargaan atas akting terbaik setelah ini!, bisa-bisanya aku masih bertahan padahal rasanya aku ingin mengubur diriku hidup-hidup saat ini’ batinku menjerit ngeri.

“mulai detik ini enyahlah dari kehidupan Yibo, jangan pernah dekati dia lagi!” ucapnya lalu melenggang pergi keluar kafe.

Aku melihat kepergian Xiao Zhan dengan tatapan memelas. Kekuatanku terasa seperti diserap habis karena menghadapi kemarahan Xiao Zhan. Aku menenggelamkan wajahku diantara lipatan lengan. Mengatur nafas dan detak jantungku yang sejak tadi berdetak sangat cepat. Sakit yang sebelumnya sempat menghilang pun kini kembali terasa.

“no-nona? Apa anda baik-baik saja”

Aku mengangkat kepala dan melihat seorang pelayan kafe memandangku dengan cemas. Aku kembali duduk dengan benar. Dan membalas tatapan itu dengan senyuman.

“saya baik, terimakasih atas perhatiannya”

“em mungkin ada yang bisa saya bantu untuk anda?”

Aku sedikit berfikir, “ahh bisakah aku meminta segelas air putih?”

“tentu saja Nona, saya akan segera membawakannya”

Pelayan wanita itu pun bergegas ke dapur, sepertinya ia melihat kejadian saat Xiao Zhan membentakku. Entah kenapa aku seperti seorang gadis yang di putuskan oleh kekasihnya karena selingkuh.

Beberapa menit kemudian pelayan itu kembali dengan segelas air putih. “terimakasih” ucapku. Lalu aku memakan pesananku dan juga pesanan milik Xiao Zhan. Setelah itu aku meminum obat penghilang rasa sakit.

“Risa?”

“huh?” aku reflek menoleh kearah suara.

...つづく...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!