Chapter 4

Setelah obrolan itu berakhir, Keisuke, Jun dan Yuuki pergi menuju kamarnya masing-masing tanpa berbicara sepatah kata pun padaku.

Aku masih diam di meja makan, memikirkan berbagai cara untuk membuat mereka bucin atau paling tidak aku harus mencari cara supaya hidupku tidak sengsara kedepannya.

“nona... apa anda baik-baik saja?” ucap Bibi Yui sembari mengelus sayang kepalaku.

“i-iya Bi aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir, aku sudah tau hal ini akan terjadi...”

“jika Nona mau, Nona bisa tinggal dengan Bibi, Bibi ada rumah di desa saat Nona keluar dari rumah ini maka Bibi juga akan berhenti bekerja”

Aku tersenyum kemudian menggeleng, “tidak perlu Bi, aku tidak ingin menyusahkan Bibi lagi. Nanti aku akan berusaha mencari tempat tinggal dan pekerjaan, lagipula dua tahun bukan waktu yang sebentar kok”

‘dan mereka juga tidak akan sampai mengusirku, akan aku pastikan hal itu’

Aku kembali ke kamar, mengecek isi nakas dan lemari. Siapa tau ada benda yang bisa menjadi petunjuk atau paling tidak benda yang bisa membantuku. Aku membuka lemari dan menutupnya saat melihat hanya ada baju dan tas, lalu membuka nakas sebelah kiri dan menutupnya kembali karena hanya ada sebuah smartphone dan beberapa ikat rambut, hal yang sama aku lakukan pada nakas sebelah kanan.

‘kenapa aku merasa seperti seorang pencuri ya? Ahh ... sudahlah lupakan’

Aku putus asa karena tidak bisa menemukan hal yang aku cari –entah apa yang aku cari sebenarnya, aku mengambil smartphone yang ada di nakas dan mengeceknya, saat aku buka ternyata smartphone itu terkunci. ‘hh untung aku mendapat ingatan ‘Risa’ jika tidak mau bertanya pada siapa tentang kata sandi dari smartphone gadis ini’

Sambil rebahan, aku membuka seluruh apk yang ada, dan apk terakhir yang kubuka adalah galeri. Gadis ini sepertinya benar-benar tidak memilliki banyak teman atau kenalan. Kontak yang dia simpan hanya Fanxing, Yuuta, Zhan ge, Yibo, Jun dan Yuuki

Bahkan isi chat yang dia miliki hanya berisi chat dengan Fanxing, Yuuta, Zhan ge, Yibo, tapi Yibo tidak pernah menanggapi, dan dari Fanxing dan Yuuta pun tidak pernah ditanggapi oleh ‘Risa’. ‘Hei ‘Risa’ kenapa kau jahat sekali pada Fanxing dan Yuuta’, dan terakhir Zhan ge, pada dasarnya Zhan ge adalah pribadi yang baik dan ramah dia membalas setiap kali ‘Risa’ memberinya pesan. Dan obrolan diantara mereka akan terus berlanjut sampai Zhan ge berhenti membalas, dan saat Zhan ge berhenti membalas pasti karena dilarang oleh Yibo. ‘entah kenapa aku bisa berfikir begitu’ batinku

Isi galeri pun tidak jauh-jauh dari keempat orang diatas, sepertinya ini dia dapat dari akun sosmed mereka, karena kebanyakan adalah selfie . ‘hmm sepertinya ‘Risa’ ini masih menganggap Fanxing dan Yuuta spesial untuknya’.

Karena lelah dan hari sudah semakin larut, aku pun memutuskan untuk tidur dan beristirahat.

****

Keesokan paginya

“baiklah bekal sudah siap, sekarang tinggal menunggu Fanxing”

Kini masih pukul 6 sebenarnya, tapi aku sudah rapih dengan seragam sekolahku yang berupa seragam sailor berwarna abu berpadu dengan garis putih disekitar lengan. Serta rok selutut berwarna putih. Bahkan aku juga sudah selesai membuat 3 bekal, untuk aku ,Fanxing dan Yuuta nanti.

“ Nona ? Sedang apa didapur? Tumben?”

Aku menoleh kebelakang, melihat Bibi Yui yang menatapku dengan tatapan heran.

“ehehe iya Bi, hari ini aku sengaja ingin membuat bekal un-...”

“kami tidak sudi ya menerima bekal itu... cih jangan harap kau bisa membuat kami bersimpati hanya karna sebuah bekal”

“benar!... dan satu hal kau tidak boleh berangkat bersama kami kesekolah!”

Aish, belum sempat aku selesai bicara Jun dan Yuuki sudah seenaknya saja memotong, lagipula bekal ini juga bukan untuk kalian ya!

“ekhem, Tuan Muda maaf jika aku menanyakan hal ini, tapi dari mana asal kepercayaan diri yang tinggi milik kalian itu? aku memang membuat 3 bekal tapi bekal ini akan kuberikan pada Fanxing dan Yuuta bukan untuk kalian, Dan lagi aku juga tidak perlu berangkat bersama kalian karena Fanxing akan menjemputku”

Raut wajah Jun dan Yuuki seketika berubah, mereka terlihat semakin kesal tapi wajah mereka memerah, ‘pfft aduh lucu sekali ekspresi mereka, aih Jun dan Yuukiku yang imut ternyata masih ada.’

Bibi Yui membantuku menaruh bekal yang tadi aku buat kedalam tas, setelah sebelumnya dibungkus dengan kain, atau biasa disebut Furoshiki.

Drt drt drt

Dering ponsel mengalihkan perhatianku, Fanxing mengirim pesan memberitahu jika dia sudah ada didepan gerbang. Setelah membaca itu aku langsung meraih tas lalu menghampiri Bibi Yui, mengulurkan tangan.

“ehh kenapa Non?”

‘astaga kenapa aku melakukan kebiasaanku dari kehidupan sebelumnya?!’

Melihat Bibi Yui yang kebingungan, akhirnya aku langsung meraih tangannya dan menciumnya, Bibi Yui seketika berjengit.

“No-Nona?!”

“ini adalah cara orang-orang Indonesia untuk menghormati orang yang lebih tua Bi, biasanya dilakukan kepada keluarga tapi... ya Bibi tau sendirikan. Lagipula aku sudah menganggap Bibi sebagai keluargaku, jadi aku melakukan hal ini.” Ucap ku sambil tersenyum kepada Bibi Yui, sekilas melirik ke arah Jun dan Yuuki namun mereka langsung membuang muka dan pergi meninggalkan kami.

“oh begitu... baiklah, tapi Nona lain kali tidak perlu begini, Bibi sudah paham jika Nona memang menyayangi Bibi tanpa perlu ditunjukan dengan tindakan” Bibi Yui balas tersenyum, dia juga mengelus pucuk kepalaku dengan sayang. “sudah sana Nona harus berangkat sekolah bukannya tadi Tuan Muda Fanxing sudah memberi pesan pada Nona?”

“ehh! Iya astaga hampir lupa.. baik Bi aku berangkat dulu!”

“hati-hati Nona”

“oke Bi”

Setelah membalas Bibi Yui aku dengan cepat langsung berlari ke gerbang, tanpa meghiraukan Jun, Yuuta dan Keisuke yang sedang sarapan di meja makan. Bahkan aku tidak megucapkan salam sama sekali kepada mereka, toh buat apa mereka juga tidak akan peduli. Tapi disinilah strategi pertama untuk membuat mereka bucin, yaitu bersikap berbeda, setelah beberapa hari mereka pasti akan penasaran padaku. Hohoho tidak sia-sia aku suka membaca beragam novel transmigrasi jadi aku bisa menggunakan trik-trik dari novel yang pernah aku baca itu.

“hah... hah... hah.. Fan-xing ma-af telah hh membuat-mu me-nunggu”

“astaga Risa kau habis olahraga atau gimana?”

Aku masih berusaha mengatur nafas, “hh aku takut membuatmu menunggu, jadi tadi aku langsung lari kesini”

Fanxing terkekeh, “tumben biasanya kau membuat ku menunggu selama 2 jam atau bahkan meninggalkanku sendiri dan berangkat duluan ke sekolah”

Aku terpaku ditempat, bukan karna ucapannya tapi karna senyumannya itu, ‘aduh duh jantungku, hidup didunia ini sangat tidak baik bagi jantungku’ secara tidak sadar aku memegang dada. Fanxing yang menyadari hal itu langsung menatapku dengan khawatir dan panik.

“Risa jantungmu kenapa?! Apa terasa sakit?! Kau baik-baik saja?!”

“e-eh ti-dak kok aku baik-baik saja, tapi Fanxing aku mohon padamu ya, jika ingin tersenyum beri aba-aba dulu, biar aku bisa menyiapkan mental” ucapku tanpa sadar.

Wajah Fanxing seketika menampilkan raut bingung, “hah? Apa maksudmu?”

‘Aih, kenapa wajahnya malah semakin lucu sih, jantungku jadi berdetak makin cepat!’

“ahahah sudah lupakan saja... ayo nanti kita terlambat sekolah”

“hmm baiklah ayo, tapi jika nanti kau merasa jantungmu sakit segera beri tahu aku atau Yuuta ya”

“iya iya baiklah” ucapku sambil tersenyum,

Fanxing membuka pintu mobilnya, mempersilahkan aku untuk masuk, lalu setelah memastikan aku nyaman dia pun masuk dan menempati kursi pengemudi, lalu kami pun berangkat bersama ke sekolah.

****

Beberapa menit kemudian kami pun sampai di sekolah. Aku memandang kagum ke seluruh penjuru sekolah. Sekolah ini sangat luas dan memiliki taman yang sangat indah. Ada beberapa kursi dan meja piknik juga ada sebuah air mancur yang sangat besar di tengah taman itu.

Kaitei –yayasan tempat ‘Risa’ belajar– memiliki tiga tingkatan pendidikan, ada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Kini ‘Risa’ sedang berada di jenjang Sekolah Menengah Atas tahun pertama. Sedangkan Jun dan Yibo adalah siswa tahun kedua di Kaitei Senior High School, lalu Yuuki dan Xiao Zhan berada di tahun ketiga.

“Risa kenapa melamun? Kau tidak mau turun?”

“a-aku takut Fanxing...” ‘takut jika didalam sana mungkin akan berisi idola-idolaku yang lain’ lanjutku dalam hati. Kan bahaya, bagaimana jika aku tidak bisa mengendalikan ekspresiku dan malah menatap mereka dengan tatapan memuja?!’

“tidak apa-apa aku akan melindungimu, sudah ayo aku akan mengantarmu ke kelas”

Aku mengangguk, lalu membuka pintu dan melangkah keluar. Saat aku turun aku merasa seluruh mata seperti melihatku dengan berbagai macam tatapan, namun mayoritas adalah tatapan penuh benci yang berasal dari para gadis. Seperti dugaanku, sebagian dari murid-murid disini ternyata aktor-aktor yang aku kenal dan aku suka dikehidupan laluku. ‘surga dunia!!’ batinku menjerit.

Disekolah, identitas Risa sebagai anak angkat keluarga Ueda sudah menjadi rahasia umum, semua orang tau hal ini. Bahkan semua orang pun tau jika Jun dan Yuuki termasuk sang kepala Keluarga tidak menyukai Risa, ditambah lagi dengan kejadian yang menimpa Nyonya Ueda. Hal itu membuat orang-orang yang menyukai Jun dan Yuuki jadi membenci Risa, karena Risa tidak memiliki sedikitpun ‘perlindungan’ dari Keluarga Ueda, orang-orang itu berani menunjukan ketidaksukaan mereka. Mereka sering sekali membully Risa. Bahkan tepat di depan Jun dan Yuuki, tapi kedua orang itu tidak melakukan apapun dan hanya melihat adik angkatnya dipermalukan di depan umum

‘kali ini aku tidak akan tinggal diam, karena aku bukan ‘Ueda Risa’ tapi ‘Andila Risa Riskia’,akan aku balas perlakuan mereka’ aku benar-benar kasihan dengan ‘Risa’ dari awal dia tidak pernah berharap akan diadopsi oleh sebuah keluarga, ‘Risa’ kecil yang tumbuh di jalanan hanya berharap jika Tuhan akan menjaganya agar kehidupannya bisa terus berlanjut. Tapi siapa sangka Tuhan akan mempertemukannya dengan Nyonya Ueda, lalu Nyonya Ueda yang prihatin dengan ‘Risa’ akhirnya memutuskan mengadopsi gadis itu bahkan dengan tanpa persetujuan suami dan kedua anaknya.

Kami kini sudah berada di depan kelasku, pintunya agak terbuka sedikit. Fanxing pun langsung pergi tanpa sempat melihat sebuah ember yang terletak di atas pintu. Aku sekelas dengan Yuuta tapi sepertinya pemuda bermarga Koseki itu belum datang. Karena jika dia sudah di kelas seharusnya anak-anak kelas tidak akan berani melakukan kejahilan seperti ini. Sebelum kami sampai didepan kelas aku sempat memperhatikan anak kelas yang terlihat sedang mengamati sesuatu atau mungkin lebih tepatnya sedang menungguku. Saat anak itu melihat aku datang ia langsung masuk kedalam kelas. entah apa yang ada didalam ember itu, tapi karena aku sudah melihatnya tentu saja aku tidak akan terkena hal seperti ini.

Aku membuka pintu, lalu segera mundur sebelum ember itu mengenai kepalaku, sedetik kemudian aku berhasil menangkap ember itu. ‘aih dari mana mereka mendapat air kotor ini?’

Ember itu berisi air berwarna hitam dengan aroma yang sangat menyengat, bahkan jika dilihat teksturnya sangat kental, ‘bisa susah dibersihkan jika ini mengenai tubuhku, ditambah lagi anak-anak disini pasti akan menyuruhku membersihkan cairan ini’ memikirkan hal itu membuat aku sangat kesal.

Tatapanku menyapu seluruh ruangan, semua orang menatapku dengan tatapan terkejut. Murid dikelas ini ada 20 orang termasuk ‘Risa’, ada beberapa yang aku kenal. Di kelas ini ada 5 orang –termasuk Yuuta yang merupakan idola kesukaanku di kehidupan lalu,. Ada Zhao Lei, Yan Xujia, Xia Zhiguang dan Ryuji Sato. Mereka duduk dikursinya masing-masing dan sepertinya tidak terlibat dengan kejadian ini tapi mereka juga menatapku dengan terkejut.

“heh kau, ini aku kembalikan embernya. Aku yakin pasti kau yang menaruhnya, kuperingatkan lain kali kalian jangan lagi menggangguku atau kalian akan mendapat hukuman” ucapku sembari melempar ember yang sebelumnya aku pegang kepada orang yang berada didekatku, untung saja dia tanggap dan langsung mengambilnya.

Seisi kelas tiba-tiba penuh dengan tawa.

Bahkan Zhao Lei, Yan Xujia, Xia Zhiguang dan Ryuji pun tertawa. ‘entah kenapa bukannya malu, tapi aku malah senang ya rasanya?’. Jelas saja aku senang melihat mereka berempat tertawa membuat hatiku hangat.

Brak!!

“anj-...” ‘eh.... astaga hampir saja aku menghujat... siapa sih yang tiba-tiba menggebrak pintu!! Kaget tau!!’ Aku melihat ke arah pintu.

“benar yang Risa katakan dan keluarga Koseki yang akan menghukum kalian! Camkan itu baik-baik!”

“ehh Yuuta? Ish kau membuatku kaget tau!! Bagaimana jika jantungku copot hah?!” dengan reflek aku memukulnya.

“aduh duh ... hahaha iya iya maaf, aduh sudah dong! Yuk lebih baik kita duduk, bel sebentar lagi berbunyi”

Yuuta menggandeng lenganku dan menuntunku ketempat duduk. Kami memang duduk bersebelahan, di bagian kedua dari belakang,tempatku dekat dengan jendela lalu dua tempat duduk disamping Yuuta diisi oleh Zhao Lei dan Ryuji, di depan kami ada Yan Xujia dan Xia Zhiguang.

‘benar-benar posisi tempat duduk idaman... terimakasih ‘Risa’ karena sudah memberikan kesempatan yang sangat langka ini...’

Kelas yang tadi ramai dengan suara tawa seketika hening setelah kedatangan Yuuta yang sangat ‘mengejutkan’ –dalam arti yang sebenarnya- tadi, seluruh kelas menatap kearah kami dengan pandangan heran, mungkin mereka berfikir ‘sejak kapan hubungan mereka sedekat ini padahal biasanya Risa akan menghindar dari Yuuta’.

...つづく...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!