“nanti aku jemput setelah selesai” ucap Ikeoka
Kami baru saja sampai di rumah sakit, aku baru saja turun dari mobilnya. Tumben sekali Ikeoka membawa mobil karena biasanya dia lebih sering membawa motor sport nya.
“ehh tidak usah kak, aku bisa pulang sendiri, takut merepotkan kakak nantinya”
“tidak kok, sekalian aku menjemput ayah nanti. Karena itu hari ini aku sengaja membawa mobil. Yasudah aku pergi dulu, ingat nanti aku akan mengantarmu pulang jadi tunggu bersama ayah sampai aku datang, oke?” jelas Ikeoka
Aku hanya bisa mengangguk, “baiklah baiklah, hati-hati kak”
Setelah itu Ikeoka pun pergi. Dan aku langsung melangkahkan kaki menuju ruangan dr. Ryo. Saat dilorong banyak perawat dan dokter yang menyapaku, karena setiap bulan kemari membuatku menjadi diingat dengan baik oleh para perawat dan dokter yang ada di rumah sakit.
Tok tok tok
“dr. Ryo aku masuk ya”
“silahkan Risa... sudah sering kesini tapi kenapa masih ketuk pintu dulu? Kan sudahku bilang kau bisa langsung masuk saja”
“mana boleh begitu dok, itu tidak sopan... oh ya tadi aku kesini bersama Kak Ryosuke dan dia bilang akan menjemput dokter dan sekalian mengantarku pulang”
“Fanxing dan Yuuta lagi-lagi tidak bisa mengantarmu? Hh ini sudah yang keberapa kalinya mereka lalai begini, padahal kondisimu sudah semakin memburuk”
Aku terdiam, lalu menghela nafas “tidak apa-apa dok, bahkan aku lebih senang jika mereka bersikap tidak peduli begitu, jadi aku tidak akan merasa bersalah telah meninggalkan mereka”
“baiklah, lupakan tentang mereka, ayo kita mulai pemeriksaannya, setelah itu ada hal yang ingin aku beritahu padamu” ucap dr. Ryo sembari mempersiapkan alat-alat.
Aku mengangguk dengan patuh. Seperti biasa pemeriksaan akan berlangsung selama 40 menit. Setelah itu hasil akan keluar beberapa menit kemudian. Hasilnya tidak berbeda jauh setiap bulannya, bahkan semakin lama semakin memburuk. Beruntungnya tidak ada satupun orang yang menadari hal itu.
“hhh sepertinya tidak ada kemajuan dari kondisimu, maafkan aku”
“untuk apa dokter minta maaf, inikan bukan salah dokter, ya mungkin ini memang takdirku” ‘untuk tidak bisa bertahan lama di dunia yang seperti surga ini’ kalimat terakhir hanya bisa kuucap dalam hati.
Padahal saat pertama datang di sini aku merasa senang karena setidaknya bisa bersama para idolaku, bahkan sampai repot-repot membuat mereka bucin. Tapi pada akhirnya aku memang tidak ditakdirkan berada di dunia ini. Jika tau begini lebih baik tidak pernah mencoba mendekatkan diri saja.
“eeh tadi dokter bilang ada yang ingin disampaikan, apa itu?” ucapku untuk megalihkan pembicaraan
“oh iya hampir lupa, maafkan aku sebelumnya Risa, apa Yui pernah menyinggung tentang keluarga kandungmu? Tentang Pamanmu mungkin?”
“huh? Emm pernah sekali, dan kalau tidak salah dokter juga pernah bilang akan membawaku bertemu orang tua kandungku, ya kan? Jangan-jangan dokter adalah orang yang dimaksud Bibi Yui? Dokter adalah pamanku?”
“astaga kenapa kau bisa cepat sekali menyimpulkan sih? Benar-benar mirip Ryugi, ibumu. Dia adalah adikku”
‘huh Ryugi? Yokota Ryugi?! Dia kan laki-laki?’
“dan ya seperti dugaanmu, aku adalah pamanmu. Saat kau berusia 6 tahun kau pernah diculik. Kami mencarimu selama 4 tahun. saat tahun ketiga pencarian ada info dari kepolisian kota ini yang memberitahu jika mereka menemukan anak dengan ciri yang sama sepertimu, dan mereka mengirimmu ke sebuah panti asuhan. Namun saat aku dan Ryuugi ingin memastikan, pihak panti asuhan berkata bahwa kau kabur dan belum ditemukan. Setelah itu kami kehilangan petunjuk lagi tentang keberadaanmu.
"Selama satu tahun aku dan kedua orang tuamu mencarimu di kota ini, hingga akhirnya Nyonya Ueda membawamu kemari beberapa tahun lalu. sebenarnya aku juga baru tahu fakta itu setahun kemudian, Nyonya Ueda menceritakan bagaimana beliau bisa bertemu denganmu, aku sudah mengatakan padanya jika aku ingin membawamu kembali, tapi Nyonya Ueda terlalu menyayangimu dan tidak mau melepasmu.
"Akhirnya kami sepakat untuk membuat perjanjian, jika Nyonya Ueda merawatmu dengan baik maka akan aku biarkan, tapi jika suatu saat nanti Nyonya Ueda sudah tidak bisa merawatmu atau kau mengalami hal buruk di rumah itu maka aku akan langsung membawamu ke rumah aslimu” jelas dr. Ryo panjang lebar.
Mendapat penjelasan yang begitu tiba-tiba membuatku pening, ‘artinya selama ini ‘Risa’ berada sangat dekat dengan keluarga kandung nya? Namun tidak ada yang memberitahunya? Padahal selama ini dia sangat menderita dan bingung ingin bercerita ke siapa’
“la-lalu bagaimana dengan ayah dan ibu kandungku? Apa mereka tahu jika sebenarnya dokter sudah menemukanku?”
Pria berusia hampir setengah abad itu mengangguk, “aku sudah cerita tentang perjanjian itu pada Ryuugi dan Mario, ayahmu. Mereka tidak keberatan asal kau baik-baik saja, setelah pencarian selama beberapa tahun akhirnya mereka bisa bernafas lega karena putri satu-satunya sudah ditemukan. Bahkan mereka juga sering datang kemari untuk mengetahui kondisimu”
‘heh Ryugi dan Mario? Sebuah ship yang tidak pernah aku bayangkan. Bahkan walau mereka sering bermain StagePlay bersama entah kenapa aku tidak pernah ada niat me Ship mereka’
Entah kenapa aku merasa bersemangat, mungkin ini perasaan milik ‘Risa’. Akhir-akhir ini aku sering merasakan sebuah perasaan yang bukan milikku dan aku mengasumsikan jika mungkin saja itu perasaan milik pemilik tubuh ini.
“artinya ayah dan ibuku akan datang hari ini?! Dokter jahat sekali tidak pernah memberitahuku tentang ini, aku hampir saja membenci dokter... hmph!” ucapku sambil bersedekap dan menggembungkan pipi, tapi malah menerima cubitan.
“maaf maaf, sebenarnya Ryugi juga sudah sering mendesakku untuk mempertemukan kalian, tapi aku takut jika hal itu akan membuatmu terguncang, walau sepertinya itu hanya ketakutan yang tidak mendasar. Lihatlah betapa senangnya dirimu sekarang...”
“tentu saja aku akan senang dok, aku masih memiliki orang tua dan keluarga kandung mana mungkin hal itu malah berakibat buruk padaku? Ya walau –uhuk uhuk”
“astaga Risa?!”
Lagi-lagi aku batuk darah,cairan kental itu mengotori sebagian seragam dan telapak tanganku. Setelah itu semua gelap. Hal terakhir yang aku dengar adalah suara panik dr. Ryo.
Entah berapa lama aku tertidur namun saat aku membuka mata matahari sudah hampir terbenam, bahkan pakaianku sudah berganti dengan pakaian khas seorang pasien. Aku melirik kesamping ada seorang wanita berambut panjang sedang menggenggam tanganku. Lalu perhatianku jatuh pada tiga orang pria yang sedang tidur sambil duduk di sofa yang berada di tengah ruangan.
“Risa, kau sudah bangun nak? Bagaimana perasaanmu?” ucap wanita itu, yang sepertinya adalah Ryugi. ‘wuah Ryugi versi wanita! Cantiknya, jadi ini ibu kandungnya ‘Risa’?’
“a-aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing” jawabku
“Risa bagaimana kehidupanmu selama ini? Apa keluarga Ueda merawatmu dengan benar? Apa kau tidak mau kembali kepada kami?” tanya Ryugi, akibat suaranya itu membuat tiga pria di belakang membuka matanya. Mario pun berjalan kearah kami. Dia mengelus halus suraiku.
Aku sedikit tersenyum miris, “aku baik .. emm ...”
Wanita itu tersenyum dengan hangat, “kau biasa memanggilku dengan sebutan mama, pasti kau lupa ya karena sudah lama, ini papa mu”
Aku reflek memeluk mereka berdua, seketika air mataku jatuh dan mengalis dengan deras. Dr. Ryo dan Ryosuke melihat dari belakang, mereka pun tersenyum.
“Risa ayo kembali pulang? Kerumahmu yang sebenarnya” ucap Mario
Aku mengangguk, “baiklah papa, tapi sebelum itu bisakah aku menyelesaikan rencanaku dulu”
“rencana apa sayang?” tanya Ryugi
Aku pun menceritakan semuanya. Ekspresi Ryugi dan Mario mengeras saat aku selesai bicara, “untuk apa melakukan hal itu? Mama tidak akan membiarkan mereka menyakitimu lebih dari ini. Jika kau memang ingin pergi tanpa sepengetahuan mereka, papa mu bisa melakukannya sayang. Jangan membuat dirimu menderita seperti itu” ucap Ryugi yang kentara dengan perasaan khawatir.
“tidak bisa Ma, maaf. Jika tidak begitu aku akan merasa bersalah jika pergi begitu saja. Aku janji aku tidak akan terluka terlalu parah. Aku hanya ingin membuat mereka membenci dan melupakanku, setelah itu aku akan menunggu kematian dengan tenang dan tidak akan ada penyesalan lagi”
“huss sayang jangan membicarakan kematian, kau pasti bisa lebih hidup lebih lama dari perkiraan. Dan papa juga menentang rencanamu itu, papa bisa langsung kesekolahmu dan mengurus semua surat kepindahanmu”
“tidak bisa Pa, Ma. Jika begitu mungkin mereka akan sedih –ya meski aku tidak yakin– tapi lebih baik aku pergi setelah mereka membenciku saja, aku janji tidak akan membuat diriku terluka.”
“tapi Risa—”
“aku mohon Papa. Emm aku hanya butuh waktu sebentar, setelah ujian kenaikan kelas aku pastikan rencana ini sudah berakhir. Boleh ya, boleh ya” ucapku sambil memasang puppy eyes
Mario menghela nafas, “astaga sudah beberapa tahun berlalu kenapa cara merengekmu masih sama? Baiklah baiklah hanya sampai ujian kenaikan kelas berakhir ya. Setelah itu kita akan pindah keluar kota, disana kau harus dirawat di rumah sakit”
“tidak ma—”
“jika kau menolak di rawat, papa akan membawamu pergi sekarang juga” ucap Mario dengan tegas memotong perkataanku
Aku mengerucutkan bibir, “baiklah aku akan menurut”
***
‘setelah ujian kenaikan kelas, ya? Itu artinya tiga bulan lagi. Sebelum itu aku akan membereskan semua hal. Fanxing dan Yuuta sudah beres tinggal Keluarga Ueda lalu Yibo dan Xiao Zhan.’
Bruk
“aww”
“Risa kau tidak apa-apa?” suara seorang pria menyapa Indra pendengaranku.
‘tapi kenapa suara ini mirip seperti suara Zhan ge?’
Terdapat uluran tangan di depanku, aku menatap ke arah orang yang mengulurkannya, dan benar saja ternyata pemuda itu adalah Xiao Zhan. Akhirnya aku meraih tangannya dan Xiao Zhan membantuku bangun. Karena terlalu memikirkan rencana aku sampai tidak memperhatikan jalan. Ditambah lagi sekarang hari sudah gelap, Ryugi dan Mario mengantarku ke rumah. Aku sudah bilang pada Keisuke jika aku akan menginap dirumah teman. Namun Keisuke tidak percaya begitu saja, dan baru percaya ketika Mario bilang jika aku akan baik-baik saja.
Setelah itu Mario dan Ryugi menetap sementara di rumahku, aku izin keluar untuk membeli cemilan. Ryugi menawari untuk menemaniku tapi aku tolak, jadi aku pergi sendiri. Siapa sangka kini aku malah bertemu Xiao Zhan?
“kau tidak apa-apa?” tanyanya sekali lagi
“a-aku baik Zhan ge, maaf karena aku tidak memperhatikan jalan”
“syukurlah oh ya kau mau kemana malam-malam begini? Bukannya daerah ini jauh dari rumah Ueda?”
‘ah mampus aku! Tentu saja ini jauh dari rumah Ueda karena aku sengaja membeli rumah yang jauh dari mereka, tapi akan aneh juga jika aku berkeliaran disini malam-malam. Harus bilang apa pada Zhan ge’
“em aku sedang menginap dirumah teman, dan tadi kami sedang bermain lalu yang kalah harus membeli cemilan, jadi aku sedang dalam perjalanan ke mini market untuk menjalani hukuman itu” ucapku lancar, ‘semoga Zhan ge tidak sadar jika aku sedang berbohong’
“sendirian?”
“iya, karena begitu peraturannya”
“aneh juga biasanya Fanxing dan Yuuta tidak pernah membiarkanmu sendirian kemanapun kan?. Yasudah bagaimana jika aku temani kebetulan aku juga mau ke mini market?”
“terima kasih Zhan ge” ucapku, mengabaikan perkataan Xiao Zhan yang menyinggung tentang Fanxing dan Yuuta.
***
Selama perjalanan ke mini market entah kenapa aku merasa ada seseorang yang mengikuti kami, bahkan sepertinya orang itu masih mengikuti kami saat keluar dari mini market. Karena merasa risih aku terlalu sering menengok ke belakang menyebabkan kakiku terjerembab. Untung Xiao Zhan dengan sigap menangkapku. Posisi kami sedikit ambigu karena lengannya menahan pinggangku, tanganku pun berada di pundaknya dan kami saling menatap satu sama lain.
Sadar dengan posisi yang bisa menimbulkan salah paham, aku segera melepaskan rangkulan Xiao Zhan dan berdiri tegak agak jauh darinya “ma-maf Zhan ge dan terima kasih”
Xiao Zhan menatap heran kepadaku, “kau baik-baik saja? Sepertinya sejak tadi kau sedang merasa gelisah”
Aku melirik ke sekeliling lalu memberi kode pada Xiao Zhan untuk mendekatkan kupingnya padaku, persetan jika posisi ini akan seperti aku menciumnya, tapi ada satu hal yang harus aku pastikan, “Zhan ge tidak merasa ada yang mengikuti dari tadi?”
Xiao Zhan dengan polos menggeleng, “mungkin itu hanya perasaanmu saja Risa, ayo hari sudah makin larut teman-temanmu nanti pasti khawatir”
“umm baiklah” ucapku sedikit ragu.
Kami pun melanjutkan langkah, Xiao Zhan mengantar sampai rumahku, disana Mario sedang menutup pintu dan melangkah keluar lalu berhenti setelah melihatku. Wajahnya yang sebelumnya tegang langsung melunak dan dia bahkan sempat menghela nafas lega.
‘jangan bilang Mario baru saja keluar karena ingin mencariku?’
“Risa kenapa lama sekali, hampir saja Paman mau menyusulmu ke mini market” ucapnya
“maaf paman, tadi aku terlalu bingung mau beli cemilan apa jadi sedikit lama, ditambah lagi mini marketnya agak ramai”
Sebenarnya aku agak terkejut saat mendengar Mario menyebut dirinya dengan kata paman, tapi dengan sedikit kode akhirnya aku paham. Karena Xiao Zhan ada disini dan pemuda itu belum tau jika Mario adalah ayah kandungku. Mario benar-benar membantu menyembunyikan fakta ini.
“lalu ini siapa?” tanya Mario ke Xiao Zhan
“ah, saya Xiao Zhan Paman, teman Risa juga”
“oh begitu, terima kasih karena sudah menemani Risa. Mau mampir dulu?”
‘Heh?!’
“tidak perlu Paman, saya pikir sudah terlalu larut untuk berkunjung mungkin lain kali saja” ucap Xiao Zhan dengan ramah.
Aku menghela nafas lega, “kalau begitu sampai jumpa lagi Zhan ge, terima kasih karena menemaniku bahkan sampai mengantarku kesini”
Xiao Zhan mengelus pucuk kepalaku, “sama-sama, yasudah aku pulang dulu ya, sampai nanti,” setelah Xiao Zhan sudah agak jauh, aku Mario pun melangkah masuk ke dalam rumah.
“sepertinya teman-temanmu memeperlakukanmu dengan baik ya? Papa lega melihat Xiao Zhan tadi sangat lembut padamu”
“iya dan karena itu aku tidak tega jika harus pergi”
“sudah tidak perlu sedih, Papa yakin kau bisa hidup lebih lama” ucap Mario sambil mengelus rambutku.
‘aku jadi rindu dengan ayah di dunia asliku, juga ibu. Bagaimana reaksi mereka saat mendengar aku kecelakaan ya? Kuharap keluargaku tidak menyalahkan Egi dan semoga ia baik-baik saja’
Aku hanya tersenyum membalas ucapan Mario dan diam-diam mengamini perkataannya. Setelah membereskan cemilan-cemilan yang aku beli, Ryugi menyuruhku tidur karena khawatir akan kondisiku.
“selamat tidur Papa Mama”
“selamat tidur sayang” ucap mereka bersama, “oh ya Risa, besok pagi papa akan mengantarmu kesekolah”
“terima kasih pa,” ucapku
Aku pun melangkah pergi menuju kamarku yang berada dekat dengan dapur. Rumahku hanya memiliki dua kamar, satu kamar yang aku gunakan dan yang satu lagi kamar utama. Namun selama ini kamar utama tidak pernah di gunakan, Fanxing dan Yuuta tidak pernah menginap begitu juga Bibi Yui yang datang hanya untuk membantuku bersih-bersih, dan selain mereka –ah tapi sekarang bertambah dr. Ryo dan Ryosuke— tidak ada lagi yang tau tentang rumah ini.
Keesokan paginya di sekolah
“terima kasih papa, aku masuk dulu ya” seperti perkataan Mario semalam, pria yang berstatus sebagai ayah biologis ‘Risa’ itu benar-benar mengantarku ke sekolah. Pagi tadi untuk pertama kalinya sejak masuk ke tubuh ini aku mengalami sarapan yang menyenangkan bersama keluarga. Mama yang sudah menyiapkan makanan, dan papa yang terkadang melempar candaan yang membuat suasanya meja makan menjadi hangat.
“akh” ‘heh siapa sih yang main nyelengkat kakiku?!’
“kau masih punya muka untuk berada di sekolah ini? Dasar anak pungut tidak tau diri!” ucap seorang gadis yang sepertinya baru saja menjegal kakiku sampai aku terjatuh.
“apa maksudmu berkata begitu huh?!” balasku sengit, dengan kasar aku langsung berdiri sambil menepuk-nepuk lututku. Karena terjatuh cukup keras membuat lututku sedikit tergores dan mengeluarkan darah.
“jangan pura-pura tidak tau. Kemari kau! Sepertinya kau perlu diberi pelajaran” tiba-tiba gadis itu menyeretku, ada lima orang yang mengikuti kami dari belakang. Bahkan salah satunya membantu gadis itu menyeretku
Aku berontak, namun tidak ada orang yang membantuku sama sekali. Hingga tiba-tiba...
“heh! Apa yang kalian lakukan pada adikku?!”
Aku bersorak dalam hati melihat siapa yang datang. Dua pemuda itu menatap tajam pada orang-orang yang menarikku. Dengan panik dua orang yang melepaskan cengkraman mereka. Membuat aku –sekali lagi– terjatuh.
......つづく......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments