Kepergok

Erlan segera menghampiri Diandra dan memeluknya dengan sangat erat hingga Diandra kesusahan untuk bernafas. "M-Mas! Lep-pas!" kata Diandra seraya memukul punggung Erlan.

"Ah, maaf, Sayang! Aku terlalu merindukanmu. Kamu perhatian banget sih sampe mau anterin makan buat aku. Tau aja kalau aku lagi kelaperan. Makasih ya!" ujar Erlan seraya mencium kening Diandra.

Ingin rasanya Diandra kegirangan dan membalas perlakuan baik Erlan itu. Dia benar-benar berperan sebagai suami yang baik saat ini. Diandra bahkan ingin menyentuh pipi Erlan dan mengusapnya, tetapi otaknya masih waras dan menahan hal-hal yang tidak masuk akal baginya. Dia belum bisa memastikan Erlan benar-benar mencintai atau tidaknya.

"Aku disuruh Nenek, bukan inisiatif aku. Ini mau makan sekarang atau nanti? Aku langsung pulang aja ya, Mas? Tadi Nen-" Erlan segera menutup mulut Diandra dengan ciuman. Diandra hanya bisa berkedip-kedip, bukan malah menutup mata. Erlan semakin gemas dengan raut wajah Diandra dan melepaskan ciumannya. "Kamu kenapa sih, Mas? Nyosor terus dari tadi." Diandra pun berpaling dan duduk di sofa. "Ini mau makan sekarang atau nanti?" tanya Diandra lagi.

"Sekarang aja, Sayang. Suapin ya? Tangan aku capek abis ngetik sama nulis tadi," kata Erlan memohon diiringi senyuman manis. Diandra tidak menolak. Dia membuka kotak makan lalu memberikan suapan pada Erlan. Dengan senang hati Erlan membuka mulutnya untuk menerima suapan dari sang istri tanpa melepaskan tatapan matanya pada wajah ayu itu. "Hm enak banget, Sayang," puji Erlan seraya mengusap sebelah pipi Diandra.

Kotak makan itu pun isinya telah habis dan Erlan sangat kenyang sekaligus bahagia. Diandra pun membereskan kembali kotak makannya dan segera beranjak dari tempat duduk untuk pulang. Erlan tentu tidak membiarkan Diandra pergi begitu saja. Segera dia tarik tangan istrinya hingga Diandra duduk di pangkuan Erlan dan melingkarkan tangannya di pinggang Diandra.

"Kenapa? Aku mau pulang, Mas!" kata Diandra berusaha melepaskan diri, tetapi gagal.

"Kenapa buru-buru? Aku bahkan belum makan menu utamanya," jawab Erlan dengan manjanya lalu mencium gundukan didada Diandra.

"Ini kantor, Mas. Nggak mungkin kan kamu mau melakukannya disini?" tanya Diandra mengangkat kedua alisnya.

"Kenapa nggak mungkin. Nggak akan ada yang berani menggangu kita, Sayang." Erlan kembali mencium dua gundukan didada Diandra yang masih tertutup blouse berwarna biru. Erlan mengambil kotak makanan yang dipegang Diandra dan meletakkannya di atas meja. Setelah itu perlahan Erlan menjatuhkan tubuh Diandra di atas sofa dan menindihnya.

"Mas! Kita bisa lakukan di rumah. Nggak disini kalau ada yang lihat atau yang denger. Aku mau pulang. Aku akan menunggumu di rumah. Aku janji hari ini kamu boleh menggauliku sepuasnya, tapi nggak disini," kata Diandra seraya mendorong dada Erlan. Sayangnya ucapan itu bagai angin lalu untuk Erlan karena dengan segera Erlan melumatt bibir istrinya dengan sangat lembut hingga keduanya merasakan rasa aneh menyerang.

"Aku mau kamu sekarang, urusan di rumah itu urusan nanti, Sayang. Sekarang ya sekarang," jawab Erlan di sela ciumannya karena Diandra tidak begitu merespon ciuman Erlan. "Balas ciumanku dan mendesahlah sekuat mungkin." Erlan kembali menyesap bibir yang membuat candu itu dengan penuh napsu.

Tidak mau tinggal diam, sebelah tangannya meremass satu bulatan kenyal milik Diandra bahkan tangan dan mulutnya bekerja seirama. Erlan pun melepaskan kancing blouse yang dipakai Diandra satu persatu kemudian tangannya menyusup ke dalam penutup bulatan itu lalu memainkan ujungnya yang sudah mengeras.

Namun suara telepon membuat Diandra kembali mendorong tubuh Erlan dan terpaksa Erlan menyudahi aktivitasnya, padahal dirinya sudah terbakar napsu. "Angkat ... pasti penting. Aku akan pulang sekarang. Aku nggak mau ganggu waktu kerja kamu, Mas!" Diandra memaksa Erlan untuk duduk dan dia pun duduk seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan juga mengancingkan kembali bajunya.

"Sialann! Siapa sih ganggu orang mau bikin anak? Mau aku bunuh sekarang juga," Erlan segera bangkit dan mengambil ponselnya. Layar itu menunjukkan nama My Cherin dan Erlan hanya bisa mengehela nafas berat.

Diandra segera melangkah menuju pintu keluar tanpa pamit pada Erlan. "Sayang!" panggil Erlan saat Diandra hampir memegang knop pintu. "Maaf ya?" ucap Erlan lirih dan Diandra hanya mengangguk mengiyakan kemudian keluar.

Kepergian Diandra membuat Erlan lemas seperti semua tulangnya rapuh. Bahkan telepon dari Cherin juga tidak kunjung dia angkat. "Dia kecewa nggak ya?" gumam Erlan masih menatap pintu ruangnya. Namun tidak lama Cherin masuk membuat mata Erlan membelalak. "Kamu?" tanya Erlan masih bernada terkejut.

"Ngapa sih, Honey? Liat aku kayak liat setan aja," jawab Cherin kemudian berjalan mendekati Erlan dan mencium pipinya. "Aku bawain kopi kesukaan kamu?" Cherin mengangkat tangannya yang sedang membawa cup berisi kopi latte yang ada di cafe sebelah kantor Erlan. "Aku telpon nggak diangkat-angkat, sibuk banget ya? Nih minum dulu kopinya," Cherin menyodorkan tangannya dan Erlan menerima kopi tersebut. "Bete banget keliatannya. Kamu sakit?" Cherin menempelkan telapak tangannya di kening Erlan. "Nggak panas, kok! Udah buruan minum kopinya nanti dingin. Ini tumben Jio nggak ada?" Cherin pun duduk bersilang kaki di sofa.

Erlan tidak banyak bicara dan hanya meneguk kopi yang diberikan Cherin beberapa kali."Kenapa kesini lagi? Aku udah bilang jangan ke kantor. Kita bisa bertemu di tempat lain," tanya Erlan kembali meminum kopinya.

"Sini duduk! Aku kangen sama kamu, salahnya dimana?" Cherin menepuk sofa di sebelahnya agar Erlan mau duduk di sisinya. Tanpa protes, Erlan pun duduk di sisi Cherin. Segera Cherin menempelkan kepalanya didada Erlan dan memberikan sentuhan-sentuhan manja bahkan mencium pipi juga bibir Erlan.

"Jangan begini, takut ada yang liat," kata Erlan mencoba menyingkirkan tangan Cherin yang meraba dadanya.

"Kenapa? Kita sering begini bahkan melakukan hubungan badan juga nggak pernah jadi masalah," protes Cherin tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Erlan dan masih memberikan sentuhan manja.

"Kamu lupa aku udah nikah. Takutnya jadi gosip. Apalagi wartawan sekarang selalu memutar balikan fakta," jawab Erlan dengan santainya.

"Aku nggak peduli, aku menginginkan tubuhmu," jawab Cherin yang kemudian duduk dipangkuan Erlan dan menonjolkan dadanya tepat di depan Erlan bahkan sengaja Cherin mendorong dadanya agar menyentuh bibir Erlan. "Ah!" desah Cherin dan entah kenapa tubuh Erlan tiba-tiba panas dingin. "Honey! Aku menginginkanmu. Ayolah ... satu kali aja," bisik Cherin semakin membuat Erlan panas dingin.

Cherin meraih kedua tangan Erlan dan meletakan di dadanya agar meremasnya. "Ah! Sayangku ... Honey ... ayo lakukan seperti biasanya," desah Cherin yang tidak sabar untuk memulai permainan panas mereka. Erlan pun melakukan kemauan Cherin dan meremass dadanya bahkan menciuminya. "Oh ... i like it," kata Cherin yang juga meremass rambut Erlan.

Sayangnya Diandra masuk di waktu yang sangat kebetulan bisa melihat adegan dewasa tersebut. Erlan sangat terkejut melihat Diandra berdiri diambang pintu dan dengan cepat menurunkan tangannya untuk berhenti beraktivitas. "Siapa sih lo? Cepet keluar, lo nggak sopan banget main masuk aja," teriak Cherin.

"Maaf mengganggu, aku cuma mau ambil kotak makanan yang tertinggal aja," jawab Diandra melangkah maju walaupun itu sangat berat. Dia pun mengambil kotak makanan yang ada di atas meja dan menatap sinis Erlan yang masih membeku. "Silahkan dilanjutkan!" ucap Diandra langsung keluar dengan membanting pintu.

........

Terpopuler

Comments

ira

ira

nah kan jadi bertambah ketidakpercayaannya Diandra kepadamu Erlan,sakit bngt jdi Diandra melihat adegan itu,kau bodoh Erlan msh aja berhubungan dgn ulat bulu ini

2025-01-10

1

febby fadila

febby fadila

ya tuhan istri mana yg nggak sakit lihat suami bercumbu sama wanita lain...
mampus kau erlan setelah itu kamu harus kerja keras untuk mendapatkan maafx diandra

2025-01-12

0

ira

ira

Eran ini tiga konsisten dan tegas katanya mau memutuskan ulat bulu tapi nyatanya masih aja berhubungan bikin kesel aja deh

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Kenangan
3 Istri Pelampiasan
4 Kehangatan
5 Berubah Sikap
6 Berubah Sikap 2
7 Kedatangan Cherin
8 Hati Yang Berdebar
9 Jangan Panggil Tuan
10 Sarapan Utama
11 Kebahagiaan Kecil
12 Bunga Mawar
13 Pertanyaan Cinta
14 Masih Acuh
15 Mendatangi Erlan
16 Kepergok
17 Memaksa Lagi
18 Maaf Yang Tulus
19 Perasaan Diandra
20 Perangkap Cherin
21 Terbuai
22 Kembali Pulang
23 Pengumuman & Visual
24 Mencoba Menerima
25 Rencana Jalan
26 Bahagia Di Puncak
27 Gara-Gara Hujan
28 Sebuah Pertemuan
29 Rasa Yang Ditahan
30 Ulah Diandra
31 Melawan
32 Aku Mencintaimu
33 Kebahagiaan Diandra
34 Belanja
35 Perginya Erlan
36 Diandra Belajar
37 Sebuah Kabar
38 Sebuah Kabar 2
39 Kedatangan Erlan
40 Kabar Mengejutkan
41 Berusaha Kuat
42 Berusaha Kuat 2
43 Morning Sickness
44 Kabar Mengejutkan 2
45 Semangat dari Erlan
46 Kembali Berjuang
47 Rencana Bulan Madu
48 Malam Romantis
49 Keromantisan Erlan
50 Kecewa Lagi
51 Erlan Putus Asa
52 Saling Percaya
53 Sebuah Rencana
54 Keputusan
55 Siapa Dia?
56 Menemuinya
57 Kekhawatiran Erlan
58 Tes DNA
59 Ketahuan Nenek
60 Saling Menguatkan
61 Kebaikan Diandra
62 Pengakuan Cherin
63 Malam Itu
64 Minta Maaflah
65 Hasil Tes DNA
66 Cherin Dan Hanes
67 Cherin dan Hanes 2
68 Cherin Kabur
69 Cherin Dirawat
70 Hanes Dan Erlan
71 Pertemuan Haru
72 Double Date
73 Double Date 2
74 Kesedihan Diandra
75 Pengumuman Lagi
76 Rasa Campur Aduk
77 Semangat Berjuang
78 Semangat Berjuang 2
79 Sedikit Lagi
80 Akhirnya Berakhir
81 Berdebat Nama
82 Hidup Baru
83 Menjenguk Ezra
84 Masalah Baru
85 Hanes dan Sandra
86 Baby Blues
87 Keresahan Cherin
88 Penjelasan Hanes
89 Kebahagiaan Bersama
90 Akhirnya Pulang
91 Permintaan Erlan
92 Tasyakuran Cakra
93 Manjanya Erlan
94 Berhasil Tapi Menyesal
95 Hari Yang Indah
96 Masalah Perusahaan
97 Keputusan Erlan
98 Di Jebak
99 Jio dan Safira
100 Penjelasan Jio
101 Firasat Ezra
102 Nenek Kritis
103 Nenek Kritis 2
104 Melepaskan Beban
105 Godaan Hanes
106 Berduka Cita
107 Berkabung
108 Menata Kebahagiaan
109 Perjalanan Serjio
110 Waktu Berdua
111 Rencana Jio Gagal
112 Tidak Tertarik
113 Kabar Rahasia
114 Melamar Safira
115 Godaan Jio
116 Pejuang Restu
117 Kakak Tiri
118 Kembali Berkumpul
119 Jangan Iri Hati
120 Usul Diandra
121 Kejadian Aneh
122 Bukan Hantu
123 Saling Memaafkan
124 Happy Ending
125 Pengumuman Give Away
126 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Pernikahan
2
Kenangan
3
Istri Pelampiasan
4
Kehangatan
5
Berubah Sikap
6
Berubah Sikap 2
7
Kedatangan Cherin
8
Hati Yang Berdebar
9
Jangan Panggil Tuan
10
Sarapan Utama
11
Kebahagiaan Kecil
12
Bunga Mawar
13
Pertanyaan Cinta
14
Masih Acuh
15
Mendatangi Erlan
16
Kepergok
17
Memaksa Lagi
18
Maaf Yang Tulus
19
Perasaan Diandra
20
Perangkap Cherin
21
Terbuai
22
Kembali Pulang
23
Pengumuman & Visual
24
Mencoba Menerima
25
Rencana Jalan
26
Bahagia Di Puncak
27
Gara-Gara Hujan
28
Sebuah Pertemuan
29
Rasa Yang Ditahan
30
Ulah Diandra
31
Melawan
32
Aku Mencintaimu
33
Kebahagiaan Diandra
34
Belanja
35
Perginya Erlan
36
Diandra Belajar
37
Sebuah Kabar
38
Sebuah Kabar 2
39
Kedatangan Erlan
40
Kabar Mengejutkan
41
Berusaha Kuat
42
Berusaha Kuat 2
43
Morning Sickness
44
Kabar Mengejutkan 2
45
Semangat dari Erlan
46
Kembali Berjuang
47
Rencana Bulan Madu
48
Malam Romantis
49
Keromantisan Erlan
50
Kecewa Lagi
51
Erlan Putus Asa
52
Saling Percaya
53
Sebuah Rencana
54
Keputusan
55
Siapa Dia?
56
Menemuinya
57
Kekhawatiran Erlan
58
Tes DNA
59
Ketahuan Nenek
60
Saling Menguatkan
61
Kebaikan Diandra
62
Pengakuan Cherin
63
Malam Itu
64
Minta Maaflah
65
Hasil Tes DNA
66
Cherin Dan Hanes
67
Cherin dan Hanes 2
68
Cherin Kabur
69
Cherin Dirawat
70
Hanes Dan Erlan
71
Pertemuan Haru
72
Double Date
73
Double Date 2
74
Kesedihan Diandra
75
Pengumuman Lagi
76
Rasa Campur Aduk
77
Semangat Berjuang
78
Semangat Berjuang 2
79
Sedikit Lagi
80
Akhirnya Berakhir
81
Berdebat Nama
82
Hidup Baru
83
Menjenguk Ezra
84
Masalah Baru
85
Hanes dan Sandra
86
Baby Blues
87
Keresahan Cherin
88
Penjelasan Hanes
89
Kebahagiaan Bersama
90
Akhirnya Pulang
91
Permintaan Erlan
92
Tasyakuran Cakra
93
Manjanya Erlan
94
Berhasil Tapi Menyesal
95
Hari Yang Indah
96
Masalah Perusahaan
97
Keputusan Erlan
98
Di Jebak
99
Jio dan Safira
100
Penjelasan Jio
101
Firasat Ezra
102
Nenek Kritis
103
Nenek Kritis 2
104
Melepaskan Beban
105
Godaan Hanes
106
Berduka Cita
107
Berkabung
108
Menata Kebahagiaan
109
Perjalanan Serjio
110
Waktu Berdua
111
Rencana Jio Gagal
112
Tidak Tertarik
113
Kabar Rahasia
114
Melamar Safira
115
Godaan Jio
116
Pejuang Restu
117
Kakak Tiri
118
Kembali Berkumpul
119
Jangan Iri Hati
120
Usul Diandra
121
Kejadian Aneh
122
Bukan Hantu
123
Saling Memaafkan
124
Happy Ending
125
Pengumuman Give Away
126
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!