Bunga Mawar

Cherin sangat senang Erlan memberikan dia bunga mawar merah yang begitu segar dan sangat wangi. Cherin suka dengan baunya sampai-sampai dia tidak berhenti menciumi baunya. "Honey, makasih ya?" ucap Cherin setelah puas menciumi bau bunga mawar tersebut kemudian memeluk lengan Erlan.

"Kamu ngapain kesini? Katanya sakit," tanya Erlan kemudian melangkah menuju tempat parkir dengan Jio di belakang Erlan yang hanya menggelengkan kepalanya karena kedatangan Cherin yang tiba-tiba juga merusak mood sang Bos.

"Aku nggak pa-pa. Cuma kangen aja, tapi sebenarnya mau ajak kamu nonton juga. Ada drama on going yang lagi viral. Kita langsung ke bioskop ya?" jawab Cherin masih dengan rasa bahagianya.

"Maaf, aku nggak bisa ikut. Nenek minta buat pulang cepat karena ada yang mau dibicarakan katanya," sahut Erlan menolak dengan halus.

"Jadi kamu sekarang lebih pilih Nenek kamu dari pada aku? Terus ngapain kamu beli bunga mawar merah ini. Bunga ini kan lambang cinta, nggak mungkin untuk Nenekmu kan? Atau ... atau jangan-jangan ini bukan untukku tapi untuk istri kamu, hah?" tanya Cherin menghentikan langkahnya dan merubah raut wajahnya menjadi kesal. Buket bunga yang dia peluk juga mulai bergelantungan di tangan karena Cherin benar-benar kesal.

"Cherin, kamu tahu Nenek adalah direktur utama di perusahaan ini. Jabatan aku hanya CEO. Kalau aku nggak nurutin Nenek, gimana kalau aku dipecat dan terjadi sesuatu dengannya?" Erlan merengkuh kedua bahu Cherin.

"Bagus dong, jadi nggak akan ada lagi yang menghalangi hubungan kita. Kita bisa bahagia bersama, Honey!" jawab Cherin dengan wajah memelas. Erlan bukannya senang dengan jawaban Cherin, tetapi malah kesal karena dia tidak mau menerima keluarganya, tidak seperti Diandra yang begitu tulus menyayangi Nenek juga Maminya.

"Kamu lupa? Aku bahkan menentangnya agar aku bisa menikahimu, tetapi kamu lebih pilih kariermu dari pada menikah denganku. Aku hampir malu karena keegoisanmu. Sekarang aku nggak bisa menolak apa pun mau Nenek karena kesehatannya buruk. Dan ingat! Kalau kita mau bahagia, kamu harus bersikap baik dengan Nenek dan Mami. Kalau kamu belum bisa, kita nggak akan pernah menikah." Erlan pun berlalu meninggalkan Cherin begitu saja.

Tentu saja Cherin marah bahkan melemparkan buket bunga mawar merah itu ke lantai dan menginjaknya beberapa kali sebagai pelampiasan amarahnya. "Brengsekk! Nggak! Kamu tetap milikku. Aku harus hamil anakmu, Erlan. Harus!" gumam Cherin seraya mengepalkan tangannya.

...***...

"Bos, gimana kalau Nona Cherin bertingkah? Apa tidak sebaiknya bicara baik-baik sama dia. Saya takut dampaknya terhadap Nona Diandra juga Nyonya-nyonya, Bos?" tanya Jio yang ikut sedih melihat sikap Erlan. Sejak masuk dalam mobil, dia hanya diam dengan menopang kepalanya dengan tatapan kosong.

"Diandra akan aman selama tetap tinggal di rumah. Nggak mungkin juga dia berani macam-macam dengan Nenek dan Mami. Apa menurutmu aku jatuh cinta pada wanita itu? Aku merasa sikapku selama ini aneh. Bahkan wanita itu sangat menggairahkan. Aku selalu tidak tahan untuk menggaulinya. Apa iya aku mencintai gadis yang aku beli karena terpaksa?" kata Erlan yang fokus menatap keluar jendela mobil.

"Biasanya orang jatuh cinta itu sering senyum-senyum sendiri kalau jauh dari doinya. Sering deg-degan kalau dekat dengannya. Bawaannya pengen cepet pulang atau pengen cepet ketemu kalau lagi kerja. Cuma liat dia senyum aja, dunia serasa dipenuhi bunga karena saking indahnya melihat senyum itu. Tapi dari sikap Bos hari ini berubah total, sudah bisa dipastikan kalau Bos jatuh cinta pada Nona Diandra."

"Kamu pernah merasakan jatuh cinta dan bersikap hal konyol demi wanitamu?"

"Nggaklah. Gimana aku bisa begitu kalau waktuku aja hampir dua puluh empat jam sama lo Erlangga,"

"Brengsekk! Cepet beli buket bunga lagi. Aku mau liat Diandra tersenyum saat aku memberikan bunga itu. Senyumnya sangatlah manis."

"Bucin lo sekarang?"

"Apa bucin?"

"Dasar lo emang pantes disebut CEO KEJAM. Bahasa cinta aja nggak paham,"

"Sialann! Gue bukan kejam, tapi gue tegas. Kalau gue nggak begitu, mana mungkin perusahaan bisa kayak sekarang."

"Ya ya ya ... terserah Tuan Erlan saja."

"Mau mati?"

"Nggaklah. Gue belum kawin,"

...***...

Erlan tiba di rumah dengan memeluk buket bunga mawar merah yang dia beli dalam perjalanan pulang. Wajahnya berseri bahkan Erlan tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena senyum manis terus terpancar jelas. "Apa yang harus aku katakan pada istriku?" tanya Erlan ragu untuk turun dari dalam mobil.

"Bunga ini adalah bukti cintaku padamu, Sayang," jawab Jio dengan suara mendayu dan membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Erlan. "Apa? Kamu nanya, ya aku jawab. Salah?" Erlan pun mengehela nafas.

"Apa ini cukup buat nebus rasa bersalahku padanya karena telah menyakiti dia waktu itu?" tanya Erlan lagi dengan nada lemah.

"Ya udah lo kasih tuh semua aset lo atas nama dia. Kasih isi dompet lo. Beliin kalung berlian atau diamond. Beliin mansion, mobil, apartemen, mall sekalian beli sama isinya, bereskan? Dih! Kesel gue ngadepin orang bucin!" jawab Jio seraya memukul kemudinya dan segera keluar dari dalam mobil karena malas mendengarkan pertanyaan Erlan lagi. "Aneh dia nih, ya jelaslah seiket bunga aja nggak cukup buat minta maaf. Ajak dinner kek, atau apa. Bener-bener Bos yang kurang cerdas," gumam Jio, tetapi di dengar oleh Erlan.

"Lo ngatain gue goblokk?" tanya Erlan dengan wajah penuh aura membunuh.

"Siapa yang ngatain goblokk? Bos cuma kurang cerdas, dah buruan masuk ketemu pujaan hati sana!" Jio hanya bisa memijat pelipisnya.

"Gue pecat juga lo," ancam Erlan.

"Pecat aja kalau berani," tantang Jio.

"Gue pecat lo detik ini juga dan balik lagi setelah satu menit," jawab Erlan kemudian melangkah masuk menuju rumah.

"Bos kurang waras!" Jio hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo ngatain gue gilaa?"

"Nggak! Tuan salah dengar. Mari masuk Tuan!" ajak Jio pura-pura ramah dan senyum yang terpaksa.

"Asisten gilaa. Untung aja lo pinter. Tapi apa ada orang gilaa tapi pinter? Ah terserahlah!" jawab Erlan kemudian masuk ke dalam rumah dan menyapu seluruh ruangan dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. "Kemana dia? Kok sepi!" tanya Erlan keheranan di dalam rumah tidak ada seorangpun.

"Mungkin di kamar Bos," jawab Jio asal.

"Hm. Anda pulang aja. Saya tidak butuh anda saat ini Tuan Serjio," kata Erlan segera menaiki anak tangga.

"Dasar Bos kurang satu ons," gumam Jio dan pulang.

Erlan perlahan membuka pintu kamarnya dan benar saja jika Diandra ada di kamar. Dia sedang berdiri di balkon seperti menikmati menikmati senja yang sebentar lagi datang.

"Sayang!" panggil Erlan dan Diandra pun menoleh.

........

Terpopuler

Comments

ira

ira

dari situ aja udah ketahuan Erlan kalau si ulat bulu ini hanya menginginkan kamu dan hartamu misal lebih tepatnya cuman menginginkan hartamu doang buat apa ulat bulu kayak gini dipertahanin buang aja jauh-jauh

2025-01-10

0

ira

ira

kamu harus sewa bodyguard untuk menjaga Diandra dan mami serta nenekmu Erlan agar aman dari si ulat bulu

2025-01-10

1

Kirana Lembayung

Kirana Lembayung

bahasa menggauli bisa di ganti dengan berhubungan untuk novel² berikut nya

2025-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Kenangan
3 Istri Pelampiasan
4 Kehangatan
5 Berubah Sikap
6 Berubah Sikap 2
7 Kedatangan Cherin
8 Hati Yang Berdebar
9 Jangan Panggil Tuan
10 Sarapan Utama
11 Kebahagiaan Kecil
12 Bunga Mawar
13 Pertanyaan Cinta
14 Masih Acuh
15 Mendatangi Erlan
16 Kepergok
17 Memaksa Lagi
18 Maaf Yang Tulus
19 Perasaan Diandra
20 Perangkap Cherin
21 Terbuai
22 Kembali Pulang
23 Pengumuman & Visual
24 Mencoba Menerima
25 Rencana Jalan
26 Bahagia Di Puncak
27 Gara-Gara Hujan
28 Sebuah Pertemuan
29 Rasa Yang Ditahan
30 Ulah Diandra
31 Melawan
32 Aku Mencintaimu
33 Kebahagiaan Diandra
34 Belanja
35 Perginya Erlan
36 Diandra Belajar
37 Sebuah Kabar
38 Sebuah Kabar 2
39 Kedatangan Erlan
40 Kabar Mengejutkan
41 Berusaha Kuat
42 Berusaha Kuat 2
43 Morning Sickness
44 Kabar Mengejutkan 2
45 Semangat dari Erlan
46 Kembali Berjuang
47 Rencana Bulan Madu
48 Malam Romantis
49 Keromantisan Erlan
50 Kecewa Lagi
51 Erlan Putus Asa
52 Saling Percaya
53 Sebuah Rencana
54 Keputusan
55 Siapa Dia?
56 Menemuinya
57 Kekhawatiran Erlan
58 Tes DNA
59 Ketahuan Nenek
60 Saling Menguatkan
61 Kebaikan Diandra
62 Pengakuan Cherin
63 Malam Itu
64 Minta Maaflah
65 Hasil Tes DNA
66 Cherin Dan Hanes
67 Cherin dan Hanes 2
68 Cherin Kabur
69 Cherin Dirawat
70 Hanes Dan Erlan
71 Pertemuan Haru
72 Double Date
73 Double Date 2
74 Kesedihan Diandra
75 Pengumuman Lagi
76 Rasa Campur Aduk
77 Semangat Berjuang
78 Semangat Berjuang 2
79 Sedikit Lagi
80 Akhirnya Berakhir
81 Berdebat Nama
82 Hidup Baru
83 Menjenguk Ezra
84 Masalah Baru
85 Hanes dan Sandra
86 Baby Blues
87 Keresahan Cherin
88 Penjelasan Hanes
89 Kebahagiaan Bersama
90 Akhirnya Pulang
91 Permintaan Erlan
92 Tasyakuran Cakra
93 Manjanya Erlan
94 Berhasil Tapi Menyesal
95 Hari Yang Indah
96 Masalah Perusahaan
97 Keputusan Erlan
98 Di Jebak
99 Jio dan Safira
100 Penjelasan Jio
101 Firasat Ezra
102 Nenek Kritis
103 Nenek Kritis 2
104 Melepaskan Beban
105 Godaan Hanes
106 Berduka Cita
107 Berkabung
108 Menata Kebahagiaan
109 Perjalanan Serjio
110 Waktu Berdua
111 Rencana Jio Gagal
112 Tidak Tertarik
113 Kabar Rahasia
114 Melamar Safira
115 Godaan Jio
116 Pejuang Restu
117 Kakak Tiri
118 Kembali Berkumpul
119 Jangan Iri Hati
120 Usul Diandra
121 Kejadian Aneh
122 Bukan Hantu
123 Saling Memaafkan
124 Happy Ending
125 Pengumuman Give Away
126 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Pernikahan
2
Kenangan
3
Istri Pelampiasan
4
Kehangatan
5
Berubah Sikap
6
Berubah Sikap 2
7
Kedatangan Cherin
8
Hati Yang Berdebar
9
Jangan Panggil Tuan
10
Sarapan Utama
11
Kebahagiaan Kecil
12
Bunga Mawar
13
Pertanyaan Cinta
14
Masih Acuh
15
Mendatangi Erlan
16
Kepergok
17
Memaksa Lagi
18
Maaf Yang Tulus
19
Perasaan Diandra
20
Perangkap Cherin
21
Terbuai
22
Kembali Pulang
23
Pengumuman & Visual
24
Mencoba Menerima
25
Rencana Jalan
26
Bahagia Di Puncak
27
Gara-Gara Hujan
28
Sebuah Pertemuan
29
Rasa Yang Ditahan
30
Ulah Diandra
31
Melawan
32
Aku Mencintaimu
33
Kebahagiaan Diandra
34
Belanja
35
Perginya Erlan
36
Diandra Belajar
37
Sebuah Kabar
38
Sebuah Kabar 2
39
Kedatangan Erlan
40
Kabar Mengejutkan
41
Berusaha Kuat
42
Berusaha Kuat 2
43
Morning Sickness
44
Kabar Mengejutkan 2
45
Semangat dari Erlan
46
Kembali Berjuang
47
Rencana Bulan Madu
48
Malam Romantis
49
Keromantisan Erlan
50
Kecewa Lagi
51
Erlan Putus Asa
52
Saling Percaya
53
Sebuah Rencana
54
Keputusan
55
Siapa Dia?
56
Menemuinya
57
Kekhawatiran Erlan
58
Tes DNA
59
Ketahuan Nenek
60
Saling Menguatkan
61
Kebaikan Diandra
62
Pengakuan Cherin
63
Malam Itu
64
Minta Maaflah
65
Hasil Tes DNA
66
Cherin Dan Hanes
67
Cherin dan Hanes 2
68
Cherin Kabur
69
Cherin Dirawat
70
Hanes Dan Erlan
71
Pertemuan Haru
72
Double Date
73
Double Date 2
74
Kesedihan Diandra
75
Pengumuman Lagi
76
Rasa Campur Aduk
77
Semangat Berjuang
78
Semangat Berjuang 2
79
Sedikit Lagi
80
Akhirnya Berakhir
81
Berdebat Nama
82
Hidup Baru
83
Menjenguk Ezra
84
Masalah Baru
85
Hanes dan Sandra
86
Baby Blues
87
Keresahan Cherin
88
Penjelasan Hanes
89
Kebahagiaan Bersama
90
Akhirnya Pulang
91
Permintaan Erlan
92
Tasyakuran Cakra
93
Manjanya Erlan
94
Berhasil Tapi Menyesal
95
Hari Yang Indah
96
Masalah Perusahaan
97
Keputusan Erlan
98
Di Jebak
99
Jio dan Safira
100
Penjelasan Jio
101
Firasat Ezra
102
Nenek Kritis
103
Nenek Kritis 2
104
Melepaskan Beban
105
Godaan Hanes
106
Berduka Cita
107
Berkabung
108
Menata Kebahagiaan
109
Perjalanan Serjio
110
Waktu Berdua
111
Rencana Jio Gagal
112
Tidak Tertarik
113
Kabar Rahasia
114
Melamar Safira
115
Godaan Jio
116
Pejuang Restu
117
Kakak Tiri
118
Kembali Berkumpul
119
Jangan Iri Hati
120
Usul Diandra
121
Kejadian Aneh
122
Bukan Hantu
123
Saling Memaafkan
124
Happy Ending
125
Pengumuman Give Away
126
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!