Perang Mulut

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 19

Oleh Sept

Seperti Tom and Jerry, kini keduanya menatap dengan sini. Tidak ada kedamaian setelah mereka menikah. Tempat tinggal pun serasa di neraka. Karena keduanya sama-sama keras dan tidak ada yang mau mengalah.

"Itu kesalahan!" ucap Dito kemudian ke balkon. Tidak mau berdebat, atau mungkin karena sudah tahu dia salah.

Pria itu sepertinya melarikan diri. Karena apa yang ia ucapkan dan apa yang sudah terjadi sangat bertentangan. Gadis itu sampai hamil akibat kecerobohan Dito. Sampai dua kali, dan jelas itu bukan semata-mata adalah sebuah kesalahan. Gengsi, menolak apa yang terjadi, Dito mengatakan bahwa itu hanya kesalahan.

Beberapa saat kemudian, matahari sudah mulai meninggi. Tiwi sudah rapi sudah memakai baju kerjanya. Hari ini dia akan berangkat kerja seperti biasanya. meskipun di rumah sedang ada sang mertua.

Sementara itu, Dito masih di apartemennya. Sebelum mamanya pulang beliau sempat berpesan kepada Dito. Sang mama memberikan banyak nasehat untuk putranya yang akan menjadi seorang ayah tersebut.

"Dit, titip mantu Mama ya." Nyona Sonia meskipun belum mengenal baik Tiwi. Namun, sepertinya ia sudah membuka hati. Apalagi Tiwi hamil calon cucunya.

"Hemm," jawab Dito malas. Ia sepertinya enggan membahas Tiwi, jadinya iya-iya.

"Bukan anak kecil mah kok dititip-titipin," tambah Dito sambil menatap sang mama yang telah sibuk menata sesuatu ke dalam paper bag.

"Jangan dingin-dingin jadi suami nanti istrimu kabur," ucap mama. Tentukan dengan nada bercanda.

Dito kemudian mengusap wajahnya, ia terlihat tidak bersemangat apalagi perutnya masih terasa tidak enak sepertinya bayi itu benar-benar mengerjai sang ayah karena sampai sekarang Dito masih merasa perutnya mual-mual dan kalau pagi selalu muntah.

Melihat hal itu sang mama menyadari ia kemudian bertanya kepada Dito, "Apa kamu masih mual muntah, Dit?"

"Masih Ma," jawab Dito lemah.

"Kenapa ya ... coba kita konsultasi ke dokter mungkin ada obat yang bisa mengurangi rasa sakitmu itu." Nyona Sonia sebenarnya tidak terlalu khawatir, karena apa yang terjadi pada Dito sebenarnya banyak terjadi. Namun, lama-lama kok kasihan juga.

"Percuma, Ma. Dito sudah pergi ke dokter hasilnya tidak ada."

Melihat keadaan anaknya sekarang sang mama hanya tersenyum kemudian ia pun pamit karena ada keperluan saat itu.

"Ya sudah, kalau gitu Mama mau pulang, kapan-kapan Mama mampir ke sini lagi jaga istri sama calon anakmu itu, Mama nggak mau mereka kenapa-kenapa ... ya sudah mau pulang ya."

Dito mengangguk. Kemudian mengantarkan sang mama sampai lift.

"Hati-hati, Ma."

"Iya." Nyona Sonia pun pergi meninggalkan apartemen sang putra.

***

Di tempat lain di sebuah perusahaan di mana Tiwi selama ini bekerja. Tiwi sedang menikmati pekerjaannya, meskipun hamil muda ia tidak merasakan keluhan apapun karena semua sudah diwakili oleh sang suami.

Dia bebas makan apa saja tanpa mengeluhkan ini dan itu, sangat bertolak belakang dengan Dito. Hari-hari Dito dibuat menderita karena hamil simpatiknya sedangkan Tiwi ia lebih menikmati hidup.

Bukannya kasihan melihat Dito menderita Tiwi malah justru bahagia karena sikap dingin Dito membuatnya senang ketika pria itu menderita. Apalagi tadi sang mertua sempat chat katanya Dito sedang tidak enak badan. Kalau Tiwi sepat, ia meminta Tiwi untuk pergi ke rumah sakit mengantar Dito.

Di depan sang mertua Tiwi bersikap simpati, ia mengatakan ya, walaupun dalam hatinya tidak peduli sama sekali. Mau jungkir balik pun ia tidak peduli, apalagi ingat dengan sikap kasar, dingin dan arogan suaminya itu.

***

Sore hari, sekitar pukul 05.00 Tiwi sudah sampai di apartemen. Suasana sangat sepi dia tidak melihat Dito sama sekali Mungkin belum pulang pikir wanita tersebut.

Dengan santai Tiwi pergi ke kamarnya, ia membersihkan diri lalu memakai baju ganti, kemudian berhias di depan kaca. Hari ini dia akan ke luar.

KLEK

Ketika akan keluar Tiwi sempat kaget karena pintu terbuka. Hampir saja jantungnya copot karena dibuat terkejut.

"Mau ke mana?" tanya Dito dengan wajah yang sedingin es. Ia melihat penampilan Tiwi.

"Jangan tanya-tanya bukan urusanmu!" jawab Tiwi dengan ketus.

Mata pria itu langsung membulat sempurna, ia melihat ke arah Tiwi dengan kesal. Seperti tanpa beban, Tiwi pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengatakan pada Dito ke mana dia akan pergi.

"Dasar wanita," gumam Dito kesal.

Beberapa jam kemudian sudah pukul 10.00 malam tapi Tiwi belum kembali, bahkan dia tidak memberi kabar apapun.

"Ke mana wanita ini?" Dito mengintip keluar tapi tidak ada siapapun.

Pukul 11.00 malam.

Tiwi baru pulang karena sempat macet, ketika datang suasana apartemen sangat tidak rapi seperti biasanya, ada bantal di sofa, selimut berserakan, dan snack di atas meja, air mineral, semuanya berantakan di ruang tamu, di depan TV. Akan tetapi tidak ada orang sama sekali.

"Hadeh ... apalagi ini?" gerutu Tiwi kemudian meletakkan tas. Ia merapikan semuanya satu persatu.

KLEK

Tiwi menoleh, dilihat Dito keluar dari kamar. Wajahnya layu, pucat, bibirnya juga.

"Jam berapa ini?" omel Dito.

Tiwi hanya melirik, kemudian melakukan sisa snack serta botol bekas ke tempat sampah.

"Hei ... kau punya mulut tidak?"

Dari pada emosi, Tiwi memilih cuek. Dia mondar-mandir membersihkan ruangan, tanpa melihat Dito. Seperti tidak menganggap laki-laki itu ada.

"Aku sedang bicara denganmu, dan ini tempat tinggalku. Jangan pulang pergi seenaknya!" kata Dito sambil marah. Wajahnya pucet, masih sempat marah-marah.

SETTT ...

Saat Tiwi lewat begitu saja, tanpa peduli padanya. Dito langsung menangkap tangan Tiwi.

"Jangan pegang-pegang!" sentak Tiwi sambil melotot.

Dua manusia itu seperti tikus dan kucing yang tidak pernah bisa akur. Bila berjumpa, selalu saja saling serang, atau menyindir dengan sindiran halus atau kasar.

Manusia sama-sama kepala batu, tidak peduli sudah ada anak di antar mereka. Baik Dito maupun Tiwi, keduanya sama-sama memiliki ego yang sangat tinggi.

Kini, mata Dito melotot tajam karena bentakan dari Tiwi.

Bersambung

klik profile Sept ya ... atau ketik Sept di kolom pencarian ya. Ada 24 cerita yang tersedia, semoga kalian suka. Dan bisa menghibur waktu luang kalian. Terima kasih bestiiii.

FB Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Dahlia Anwar

Dahlia Anwar

kalau ngadepin laki laki tidak tau diri kaya Dito itu harus di kerasin juga terus di cuekin terus tinggalin

2023-05-16

3

Fadilah Herbalis Nasa

Fadilah Herbalis Nasa

emang enak di cuekin sama Tiwi

2023-03-03

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

ya Tiwi belajar darimu coba Kamu bersikap sebagai mana mestinya pasti Tiwi juga sebagai wanita akan luluh...😚😚tetapi melihat sikapmu saja bikin mual

dan TREMOSI..belum apa apa sudah suruh tanda tangan 😭😭 tunggu lah perasaan sakit ketika di abaikan oleh mantan istri dan darah daging mu 🥺🥺

2023-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!