Tanggung Jawab

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 12

Oleh Sept

Di salah satu bangku rumah sakit. Pak Burhan sedang duduk dengan tenang, tapi tangannya mengepal. Sepertinya siap memberikan bogem mentan untuk laki-laki yang duduk di sebelahnya. Insting sebagai orang tua Tiwi, ia merasakan bahwa laki-laki itu adalah pelakunya.

Bahwa dia mungkin adalah orang yang selama ini Tiwi sembunyikan, pria yang membuat anaknya sampai hamil tanpa ikatan pernikahan sebelumnya.

Setelah menarik napas panjang untuk kontrol emosi, pak Burhan lantas bertanya secara langsung. Tanpa banyak basa-basi lagi.

"Apa kamu orangnya?" tanya pak Burhan. Meskipun pertanyaan sederhana, sepertinya sulit untuk dijawab. Dan sepertinya juga Dito tahu yang dimaksud pasti ayah dari janin yang kini dikandung Tiwi.

"Belum 100 persen benar, karena kami belum memastikan," kata Dito kemudian. Ia masih sedikit mengelak, itu karena belum ada bukti nyata yang dijadikan acuan bahwa Tiwi hamil anaknya.

"Apa kamu bilang?" sentak pak Burhan yang sudah tidak bisa menahan diri. Tangannya mengepal, siap untuk nonjok orang.

Papa dari Tiwi tersebut kemudian langsung menarik kerah kemeja yang dipakai Dito. Dia menatap marah pada laki-laki tidak punya tanggung jawab tersebut. Rasanya ingin sekali melawan hukum dan main hakim sendiri. Namun, ia sadar. Ini negara hukum, segala sesuatu ada undang-undangnya.

"Kita ke kantor polisi sekarang!" kata pak Burhan kemudian yang mencoba menahan diri. Sungguh ia ingin memukul laki-laki yang menurutnya tidak gentle tersebut.

Dito panik dong. Kemudian melepaskan cengkraman tangan pak Burhan. Ia mencoba tidak membuat suasana semakin memanas.

"Oke ... Kita bisa selesaikan baik-baik," Nada bicara Dito merendah. Bisa gawat kalau sampai ke pengadilan. Pasti dia kalah, kalau terbukti itu adalah anaknya. Apalagi mualnya kambuh. Saat itu juga Dito ingin mengumpat kesal.

"Bawa keluargamu ke rumah, saya tunggu lusa!" ucap pak Burhan tegas. Dia juga ingin bertemu keluarga pria yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Dito tambah panik, tapi kemudian mengiyakan saja. Pak Burhan sudah memberikan kartu namanya, pasti Dito tahu alamat dia tinggal di mana.

"Lebih dari dua hari kamu gak datang, saya pastikan membawa ini ke jalur hukum!" ancam pak Burhan.

Dito pun pasrah, sepertinya ia sedang apes saat itu. Sampai-sampai membuat Tiwi si gadis asing itu hamil.

***

Tiwi sudah sadar, ia lega karena begitu bangun sang papa ada di sebelahnya. Namun, ia semakin terkejut ketika papanya cerita. Lusa keluarga Dito akan datang ke rumah. Kalau tidak, ia akan menyeret laki-laki itu ke dalam sel penjara.

"Pa!"

"Kali ini, biar Papa yang bereskan!" ucap pak Burhan kemudian keluar. Ia akan ke ruangan lain, di mana sang istri sedang dirawat juga. Namun, ia merasa lega, setidaknya sudah terlihat hilalnya, siapa pria yang tidur dengan Tiwi tersebut.

Sementara itu, Dito kini sudah tiba di rumah. Tanpa basa-basi ia langsung mengatakan apa yang terjadi pada mamanya.

"Ma," panggil Dito yang baru pulang.

"Honey ... kamu ini, baru pulang Indonesia sudah keluyuran. Mama kangen, kamu gak kangen Mama? Buat apa kamu kembali kalau gak pernah di rumah? Ini lalu apa bedanya kamu di Italia?" protes sang mama panjang lebar. Nyona Sonia kemudian memperhatikan wajah putranya yang kusut tersebut.

Dito ini sudah kena ngidam, aroma parfum sang mama sedikit saja membuatnya mual. Tidak mau bicara panjang lebar dengan sang mama, Dito langsung to the point.

"Ma."

"Iya, Honey. Ada apa? Kamu manggil Mama terus?" sang mama mulai curiga. Nyona Sonia lalu memperhatikan ekspresi putranya dalam-dalam.

Dengan kasar Dito mengusap wajahnya. Kemudian bersandar di sofa. Kelihatan sekali kalau banyak masalah.

"Ada apa? Katakan! Jangan buat Mama mati penasaran." Nyona Sonia semakin penasaran karena Dito malah diam saja.

Dito menatap wajah mamanya dalam-dalam, sambil memperhatikan reaksi selanjutnya saat ia mengatakan sesuatu yang mungkin cukup mengejutkan.

"Dito membuat seorang gadis hamil," ucap Dito dan suasana langsung membeku. Waktu seolah berhenti kala itu.

'Astaga, bercandanya lucu sekali,' batin sang mama lalu tersenyum. Sampai Dito heran dengan reaksi sang mama.

"Ma ... Dito gak sengaja melakukan hubungan sampai wanita itu hamil." Dito kembali menjelaskan, tapi respon namanya malah datar. Seolah apa yang ia katakan hanya sebatas candaa.

'Ini bercanda ... mungkin dia alasan, gara-gara gak mau aku jodohin. Anak jaman sekarang, ada saja pranknya,' batin sang mama yang masih suka positive thinking.

Dito heran, ini mamanya kok responnya biasa saja. Apa ada yang salah? Ia pun bertanya-tanya.

"Sepertinya Dito harus tanggung jawab," ucap Dito lagi karena reaksi sang mama kelewat biasa saja.

"Sudah, jangan bercanda. Kamu mandi sana. Bau polusi asap kendaraan," ujar sang mama sambil menutup hidung.

Wanita itu kemudian merapikan bunga, memotong bunga-bunga cantik tersebut lalu memasukkan ke dalam vas mahal. Tidak mau mendengar bualan sang putra. Masa putranya yang dingin itu membuat gadis hamil? Ada-ada saja. Nyona Sonia mengenal putranya, rasanya tidak mungkin Dito membuat hamil anak orang.

Dito lantas mengusap wajah dengan berat, kemudian menatap mamanya dengan wajah serius. Seolah mengatakan dia tidak sedang bercanda.

"Mama pikir Dito suka bercanda tentang hal serius seperti ini?" tanya Dito dengan ekspresi meyakinkan.

"Dito ... sudah. Mama gak mau bercanda. Ini gak lucu!" timpal nyonya Sonia yang lelah dengan ocehan dan omong kosong putranya itu.

"Ish!" Dito lama-lama kesal.

"Gadis itu sekarang di rumah sakit, dia drop! Sepertinya tertekan karena hamil tanpa suami." Pernyataan Dito barusan diucapkan dengan nada serius. Membuat nyonya Sonia langsung menatapnya kaget.

SETTT

Sang mama langsung menoleh, meletakkan bunganya begitu saja.

"Aku serius, Ma!"

"Pa ... Papaaa ... Paaaa!" panggil sang mama sambil naik ke lantai atas.

Wanita itu jelas panik, pulang-pulang dari Italia malah dapat kabar akan punya cucu, sedangkan menikah saja belum.

"Ada apa, Ma? Berbisik sekali."

Sesaat kemudian, wanita itu cerita intinya saja. Jelas suaminya ikut shock.

"Kau mau mencoreng nama keluarga?" omel sang papa.

Bukannya takut, Dito hanya melirik sinis. Kemudian langsung ke kamarnya. Ia muak dengan laki-laki tersebut. Ada dendam yang belum bisa ia lupakan.

"Dit ... Dito!"

***

BRUAKKK

Dito membanting pintu kamarnya sangat kencang. Melampiaskan amarahnya pada pria paruh baya tersebut.

Pria itu adalah satu-satunya alasan ia ingin mengakhiri hidup waktu itu. Di mana Tiwi malah datang menyeretnya di tepi laut.

BERSAMBUNG

Klik profile Sept

Ada 24 judul yang tersedia silahkan pilih ya.

IG Sept_September2020

Fb Sept September

Jangan lupa, like, Komen, dan rusuhhh heheheh

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

seperti nya ada permasalahan antara Dito dan ayahnya yang belum terungkai..

2024-04-26

0

Diana diana

Diana diana

nyimak nech motif Dito mau bundir

2024-01-19

0

Mrs.Labil

Mrs.Labil

astaga 😅 emang anak mm suka becanda ya ? 🤣🤣🤣🤣

2023-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!