Hati Tiwi

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 10

Oleh Sept

Pertemuan tak terduga antara Dito dan Tiwi cukup membuat Tiwi terdiam untuk sesaat. Tiwi yang kala itu berjalan di area parkiran, tidak sengaja menatap ke depan. Seorang pria berdiri tegak menatapnya tajam. Pria yang membuat hidupnya jadi jungkir balik tak karuan.

'Apa ini adalah ilusi? Aku bertanya-tanya, tapi enggan mencari. Namun, sekarang dia malah muncul di depanku. Aku sepertinya stress berat, membuatku berhalusinasi.'

Tiwi bermonolog sendiri, dia tidak percaya saat melihat sosok di depannya itu. Mana mungkin pria yang ada di Italy tiba-tiba ada di depannya. Ini pasti karena dia stress berat.

"Dia mendekat," gumam Tiwi kemudian mengerjap berkali-kali. Berharap ia tersadar dari lamunan semu yang ada di depannya. Mana mungkin pria itu ada di depannya. Bukankah pertemuan terakhir mereka adalah di Italia, mana mungkin pria itu ada di Indonesia? Tiwi terus saja menepis, padahal matanya jelas-jelas sudah melihat Dito.

Ia kemudian terkejut ketika pria itu bicara pada dirinya.

"Aku perlu bicara denganmu!" ucap Dito yang membuat Tiwi sadar, bahwa dia tidak halu. Bahwa pria itu sepertinya pria yang sama. Pria yang tidur dengannya di Italia.

***

Sesaat kemudian, Dito membawa Tiwi ke dalam mobilnya. Di dalam mobil, sopir Dito pin disuruh menunggu di luar, sedangkan di dalam mobil di kursi belakang, ada Dito yang duduk dengan Tiwi. Ada sela di antara mereka duduk, seolah takut kena penyakit menular. Mereka duduk berjarak dengan suasana yang tidak nyaman untuk keduanya.

"Kau tahu siapa aku?" tanya Dito dingin. Ia membuka obrolan dengan sangat kaku. Mungkin karena mereka tidak saling kenal, tapi memiliki sesuatu yang harus dibahas.

Tiwi kemudian menggeleng, sepertinya pria itu bukan model meskipun wajahnya tampan. Rasanya wajah itu sangat asing, jadi Tiwi pun tidak kenal siapa pria tersebut. Maksudnya tidak tahu namanya.

"Cih! Kau mau memerasku bukan?" tuduh Dito to the point.

Mendengar pertanyaan pria itu, Tiwi seketika bingung. Pria itu bicara apa?

"Jangan munafik, itu cara basi untuk menjerat laki-laki kaya. Kau pasti sudah merencanakan ini. Dimulai dari kejadian di pantai waktu itu. Kau pasti menguntit! Kau sengaja menjebak ku kan?" tuduh Dito.

Tiwi semakin bengog. Matanya memincing menatap pria sok di depannya. Baru ketemu tapi sudah menuduh yang macam-macam.

"Tunggu, kau sedang bicara apa?" tanya Tiwi dengan emosi karena pria di depannya bicara sangat ngawur.

"Aku tanya sekali kali lagi, apa benar kau hamil?" tanya Dito kemudian.

GLEK

Tiwi kaget, kenapa pria itu tahu. Kan dia belum ngomong. Dia bahkan belum mengatakan apa pun. Bagaimana bisa pria itu tahu kalau dia sedang hamil. Apa pria itu juga tahu ayah dari janin yang ia kandung?

"Dari mana kau tahu aku hamil?" tanya Tiwi yang penasaran.

'SIALLL!' Seketika Dito mengumpat kesal dalam hati. Ia malah terlihat sangat tidak suka.

"Jadi kau benar hamil? Anak siapa?" suara Dito sangat tenang, tapi cukup membuat Tiwi terganggu. Tiwi pun diam tidak menjawab.

"Kau sengaja menunggu aku mencarimu? Kau mau kompensasi bukan? Ini sungguh cara licik!" cecar Dito yang sudah salah paham. Karena banyak kasus di luar sana. Wanita menjebak seorang pria kaya hanya untuk materi dan uang. Dan ia pikir, Tiwi melakukan hal yang sama, kini dia merasa sebagai korban.

"Maaf, seperti anda salah!" jawab Tiwi tegas.

Tiwi langsung memegangi pintu, ia lebih baik keluar. Pertemuan dengan ayah si janin malah membuatnya terhina. Ia menyesal pernah tidur dengan pria seperti itu. Pikirannya picikkk, dan sangat menjelekkan.

"Berapa yang kau mau?" tanya Dito yang membuat Tiwi terpaku.

Tiwi pun langsung menoleh. Dia menatap tajam pada Dito.

"Aku tidak butuh uangmu. Dan ini bukan bayimu!" ujar Tiwi marah, ia keluar dengan rasa jengkel dan gusar.

Tap tap tap

Tiwi berjalan sangat cepat, ia kesal. Kenapa harus bertemu dan berhubungan dengan pria seperti itu. Ini adalah musibah besar dalam hidupnya.

Hufff

'Kenapa juga harus dengan pria seperti itu ...!' Tiwi ingin teriak rasanya, benar-benar dibuat kesal oleh Dito.

CHITT

Tiwi langsung terhenyak. Mobil tadi berhenti menghalangi jalan Tiwi. Makin marahlah si Tiwi.

"Masuk!" ucap Dito sambil membuka pintu mobilnya.

Tiwi tidak peduli, ia terus saja masuk ke dalam rumah sakit. Sedangkan Dito, ia kembali dibuat tersiksa dengan rasa mual yang terus menyerang. Lambungnya terasa perih, ia mengumpat berkali-kali. Mengapa rasa tidak nyaman itu kembali menyerang.

"Siallll!"

Tap tap tap

Dito menyusul Tiwi yang pergi berlalu begitu saja. Sambil membungkam mulut dengan tisu aroma mint, Dito masuk rumah sakit. Ia mengejar Tiwi. Ia mengikuti ke mana Tiwi pergi. Karena gadis itu saat ini adalah sumber deritanya. Rasa mual dan muntah membuatnya tersiksa. Dia ingin memastikan sesuatu. Apa benar ucapan omong kosong sang dokter, Richard.

Dilihatnya dari kejauhan Tiwi menghilang di ujung lorong rumah sakit yang panjang. Dito menatap sekitar, kemudian mendengar suara gaduh dari salah satu ruangan.

Samar-samar ia mendengar keributan. Makin lama makin terdengar cukup kencang.

"Pulanglah, mama akan drop kalau melihatmu!" usir pak Burhan. Ia seolah tidak peduli dengan perasaan Tiwi. Mungkin karena sudah lelah dan saking jengkelnya pada Tiwi yang sudah mencoreng nama baik keluarga.

"Pa ..." Mata Tiwi mulai berkaca-kaca. Bagaimana pun juga, ia juga menyesali apa yang sudah terjadi.

"Kamu gak dengar Papa?" sentak sang papa.

Tiwi akan bicara, tapi ia kembali diusir. Tiwi yang cemas melihat kondisi sang mama, memilih bertahan di sana. Tidak peduli papanya juga tidak mau menatapnya.

Tut Tut Tuttt ... tutttt

Terdengar monitor jantung mamanya yang tidak stabil. Tiwi panik, ia lalu mendekati sang mama. Sambil memanggil mamanya.

"Ma ... Ma."

Beberapa saat kemudian, datang beberapa tim medis. Dito berpapasan dengan para dokter tersebut, kemudian melihat Tiwi keluar dari salah satu kamar di mana dokter-dokter itu masuk. Tiwi keluar sambil mengusap pipinya, ia bersandar pada tembok rumah sakit kemudian memukuli perutnya.

"Ini karena kamu ... ini karena kamu!"

Gadis itu terisak, dan Dito menatap pemandangan itu dengan shock. Melihat Tiwi memukul perutnya.

"Apa yang kau lakukan?" sentak Dito saat melihat Tiwi memukul perutnya sendiri. Dito terlihat marah kala itu.

Ada ikatan yang tidak terlihat, seperti rasa sakit ketika Tiwi memukul janinnya. BERSAMBUNG

Yuk, klik profile Sept ada 24 judul yang tersedia silahkan pilih, mana yang kalian suka ya. Semoga terhibur. Atau ketik nama Sept di kolom pencarian. Temukan banyak cerita yang Sept tulis. Terima kasih.

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kasian Tiwi....

2024-04-26

0

ulfah maria

ulfah maria

bengong

2024-03-29

0

putia salim

putia salim

nama tuanya sm asistenya,kerenan nama asistenya,
Samuel,Dito ky nama kang martabak🤭😂😂😂😂😂

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!