Suami Galak

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 14

Oleh Sept

"Selamat, Sayang," ucap nyonya Haidar sembari memeluk putrinya dengan erat. Dia tidak mengira, akhirnya putrinya menikah juga. Bayang-bayang buruk yang sempat ia pikirkan, ternyata tidak terjadi. Ia yang merasakan bakal malu karena putrinya hamil tanpa suami, kini merasa lega. Ketika kata SAH menggema, nyonya Haidar benar-benar plong. Sementara itu, Tiwi mencoba untuk tetap tersenyum, meskipun hatinya menangis.

Banyak ucapan selamat yang datang, ratusan doa yang terucap untuk pernikahan keduanya, tapi sang pengantin terlihat tidak bahagia. Bagi teman-teman Tiwi yang kebetulan hadir, mereka merasa aneh. Setahu mereka Tiwi pacaran lama sama Alex, tapi ini kok menikah dengan pria lain. Ganteng sih, tapi aneh saja. Pacaran sama siapa, menikahnya sama siapa.

"Selamat ya, Beb," kata rekan kerja Tiwi yang kebetulan hadir di sana. Dia tidak mau ketinggalan moment istimewa temannya. Meskipun sempat heboh di kantor, karena Tiwi gagal nikah beberapa bulan lalu.

"Makasi sudah dateng," ucap Tiwi kemudian basa-basi. Padahal, ia ingin menghilang dari sana.

Begitu juga dengan Dito. Bibirnya capek berusaha tetap tersenyum pada orang-orang. Seperti Tiwi, dia pun ingin meninggalkan tempat tersebut.

Tidak terasa, acara pun berjalan sangat lancar. Hampir tidak ada kendala yang berarti. Hanya sempat hujan gerimis sebentar.

Menjelang siang, tamu pun mulai habis. Semua sudah kembali pulang ke rumah masing-masing.

Orang tua Dito juga pamit, mereka meninggalkan Dito di sana. Dito akan menginap beberapa hari di rumah mertuanya. Meksipun Dito sudah memiliki apartment pribadi. Ini adalah permintaan pak Burhan. Mereka harus menginap di rumah orang tua Tiwi. Karena pak Burhan belum mengenal Dito. Dia masih ragu dengan menantunya itu. Mungkin takut Tiwi kenapa-kenapa.

***

Kediaman keluarga pak Burhan kini benar-benar sepi. Sudah tidak ada tamu lagi, hanya para ART dan beberapa karyawan EO yang mulai membereskan sisa-sisa setelah acara pernikahan.

Sedangkan sang pengantin, sore itu sudah masuk ke dalam kamar. Tiwi selesai mandi, ia kini mengeringkan rambutnya di depan meja rias. Sementara itu, Dito yang sekarang membersihkan diri di kamar mandi.

Aneh rasanya, tinggal satu ruangan dengan pria asing tersebut. Suasana sama-sama tidak nyaman untuk keduanya. Apalagi Dito terpaksa menginap beberapa hari ke depan. Membuat keduanya merasa tidak menyukai suasana seperti ini.

Di luar kamar, nyonya Haidar mondar-mandir.

"Mama itu kenapa?" tanya suaminya.

"Tiwi kok belum keluar, Pa?"

"Astaga, mungkin mereka lelah. Biar istirahat."

"Tapi mereka belum makan siang, Pa. Apalagi haru mulai gelap, pasti mereka lapar."

"Kalau lapar juga akan ambil makan sendiri. Sudah, Mama istirahat juga. Jangan sampai kelelahan."

Nyonya Haidar pun menurut pada suaminya, sembari melirik pintu kamar pengantin yang tertutup sejak tadi.

***

Di dalam kamar pengantin, Dito sudah selesai mandi. Pria itu kemudian langsung ke balkon, tanpa bicara atau menyapa Tiwi yang sejak tadi duduk di meja rias. Dito memilih menghindar, karena pernikahan ini bukanlah keinginan Dito. Harinya sudah terisi oleh perempuan lain. Kalau Tiwi tidak hamil, dia enggan tanggung jawab dan menikahi Tiwi.

Hari mulai gelap, pagi tadi sempat gerimis, semakin malam hujannya turun makin lebat. Terpaksa Dito langsung masuk, dia kemudian menutup pintu balkon.

KLEK

Dito tidak melihat Tiwi sama sekali, ia pun memilih rebahan di sofa. Sesaat kemudian, pintu terbuka. Tiwi masuk membawa banyak makanan.

"Mau makan?" tanya Tiwi kaku.

"Tidak, aku tidak lapar," jawab Dito kemudian langsung membelakangi Tiwi.

'Terserah ... mau makan atau tidak, aku juga gak maksa!' batin Tiwi kemudian meletakkan makanan di atas meja. Karena Tiwi sudah makan duluan ia pun berangkat tidur. Membiarkan suaminya di sofa, sedangkan ia di kasur yang empuk.

Biasa menyalakan pengharum ruangan, Tiwi saat akan tidur, menggantinya dengan aroma baru. Lebih soft dan wangi.

Tidak lama kemudian, Dito langsung beranjak. Pria itu langsung masuk ke kamar mandi.

Huekkk huekk ...

Tiwi sampai heran, suaminya itu kenapa.

"Dia pasti masuk angin gara-gara telat makan," gumam Tiwi.

KLEK

Dito keluar dengan wajah pucat.

"Makan dulu, mungkin mag kamu kambuh," ucap Tiwi.

Dito melewati Tiwi tanpa kata.

'Ini semua karena bayi itu!' omel Dito dalam hati.

"Tolong jangan pakai wangi apapun di dalam ruangan, aku mual!" ucap Dito kemudian rebahan.

"Kan wanginya seger," gumam Tiwi kemudian mematikan pengharum ruangan matik miliknya, juga mematikan aroma therapy yang biasa ia nyalakan saat akan tidur.

***

Tengah malam, Tiwi terbangun. Dilihatnya Dito baru keluar dari kamar mandi.

"Apa kamu kurang enak badan?" tanya Tiwi.

"Tidak usah ikut campur urusanku, urus sendiri urusanmu," cetus Dito galak.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

dia di kasian malahan jawabnya galak....tidak payah urus tu Dito....

2024-04-26

0

ulfah maria

ulfah maria

hari

2024-03-29

0

Siti Zamarah

Siti Zamarah

yeyyyy galak amat kamu dito ..dasar

2023-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!