Italy

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 2

oleh Sept

Italia

Seorang gadis duduk sendiri di sebuah pantai, matanya menatap kosong. Seharian ini dia hanya duduk terdiam, sampai langit mulai gelap. Ya, dia adalah Tiwi, gadis yang baru saja gagal nikah. Gadis itu terlihat terpukul atas pernikahannya yang sudah gagal.

Tiwi termenung seorang diri di pantai Cala Goloritze, pantai berukuran kecil yang terletak di wilayah selatan Sardinia, dan pantai ini berada di bawah jurang bebatuan kapur dan menjadi salah satu destinasi wisata paling favotit di kawasan Sardinia.

Cala Goloritze sendiri dapat diakses dengan mengendarai mobil. Seperti yang Tiwi lakukan, ia menyewa mobil di sana. Tiwi yang putus cinta, ingin pergi jauh. Dan lucunya ia malah ke Italia, harusnya tempat bulan madunya.

"Sialll!"

Tiwi menghela napas berat, kemudian menggenggam pasir di tangannya, semakin ia genggam, semakin pasir itu habis dan hilang. Seperti cintanya yang mulai hilang, ganti dengan rasa benci yang besar. Untung pemandangan di tempat ini sangatlah menakjubkan dengan dikelilingi tebing menjulang tinggi serta hamparan lautan biru yang indah. Membuat Tiwi terhibur sedikit.

Tidak terasa, hari semakin gelap. Tiwi yang duduk seorang diri kemudian hendak pergi. Ia akan kembali ke hotel tempatnya menginap. Akan tetapi, tanpa sengaja matanya menatap seorang pria berpakaian rapi tiba-tiba berjalan terus menuju ombak.

"Apa dia mau mati? Pria gilaa!" gumam Tiwi.

Gadis itu pun melanjutkan langkahnya, tapi baru beberapa langkah ia merasa tidak enak. Hatinya terusik. Bagaimana pun juga dia tidak mau menjadi saksi atas kematian seseorang nantinya. Tapi dia juga tidak mau ikut campur, lama-lama jadi galau.

"Biar ... kalau mau mati ... mati saja!" ucapnya sambil menenteng sepatu. Mulutnya berkata begitu, tapi tubuhnya langsung berbalik. Ya, dia memilih menolong pria tersebut.

"Hey! Kau mau mati? Kalau mau mati! Jangan di depanku! Menganggu saja!" teriak Tiwi kencang.

BYURRR ...

Ombak besar menerjang, sosok pria berpakaian rapi itu tidak kelihatan. Panik, Tiwi langsung berlari menuju ke tempat pria itu menghilang. Dia berusaha berjalan di tengah ombak.

"Tidak bisahkah aku hidup tenang?" ucap Tiwi kesal, kemudian berjalan semakin ke dalam. Menceburkan diri ke air laut yang begitu dingin di malam itu.

Tidak lama untuk mencari, karena Tiwi ini perenang handal. Apalagi tubuh pria tersebut belum terseret semakin dalam.

"Kalau mau mati! Jangan menyusahkan!" omel Tiwi sambil melakukan CPR. Dia melakukan pertolongan pertama untuk pria tersebut agar bisa selamat. Ia coba berkali-kali tapi belum ada hasil, akhirnya Tiwi memberikan napas buatan lagi. Tidak lama berselang, pria itu langsung terbatuk, memuntahkan air yang tadi tertelan. Bukannya terima kasih, ia langsung duduk dan menepis tubuh Tiwi.

"Astaga!" pekik Tiwi heran dengan reaksi pria yang ia tolong. Garang sekali, padahal habis diselamatkan nyawanya.

Pria itu mencoba berdiri, tapi sempoyongan. Beberapa kali hampir jatuh, tapi Tiwi kali ini tidak peduli.

"Mati saja!" umpat Tiwi kesal kemudian? bangkit. Ia mengusap pakaiannya yang basah dan banyak pasir yang menempel.

BRUGHHHH ...

Tiwi yang fokus memberikan pasir yang melekat di pakaiannya, seketika mendongak ketika melihat pria itu pingsan beberapa langkah di depannya.

***

Rumah sakit

Ya, Tiwi terpaksa membawa pria itu ke UGD dengan bantuan orang yang kebetulan melintasi di pantai. Pria tersebut benar-benar membuat Tiwi kerepotan. Kalau dilihat dari tampangnya sih orang Indonesia, sama sepertinya. Hanya karena sama-sama orang Indonesia, akhirnya Tiwi menolong.

Ia juga heran, jauh-jauh ke Italia masih saja ketemu dengan bangsanya. Tiwi yang kelelahan, ia bersandar di kursi besi yang dingin, sambil menunggu pria tersebut diobati.

KLEK

Pintu UGD terbuka.

Yang keluar pertama kali adalah dokter dengan jubah birunya. Dengan logat bahasa Inggris yang lancar, Tiwi berkomunikasi dengan dokter yang menangani pria yang tiba-tiba pingsan tersebut.

Singkat cerita, pria pingsan tersebut di bawa ke ruang rawat. Bukan keluarga, tapi Tiwi harus menjaga semalaman. Ingin ia tingalkan saja, tapi menunggu pria itu sadar dan menghubungi saudaranya.

Mungkin karena terlalu lelah, Tiwi sampai ketiduran. Gadis itu baru bangun ketika suster menyentuh pundak Tiwi.

Tiwi glagapan, kemudian mengusap matanya. Ranjang di depannya kosong, lalu ke mana pria asing itu? Suster malah mengatakan bahwa pasien sudah meninggalkan rumah sakit pagi tadi. Buru-buru Tiwi menatap jam tangannya.

"Apa? Jam 8 pagi?" gumamnya kemudian menatap jendela yang sudah terang benderang.

Tiwi ke bagian administrasi. Semua sudah dibereskan oleh pria asing itu. Satu yang membuatnya penasaran, mengapa pria itu tidak mengucapkan terima kasih, pergi begitu saja setelah ditolong dan dibawa ke rumah sakit. Benar-benar tidak tahu terima kasih.

Sepanjang lorong rumah sakit, Tiwi terus saja menggomel. Ia kemudian menuju parkiran mobil. Menyalakan mesin sambil terus mengumpat pria yang ia tolong semalam.

***

Di tempat lain. Di sebuah mansion mewah, seorang pria duduk sambil memijit pelipisnya. Dia adalah Dito Narendra, pria 29 tahun yang semalam menengelamkan diri di laut.

"Tuan ... kalau nyonya besar tahu, mungkin beliau akan marah besar," ucap assisten pribadinya.

"Tolong tinggalkan saya!" ujar Dito dingin tanpa menatap sang assisten yang tadi sudah menjemput dari rumah sakit.

Beberapa waktu lalu, begitu sadar, Dito menelpon assisten pribadinya. Ia pinjam ponsel suster, kemudian pergi meninggalkan gadis yang menolong dirinya semalam, tanpa mengucap kata apapun.

Kini, pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Merebahkan kepalanya pada sandaran kursi. Kemudinya memejamkan mata. Ada alasan kuat, hingga ia memilih ingin mengakhiri hidup.

***

Hotel Alamadez

Tiwi sedang membersihkan diri setelah pulang dari rumah sakit. Niatnya untuk menenangkan pikiran paska batal nikah. Eh ia malah harus berurusan dengan pria yang pendek akal hingga ingin mengakhiri hidup di depan matanya.

"Gak usah mikirin cowok aneh itu lagi!" gumam Tiwi kemudian membasahi sekujur tubuhnya.

Sudah rapi, sudah wangi. Tiwi hendak keluar untuk mencari udara segar. Ia tidak ingin ke pantai. Kali ini ia ingin ke tempat mahal, sekedar mencari makan. Makasi siang plus sarapan yang sudah ia lewatkan.

Tiwi yang ingin menghilangkan setres, memesan makanan yang mahal-mahal, anggap saja ini adalah kompensasi untuk bulan madunya yang gagal. Setelah itu, ia ke pusat perbelanjaan. Membeli barang-barang bagus yang branded dan mahal.

Dia terlihat melupakan masalahnya, tapi sebenarnya tidak. Hatinya semakin terasa kosong, hingga akhirnya kakinya malah berhenti ke sebuah klab malam. Gadis yang hatinya telah rapuh itu, mulai mengila. Bersama yang lain, dia mulai menari seperti orang gila.

Beberapa laki-laki mendekati Tiwi, ikut menari bersamanya. Malam ini, Tiwi akan melakukan apapun untuk membuatnya melupakan segalanya. Melupakan patah hatinya akibat calon suami membuat hamil temannya.

Tiwi mulai kehilangan kesadaran, kepalanya terasa berkunang. Ia sempoyongan ketika hendak duduk di mejanya. Hingga seorang pria bule mencoba membopong Tiwi, tapi Tiwi menepisnya.

"Don't touch me!"

Bukannya pergi, pria bule itu malah semakin merangsek. Membuat Tiwi langsung mendorongnya.

Jelas bule tersebut emosi. Ia menarik lengan Tiwi, dan langsung mencengkram. Bule itu menarik paska si Tiwi, meskipun meronta dia sama sekali tidak peduli.

"Tuan ... bukannya itu gadis semalam?" tanya Samuel, assisten pribadi Dito.

BERSAMBUNG

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

balas budi Dito...

2024-04-26

0

Fadilah Herbalis Nasa

Fadilah Herbalis Nasa

selamat kan Tiwi dito

2023-03-03

1

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

selamat kan tiwi.... dito...

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!