CAMER

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 11

Oleh Sept

Tiwi masih memukul perutnya, dia benar-benar merasa bersalah atas memburuknya keadaan sang mama. Ini pasti karena janinnya, seorang anak yang tidak ia harapkan lahir ke dunia. Harusnya anak itu tidak lahir, harusnya semua ini tidak terjadi.

Gadis itu berada di ambang batas putus asa. Rasa bersalahnya membuncah tatkala kondisi nyonya Haidar drop. Sementara itu, Dito mulai ikut campur. Dia yang tadinya tidak ambil pusing dengan kehamilan Tiwi, merasa tidak nyaman ketika Tiwi memukul perutnya.

Yang salah adalah orang tua, anak itu tidak tahu apa-apa. Pria tersebut langsung mendekati Tiwi, kemudian mencengkram lengan gadis yang sudah ia buat hamil itu.

"Hentikan! Kau bisa membunuhnyaa!" sentak Dito dengan tatapan tajam. Ia tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu.

"Kau siapa? Apa pedulimu! Lepaskan tanganku! Jangan menyentuhku lagi!" bentak Tiwi.

Tiwi lantas balik marah-marah pada Dito. Karena pria itu, kini dia hamil. Karena pria itu, sekarang mamanya sakit. Sekarang Tiwi punya seseorang lagi yang harus disalahkan. Ia pun marah pada laki-laki yang sudah membuatnya hamil di luar nikah tersebut.

"Ini semuanya karena kamu!" kata Tiwi kemudian mengangkat wajahnya. Ia menatap dengan penuh benci dan marah. Dengan mata yang sembab dan berkaca-kaca, dia juga menunjuk badan Dito dengan tangannya.

"Ini karena kamu, kalau mama aku kenapa-kenapa ... aku gak akan maafin kamu, aku gak akan maafin kamu!" tambah Tiwi yang kala itu sangat emosional sampai tidak bisa kontrol emosi.

Tiwi yang kalut, mulai memukuli badan Dito. Namun, pukulan itu perlaha melemah, karena tiba-tiba saja gadis itu akan jatuh. Tubuhnya terasa lemas, ya karena sebenarnya kesehatan Tiwi pun bermasalah. Untung lah Tiwi jatuh ke badan Dito. Membuat pria itu menahan tubuhnya. Sebelum Tiwi jatuh ke lantai, Dito langsung menangkap tubuh gadis tersebut.

"Ish!" Dito mendesis kesal. Kemudian membopong tubuh Tiwi.

Dito kemudian mengamankan Tiwi, ia meminta pada tim medis untuk menolongnya kala itu.

***

Di ruang pemeriksaan. Tiwi sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Badannya lemah, sepertinya tidak bertenaga. Sebenarnya mungkin dia sakit, tapi tidak dirasa.

"Apa pasien sedang hamil?" tanya dokter saat menyentuh perut Tiwi. Ada sesuatu yang keras di sana saat ia berusaha menekan perut Tiwi. Ia menduga sang pasien sedang hamil.

Dito yang belum tahu jelas, dan pastinya bagaimana. Ia hanya mengangguk.

"Apa pasien sering pingsan? Kondisi ibu hamil berbeda dengan orang normal. Kalau bisa, pasien jangan banyak tertekan. Pingsan saat hamil juga tidak baik kalau sering. Tekanan darahnya juga sangat rendah. Harus extra menjaga moodnya. Biar janin berkembang dengan baik," tutur dokter panjang lebar. Dan hal itu membuat Dito diam seribu bahasa.

Beberapa saat kemudian.

Tiwi sudah sadar, bangun-bangun dia sudah ada di ruang khusus. Ditambah ada Dito yang duduk di sofa menatapnya. Tiwi melihat sekeliling, cukup kaget karena bangun di sana.

Gadis yang tengah hamil itu pun kemudian memaksa untuk turun, tidak peduli dengan tatapan heran dari pria yang ada di dekatnya itu.

"Mau ke mana kau?" tanya Dito saat melihat Tiwi akan turun dari ranjang.

"Bukan urusanmu!" cetus Tiwi langsung melepaskan selang infus yang menempel di tangannya. Tiwi seolah acuh dengan kesehatannya sendiri.

"Hei! Apa yang kalu lakukan?" sentak Dito yang merasa Tiwi keterlaluan. Ia melarang Tiwi yang telah sakit meninggalkan ranjangnya.

"Aku tidak akan mengusikmu, jadi tolong tetap seperti itu sebaiknya, jangan ikut campur urusanku" kata Tiwi tegas. Dia masih sakit hati, karena dituduh macam-macam. Dan lagi, Tiwi khawatir kondisi mamanya. Dia mau melihat kondisi mamanya.

Dito sampai heran, kok ada mahluk seperti Tiwi, menyebalkan. Tidak bisa dikasih tahu.

"Hey! Tiwi!" panggil Dito.

Dito sudah tahu nama gadis tersebut, ia sudah membongkar semua isi tas dan dompet Tiwi. Dan sudah mengetahui identitas diri si Tiwi.

'Kenapa dia tahu namaku?' Tiwi berbalik sekilas, kemudian berjalan kembali. Sejak kapan laki-laki itu tahu namanya?

"Wanita ini!" desis Dito kemudian mengikuti dari belakang ketika Tiwi kembali pergi darinya.

***

Tap tap tap

Sampai di depan kamar sang mama, Tiwi akan masuk. Namun, papanya kelihatan akan keluar. Lagi-lagi aura kemarahan terpancar dari sang papa.

"Mamamu sedang istirahat, jangan temui dulu. Pulanglah sekarang!" kata pak Burhan kemudian jalan melewati Tiwi.

"Pa ..." panggil Tiwi mengiba.

Hati papanya sudah mengeras, terus saja berjalan melewati Tiwi. Sedangkan tidak jauh dari sana, Dito melihat interaksi mereka berdua.

Tiwi yang tubuhnya lemah, dia merasakannya Kram perut lagi. Gadis itu memegangi perutnya, meringis menahan sakit.

Dito yang akan berpapasan dengan pak Burhan, ingin mundur dan menghindar. Namun, ketika melihat Tiwi nyaris ambruk lagi, dia langsung mempercepat langkahnya, maju ke depan.

"TIWI!" pekik Dito yang melihat Tiwi kala itu.

Brukkk ...

Dito berlari, pak Burhan juga kaget. Ia berbalik kemudian ikut menghampiri putrinya yang sedang tergeletak di atas lantai rumah sakit.

"Tiwi!" panggil pak Burhan. Semarah marahnya seorang ayah, Pak Burhan jelas khawatir melihat Tiwi pingsan. Di tengah rasa khawatir yang melanda, dia juga kaget saat melihat pria asing langsung membopong tubuh Tiwi.

"Mau kau bawa ke mana? Dia anakku!" cegah pak Burhan. Dia jelas tidak terima anaknya digendong pria asing.

Dito bangkit, masih sambil membopong kemudian melangkah menuju ruang perawatan Tiwi yang sebelumnya.

"Saya jelaskan nanti, Pak!" kata Dito yang tidak sempat menjelaskan secara detail dan panjang lebar. Ini kondisinya cukup genting, jadi acara perkenalan ditunda beberapa saat lagi.

Tap tap tap

Mereka bergegas ke ruang rawat inap. Di sana Tiwi langsung ditangani oleh tim medis sebelumnya.

"Bapak, saya bilang tadi apa? Tolong sedikit prihatin dengan kondisi istrinya, dia sedang hamil. Jangan biarkan ke mana-mana," omel dokter yang tadi menangani Tiwi.

Dokter tersebut memarahi Dito yang dirasa tidak bisa menjaga istrinya. Sementara itu, pak Burhan jelas shock. Ia kemudian menatap Dito penuh selidik.

"Kamu siapa?" tanya pak Burhan dengan muka serius. Matanya menatap dengan tatapan penuh selidik. Ia mulai curiga dengan laki-laki asing yang tidak pernah ia tahu tersebut.

Sementara itu, mulut Dito masih terkunci rapat. Dia juga bingung akan mulai menjelaskan dari mana. Siapa dia? Dan kenapa di ada di sana. Apalagi kalau pria paruh baya itu tahu bahwa dia yang membuat Tiwi hamil. Jangan-jangan dia akan dihajar sampai babak belur. Belum apa-apa, Dito sudah berpikir buruk sekali.

BERSAMBUNG

Bapak nanyaaaaa? Hehehe

Cuus klik profile Sept atau ketik nama Sept di kolom pencarian, semoga suka ... Ada 24 judul yang tersedia silahkan pilih ya.

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Dito kenapa diam....

2024-04-26

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

sudah seharusnya Kamu berprasangka buruk...Kamu juga begitu terhadap Putrinya... malah merendahkan... kenalan tu Camer...he he 😂😂💪💪👍👍

2023-02-03

1

Intan Lpg

Intan Lpg

kya'y yg nyebelin itu tuh qmu dito

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!